Senin, 08 Oktober 2018

Dunia Islam : Dongeng Seorang Arab Badui Yang Dijamin Masuk Surga

Dunia Islam : Dongeng Seorang Arab Badui Yang Dijamin Masuk Surga

Suatu hari Rasulullah Muhammad SAW sedang tawaf di Kakbah, baginda mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: “Ya Karim! Ya
Karim!”

Rasulullah SAW menggandakan zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”

Orang itu berhenti di satu sudut Kakbah dan menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!”

Orang itu berasa dirinya di perolok-olokkan, kemudian menoleh ke belakang dan dilihatnya seorang lelaki yang sangat ganteng dan gagah yang belum pernah di lihatnya.

Orang itu berkata, “Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja mengejek-ngejekku, sebab saya ini orang badui? Kalaulah bukan sebab ketampanan dan kegagahanmu akan kulaporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”

Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum kemudian berkata: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”

“Belum,” jawab orang itu.

“Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?” tanya Rasulullah SAW.

“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya walaupun saya belum pernah bertemu dengannya,” jawab orang Arab badui itu.

Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab, ketahuilah saya inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.”

Melihat Nabi di hadapannya, beliau tercengang, menyerupai tidak percaya kepada dirinya kemudian berkata, “Tuan ini Nabi Muhammad?” “Ya,” jawab Nabi SAW.

Dengan segera orang itu tunduk dan mencium kedua kaki Rasulullah SAW.

Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik badan orang Arab badui itu seraya berkata, “Wahai orang Arab, janganlah berbuat menyerupai itu. Perbuatan menyerupai itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, Allah mengutus saya bukan untuk menjadi seorang yang takabur, yang minta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa gosip bangga bagi orang yang beriman dan membawa gosip menyeramkan bagi yang mengingkarinya.”

Ketika itulah turun Malaikat Jibril untuk membawa gosip dari langit, kemudian berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam memberikan salam kepadamu dan berfirman: “Katakan kepada orang Arab itu, biar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di Hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar.”

Setelah memberikan gosip itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula berkata, “Demi keagungan serta kemuliaan Allah, bila Allah akan menciptakan perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan menciptakan perhitungan denganNya.”

Orang Arab badui berkata lagi, “Jika Allah akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran magfirahNya. Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa luasnya pengampunanNya. Jika Dia memperhitungkan kebakhilan hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa dermawanNya.”

Mendengar ucapan orang Arab badui itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu sehingga air mata meleleh membasahi janggutnya.

Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam memberikan salam kepadamu dan berfirman: “Berhentilah engkau daripada menangis, bekerjsama sebab tangisanmu, penjaga Arasy lupa bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Sekarang katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan menghitung kemaksiatannya. Allah sudah mengampunkan semua kesalahannya dan akan menjadi temanmu di syurga nanti.”

Betapa sukanya orang Arab badui itu, apabila mendengar gosip itu dan menangis sebab tidak berdaya menahan rasa terharu.
Dunia Islam : Dongeng Seorang Arab Badui Yang Dijamin Masuk Surga

Dunia Islam : Dongeng Seorang Arab Badui Yang Dijamin Masuk Surga

Suatu hari Rasulullah Muhammad SAW sedang tawaf di Kakbah, baginda mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: “Ya Karim! Ya
Karim!”

Rasulullah SAW menggandakan zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”

Orang itu berhenti di satu sudut Kakbah dan menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi “Ya Karim! Ya Karim!”

Orang itu berasa dirinya di perolok-olokkan, kemudian menoleh ke belakang dan dilihatnya seorang lelaki yang sangat ganteng dan gagah yang belum pernah di lihatnya.

Orang itu berkata, “Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja mengejek-ngejekku, sebab saya ini orang badui? Kalaulah bukan sebab ketampanan dan kegagahanmu akan kulaporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”

Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum kemudian berkata: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”

“Belum,” jawab orang itu.

“Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?” tanya Rasulullah SAW.

“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya walaupun saya belum pernah bertemu dengannya,” jawab orang Arab badui itu.

Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab, ketahuilah saya inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat.”

Melihat Nabi di hadapannya, beliau tercengang, menyerupai tidak percaya kepada dirinya kemudian berkata, “Tuan ini Nabi Muhammad?” “Ya,” jawab Nabi SAW.

