Sabtu, 29 September 2018

Kisah Ya'juj Dan Ma'juj


Saat menjelang wafat, Nabi Nuh a.s memanggil anak-anaknya untuk menghadap beliau. Maka Sam a.s segera tiba menemuinya, namun kedua saudaranya tidak muncul yaitu Ham dan Yafits. Akibat dari ketidakpatuhan Ham dan Yafits, Allah kemudian menurunkan ganjaran kepada mereka. Yafits yang tidak tiba alasannya lebih menentukan berdua dengan istrinya (berhubungan suami istri) kemudian melahirkan anak berjulukan Sannaf. Kelak kemudian Sannaf menurunkan anak yang ganjil. Ketika dilahirkan, keluar sekaligus bawah umur dalam wujud kurang sempurna. Selain itu ukuran besar dan bobot masing-masing juga berbeda, ada yang fisiknya besar sedangkan lainnya kecil. Untuk selanjutnya yang besar kemudian terus tumbuh hingga melebihi ukuran normal (raksasa), sebaliknya yang bertubuh kecil terus kecil ibarat liliput. Mereka kemudian dikenal sebagai Ya’juj dan Ma’juj.

Selain wujudnya yang ganjil, Ya’juj dan Ma’juj memiliki nafsu makan yang melebihi normal. Padahal bilamana mereka makan tumbuhan tertentu maka tumbuhan itu akan berhenti tumbuh hingga kemudian mati. Demikian pula jika minum air dari suatu tempat maka airnya tidak akan bertambah lagi. Sehingga banyak sumber-sumber air dan sungai menjadi kering karenanya. Masyarakat di sekitar mereka pun harus menanggung dampaknya yaitu krisis pangan dan air.

Karena interaksi sosial yang tidak aman akhir problem yang dibawa oleh Ya’juj dan Ma’juj ini maka mereka kemudian cenderung mengisolasi diri di suatu celah gunung di tengah-tengah komunitas induk bangsa-bangsa keturunan Yafits lainnya, yang antara lain mencakup bangsa: Armenia, Rusia/Slavia, Romawi dan Turk di wilayah-wilayah luas seputar Laut Hitam. Namun bilamana mereka membutuhkan makan dan minum, akan keluar secara serentak bahu-membahu ke daerah-daerah sekitarnya yang masih belum tersentuh oleh mereka sebelumnya. Karena kondisi fisiknya, mereka bisa menempuh perjalanan jauh dalam waktu relatif lebih pendek dibandingkan oleh insan normal. Bagi golongan raksasa alasannya mereka bisa melangkah dengan jangkauan lebar sedangkan golongan liliput ialah alasannya sedemikian ringan bobotnya terhadap gravitasi bumi sehingga jika berjalan sangat cepat ibarat meluncur bersama angin.

Pada puncak keresahan masyarakat pada masa itu, Allah SWT kemudian mengutus salah satu hambaNya yang berkulit kehitaman (tetapi bukan termasuk ras negro) dengan dua benjolan kecil (tidak bertulang tanduk) di kedua sisi keningnya yang bahwasanya lebih sering tak tampak alasannya tertutupi oleh surbannya yaitu Nabi Dzul Qarnain a.s untuk menghadang laju Ya’juj dan Ma’juj yang telah mengakibatkan kerusakan alam yang akan terus bertambah luas.

"Berilah Aku potongan-potongan besi," hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua puncak gunung itu, berkatalah dzulqarnain,"Tiuplah (api itu)," Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata,"Berilah saya tembaga (yang mendidih) semoga kutuangkan ke atas besi panas itu." -Al Kahfi: 96-

Sesuai petunjuk Allah, Nabi Dzul Qarnain a.s kemudian mengajak masyarakat di sekitar lokasi tempat tinggal Ya’juj dan Ma’juj untuk bahu-membahu menciptakan dinding tembaga dan besi yang akan menutup satu-satunya lubang keluar masuk mereka. Setelah selesai, masyarakat yang sebelumnya tinggal di erat dinding diajak untuk meninggalkan lokasi yang sudah kering tanpa air dan tumbuhan tersebut menuju ke tempat lain yang lebih layak untuk di huni.

"Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya." -Al Kahfi: 97-

Ya’juj dan Ma’juj yang telah terkurung terus berupaya membuka dinding logam tersebut dengan segala cara, bahkan dengan menjilatinya alasannya mereka tahu bahwa benda apapun yang mereka sentuh dengan mulutnya akan berhenti tumbuh/bertambah, kering atau tergerus. Cara ini bisa menciptakan bagian-bagian dinding yang mereka sentuh menjadi tipis. Namun setiap kali akan berlubang, Allah mengembalikan lagi kondisinya ibarat semula. Untuk bertahan hidup selama terkurung di balik dinding, Allah menumbuhkan homogen lumut, sebagai satu-satunya tumbuhan yang sanggup terus tumbuh dan justru makin bertambah banyak setiap kali dimakan oleh masyarakat Ya’juj dan Ma’juj.

"Dzulqarnain berkata,"Ini (dinding) ialah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah tiba akad Tuhanku. Dia akan menjadikannya hancur luluh, dan akad Tuhanku itu ialah benar." -Al Kahfi: 98-

Allah SWT juga mewahyukan kepada Nabi Dzul Qarnain a.s bahwa dinding itu akan terjaga dan gres akan terbuka jika saatnya tiba yaitu kelak menjelang datangnya Hari Kiamat. Kemudian Allah menjadikan mistik (tidak terlihat) lokasi dinding tersebut.

"Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi." -Al Anbiyaa: 96-

Mereka berusaha untuk keluar dengan banyak sekali cara, hingga hingga dikala matahari akan terbenam mereka telah sanggup menciptakan sebuah lobang kecil untuk keluar. Lalu pemimpinnya berkata,'Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita niscaya bisa keluar dari sini." Namun keesokkan harinya lubang kecil itu sudah tertutup kembali ibarat sedia kala atas kehendak Allah. Mereka pun resah tetapi mereka bekerja kembali untuk menciptakan lubang untuk keluar. Demikian kejadian tersebuat terjadi berulang-ulang.

Hingga kelak menjelang Kiamat, di final sore sehabis menciptakan lubang kecil pemimpin mereka berkata,“InsyaAllah, Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita niscaya bisa keluar dari sini.” Maka keesokan paginya lubang kecil itu masih tetap ada, kemudian terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar sebelumnya. Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah memuaskan nafsu makan dan minumnya di segala tempat yang sanggup mereka jangkau di bumi.

Pada dikala Ya'juj dan Ma'juj menyerang pada dikala mendekati final zaman nanti dan dikala itu masyarakat muslim termasuk Nabi Isa a.s yang telah terpojok di sebuah gunung (tur). Nabi Isa dan Umat muslim kemudian bahu-membahu berdoa kepada Allah semoga terhindar dari problem akhir perbuatan Ya’juj dan Ma’juj. Kemudian Allah SWT memerintahkan ulat-ulat yang tiba-tiba menembus keluar dari tengkuk Ya’juj dan Ma’juj yang pribadi menjadikan janjkematian mereka secara serentak. WaAllahu 'Alam.

0 komentar

Posting Komentar