Dengan segera orang itu tunduk dan mencium kedua kaki Rasulullah SAW.

Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik badan orang Arab badui itu seraya berkata, “Wahai orang Arab, janganlah berbuat menyerupai itu. Perbuatan menyerupai itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, Allah mengutus saya bukan untuk menjadi seorang yang takabur, yang minta dihormati atau diagungkan, tetapi demi membawa gosip bangga bagi orang yang beriman dan membawa gosip menyeramkan bagi yang mengingkarinya.”

Ketika itulah turun Malaikat Jibril untuk membawa gosip dari langit, kemudian berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam memberikan salam kepadamu dan berfirman: “Katakan kepada orang Arab itu, biar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di Hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar.”

Setelah memberikan gosip itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula berkata, “Demi keagungan serta kemuliaan Allah, bila Allah akan menciptakan perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan menciptakan perhitungan denganNya.”

Orang Arab badui berkata lagi, “Jika Allah akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran magfirahNya. Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa luasnya pengampunanNya. Jika Dia memperhitungkan kebakhilan hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa dermawanNya.”

Mendengar ucapan orang Arab badui itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu sehingga air mata meleleh membasahi janggutnya.

Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata, “Ya Muhammad, Tuhan As-Salam memberikan salam kepadamu dan berfirman: “Berhentilah engkau daripada menangis, bekerjsama sebab tangisanmu, penjaga Arasy lupa bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Sekarang katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan menghitung kemaksiatannya. Allah sudah mengampunkan semua kesalahannya dan akan menjadi temanmu di syurga nanti.”

Betapa sukanya orang Arab badui itu, apabila mendengar gosip itu dan menangis sebab tidak berdaya menahan rasa terharu.

Selasa, 02 Oktober 2018

Peristiwa Besar Islam Yang Terjadi Pada 10 Muharram

Peristiwa Besar Islam Yang Terjadi Pada 10 Muharram

Nabi Adam as. diciptakan oleh Allah swt. dan dimasukkan ke dalam surga

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ

وَعَلَّمَ آدَمَ الأسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

قَالُوا سُبْحَانَكَ لا عِلْمَ لَنَا إِلا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

قَالَ يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِين

  البقرة : ٣٠ - ٣٤
Ingatlah saat Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menyebabkan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menyebabkan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kau ketahui”.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat kemudian berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu kalau kau memang orang-orang yang benar!”
Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui belakang layar langit dan bumi dan mengetahui apa yang kau lahirkan dan apa yang kau sembunyikan?”

Dan (ingatlah) saat Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kau kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan ialah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

 قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ

قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ

  ص : ٧٥ -٧٦

Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kau sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kau menyombongkan diri ataukah kau (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”
Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, lantaran Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan ia Engkau ciptakan dari tanah.

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُوم

ص : ٧٧ - ٨١
Allah berfirman: “Maka keluarlah kau dari surga; sesungguhnya kau ialah orang yang terkutuk, sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu hingga hari pembalasan.”
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah saya hingga hari mereka dibangkitkan.”
Allah berfirman: “Sesungguhnya kau termasuk orang-orang yang diberi tangguh, hingga kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat).”
 
 هَذَا عَطَاؤُنَا فَامْنُنْ أَوْ أَمْسِكْ بِغَيْرِ حِسَاب وَإِنَّ لَهُ عِنْدَنَا لَزُلْفَى وَحُسْنَ مَآب
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ

الحجر : ٣٩ - ٤١
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh lantaran Engkau telah tetapkan bahwa saya sesat pasti saya akan menyebabkan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti saya akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang nrimo di antara mereka.”
Allah berfirman: “Ini ialah jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah (menjaganya).

وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ
وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ
فَدَلاهُمَا بِغُرُورٍ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ
الأعراف : ١٩-٢٢
 
(Dan Allah berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kau dan istrimu di nirwana serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kau sukai, dan janganlah kau berdua mendekati pohon ini, kemudian menjadilah kau berdua termasuk orang-orang yang lalim”.
Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: “Tuhan kau tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kau berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang awet (dalam surga)”.
Dan ia (setan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya ialah termasuk orang yang memberi hikmah kepada kau berdua”,
Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kau berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya setan itu ialah musuh yang kasatmata bagi kau berdua?


قَالَ اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِين
الأعراف: ٢٤
 
Allah berfirman: “Turunlah kau sekalian, sebahagian kau menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kau mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi hingga waktu yang telah ditentukan.”
 
2. Taubat Nabi Adam as. diterima oleh Allah swt.

فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
البقرة: ٣٧ - ٣٩
Kemudian Adam mendapatkan beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah mendapatkan tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
Kami berfirman: “Turunlah kau semua dari nirwana itu! Kemudian kalau tiba petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, pasti tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka awet di dalamnya.
3. Nabi Idris as. diangkat ke langit
4. Kapal Nabi Nuh as. mendarat di atas gunung Judi
قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلا وَنَهَارًا
فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلا فِرَارًا
وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا
(نوح: ٥-٧)
Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya saya telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).
Dan sesungguhnya setiap kali saya menyeru mereka (kepada iman) semoga Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.
وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَنْ يُؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ إِلا مَنْ قَدْ آمَنَ فَلا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
(هود: ٣٦)
Dan diwahyukan kepada Nuh, sebetulnya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), lantaran itu janganlah kau bersedih hati ihwal apa yang selalu mereka kerjakan.
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لا تَذَرْ عَلَى الأرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا
إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلا يَلِدُوا إِلا فَاجِرًا كَفَّارًا
(نوح: ٢٦-٢٧)
Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.
Sesungguhnya kalau Engkau biarkan mereka tinggal, pasti mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ
وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلأ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ
فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُقِيمٌ
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ آمَنَ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلا قَلِيلٌ
وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ
قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ لا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ
وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الأمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ
قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلا تَسْأَلْنِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ
(هود: ٣٧-٤٦)
Dan buatlah perahu itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kau bicarakan dengan Aku ihwal orang yang lalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.
Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: “Jika kau mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kau sekalian mengejek (kami).”
Kelak kau akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal.”
Hingga apabila perintah Kami tiba dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalam perahu itu dari masing-masing hewan sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.” Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.
Dan Nuh berkata: “Naiklah kau sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.” Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan perahu itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kau berada bersama orang-orang yang kafir.”
Anaknya menjawab: “Aku akan mencari derma ke gunung yang sanggup memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” Dan air pun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan perahu itu pun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang lalim.”
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku, termasuk keluargaku, dan sesungguhnya komitmen Engkau itulah yang benar. Dan Engkau ialah Hakim yang seadil-adilnya.”
Allah berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya ia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kau memohon kepada-Ku sesuatu yang kau tidak mengetahui (hakikat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kau jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.”
قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ
قِيلَ يَا نُوحُ اهْبِطْ بِسَلامٍ مِنَّا وَبَرَكَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَمٍ مِمَّنْ مَعَكَ وَأُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ
(هود: ٤٧-٤٨)
Nuh berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya saya berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang saya tiada mengetahui (hakikat) nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, pasti saya akan termasuk orang-orang yang merugi.”
Difirmankan: “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami.”
5. Nabi Ibrahim as. selamat dari api raja Namrudz
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
(البقرة: ١٢٤)
Difirmankan: “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami.”
وَهَذَا ذِكْرٌ مُبَارَكٌ أَنْزَلْنَاهُ أَفَأَنْتُمْ لَهُ مُنْكِرُونَ
وَلَقَدْ آتَيْنَا إِبْرَاهِيمَ رُشْدَهُ مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا بِهِ عَالِمِينَ
إِذْ قَالَ لأبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا هَذِهِ التَّمَاثِيلُ الَّتِي أَنْتُمْ لَهَا عَاكِفُونَ
قَالُوا وَجَدْنَا آبَاءَنَا لَهَا عَابِدِينَ
قَالَ لَقَدْ كُنْتُمْ أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
قَالُوا أَجِئْتَنَا بِالْحَقِّ أَمْ أَنْتَ مِنَ اللاعِبِينَ
قَالَ بَل رَبُّكُمْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ الَّذِي فَطَرَهُنَّ وَأَنَا عَلَى ذَلِكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ
وَتَاللَّهِ لأكِيدَنَّ أَصْنَامَكُمْ بَعْدَ أَنْ تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ
فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلا كَبِيرًا لَهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ
قَالُوا مَنْ فَعَلَ هَذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ الظَّالِمِينَ
قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ
قَالُوا فَأْتُوا بِهِ عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُونَ
قَالُوا أَأَنْتَ فَعَلْتَ هَذَا بِآلِهَتِنَا يَا إِبْرَاهِيمُ
قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِنْ كَانُوا يَنْطِقُونَ
فَرَجَعُوا إِلَى أَنْفُسِهِمْ فَقَالُوا إِنَّكُمْ أَنْتُمُ الظَّالِمُونَ
ثُمَّ نُكِسُوا عَلَى رُءُوسِهِمْ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هَؤُلاءِ يَنْطِقُونَ
قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَنْفَعُكُمْ شَيْئًا وَلا يَضُرُّكُمْ
أُفٍّ لَكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَفَلا تَعْقِلُونَ
قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانْصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ
وَأَرَادُوا بِهِ كَيْدًا فَجَعَلْنَاهُمُ الأخْسَرِينَ
وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الأرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ
(الأنبياء: ٥١-٧٠)
Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan ialah Kami mengetahui (keadaan) nya.
(Ingatlah), saat Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung apakah ini yang kau tekun beribadah kepadanya?”
Mereka menjawab: “Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya”.
Ibrahim berkata: “Sesungguhnya kau dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata”.
Mereka menjawab: “Apakah kau tiba kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kau termasuk orang-orang yang bermain-main?”
Ibrahim berkata: “Sebenarnya Tuhan kau ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya; dan saya termasuk orang-orang yang sanggup menunjukkan bukti atas yang demikian itu”.
Demi Allah, sesungguhnya saya akan melaksanakan kebijaksanaan kancil terhadap berhala-berhalamu setelah kau pergi meninggalkannya.
Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; semoga mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.
Mereka berkata: “Siapakah yang melaksanakan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang lalim”.
Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang perjaka yang mencela berhala-berhala ini yang berjulukan Ibrahim”.
Mereka berkata: “(Kalau demikian) bawalah ia dengan cara yang sanggup dilihat orang banyak, semoga mereka menyaksikan”.
Mereka bertanya: “Apakah kamu, yang melaksanakan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?”
Ibrahim menjawab: “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, kalau mereka sanggup berbicara”.
Maka mereka telah kembali kepada kesadaran mereka dan kemudian berkata: “Sesungguhnya kau sekalian ialah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)”,
Kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata): “Sesungguhnya kau (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak sanggup berbicara”.
Ibrahim berkata: “Maka mengapakah kau menyembah selain Allah sesuatu yang tidak sanggup memberi manfaat sedikit pun dan tidak (pula) memberi mudarat kepada kamu?”
Ah (celakalah) kau dan apa yang kau sembah selain Allah. Maka apakah kau tidak memahami?
Mereka berkata: “Bakarlah ia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, kalau kau benar-benar hendak bertindak”.
Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”.
Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menyebabkan mereka itu orang-orang yang paling merugi.
6. Nabi Yunus as. keluar dari perut ikan
وإنّ يونس لمن المرسلين . إذ أبق الى الفلك المشحون . فساهم فكان من المدحضين . فلتقمه الحوت وهو مليم . فلولا أنه كان من المسبّحين . للبث فى بطنه الى يوم يبعثون . فنبذناه بالعراء وهو سقيم . وأنبتنا عليه شجرة من يقطين . وأرسلناه الى مائة ألف أو أو يزيدون . فآمنوا فمتّعناهم الى حين - س٣٧ : ١٣٩-١٤٨
Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) saat ia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi kemudian ia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.
Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.
Maka kalau sekiranya ia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, pasti ia akan tetap tinggal di perut ikan itu hingga hari berbangkit.
Kemudian Kami lemparkan ia ke tempat yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.
Dan Kami tumbuhkan untuk ia sebatang pohon dari jenis labu.
Dan Kami utus ia kepada seratus ribu orang atau lebih.
Lalu mereka beriman, lantaran itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.
وذا النون إذ ذهب مغاضبا فظنّ أن لن نقدر عليه فنادى فى الظلمات أن لا اله الا أنت سبحانك إنى كنت من الظالمين . فاستجبنا له ونجّيناه من الغمّ ؛ وكذلك ننجى المؤمنين - س٢١ :٨٧-٨٨
Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), saat ia pergi dalam keadaan marah, kemudian ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya ialah termasuk orang-orang yang zalim.”
Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.
7. Nabi Ayyub as. sembuh total dari penyakitnya
واذكر عبدنا أيّوب ، إذ نادى ربّه إنّى مسّني الشيطان بنُصْب وعذاب ، اركض برجلك ، هذا مغتسل بارد وشراب . ووهبنا له وأهله ومثلهم معهم رحمة منّا وذكرى لألى الألباب . وخذ بيدك ضغثا فاضرب به ولا تحنث ، إنّا وجدناه صابرا ، نعم العبد ، إنّه أوّاب -س ٣٨ :٤١-٤٤
Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub saat ia menyeru Tuhannya; “Sesungguhnya saya diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan”.
(Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.
Dan Kami anugerahi ia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran.
Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati ia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya ia amat taat (kepada Tuhannya).
8. Nabi Yusuf as. keluar dari sumur pembuangan
وجاءت سيّارة فأرسلوا واردهم فأدلى دلوه ؛ قال يا بشرى هذا غلام ؛ وأسرّوه بضاعة ؛ والله عليم بما يعملون - س ١٢ : ١٩
Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, kemudian mereka menyuruh seorang pengambil air, maka ia menurunkan timbanya ia berkata: “Oh; kabar gembira, ini seorang anak muda!” Kemudian mereka menyembunyikan ia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
9. Nabi Musa as. menyeberangi bahari Merah beserta kaumnya
وأوحينا الى موسى وأخيه أن تبوّءا لقومكما بمصر بيوتا واجعلوا بيوتكم قبلة وأقيموا الصلاة ؛ وبشر المؤمنين . وقال موسى ربنا إنك آتيت فرعون وملأه زينة وأموالا فى الحياة الدنيا ، ربنا ليضلوا عن سبيلك ؛ ربنا اطمس على أموالهم واشدد على قلوبهم فلا يؤمنوا حتى يروا العذاب الأليم . قال قد أجيبت دعوتكما فاستقيما ولا تتّعآنّ سبيل الذين لا يعلمون . وجاوزنا ببنى اسرائيل البحر فأتبعهم فرعون وجنوده بغيا وعدوا ؛ حتى إذا أدركه الغرق قال آمنت أنه لا اله الاّ الذى أمنت به بنوا إسرائيل وأنا من المسلمين . آلأن وقد عصيت قبلُ وكنت من المفسدين . فاليوم ننجّيك ببدنك لتكون لمن خلفك آية ؛ وإن كثيرا من الناس عن آياتنا لغافلين - س ١٠ : ٨٧-٩٢
Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: “Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat salat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman”.
Musa berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya pelengkap dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami karenanya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.”
Allah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kau berdua, lantaran itu tetaplah kau berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kau mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui”.
Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, kemudian mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, lantaran hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir karam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
Apakah kini (baru kau percaya), padahal sesungguhnya kau telah durhaka semenjak dahulu, dan kau termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kau sanggup menjadi pelajaran bagi orang-orang yang tiba sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari insan lengah dari gejala kekuasaan Kami.
10. Kisah hijrah Nabi saw
Hijrah dilakukan pada sa’at ummat Islam mengalami puncak penindasan dari orang-orang kafir dan orang-orang musyrik Makkah dengan boikot ekonomi. Bahkan orang-orang kafir dan orang-orang musyrik telah bersepakat untuk membunuh Nabi Muhammad saw.
Hijrah merupakan titik balik dari kemenangan ummat Islam setelah mereka mengalami penindasan dan penganiayaan dari musuh-musuh mereka, ya’ni kaum kuffar dan musyrikin.
Hijrah merupakan fase kedua dari usaha ummat Islam, yaitu fase pembangunan fisik/lahir. Fase pertama dari usaha ummat Islam yang dipelopori oleh Nabi Muhammad saw. dilakukan di Makkah ialah fase pembangunan mental spiritual, yaitu menanam dan menggembleng keimanan ummat.
Inilah teladan yang baik dalam mensukseskan usaha untuk membangun sesuatu bangsa; lantaran dalam waktu 23 tahun usaha Rasulullah saw. berhasil dengan gilang-gemilang.
لقد كان لكم فى رسول الله أسوة حسنة …
(الأحزاب: ٢١)
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari final zaman dan ia banyak menyebut Allah.
Hijrah merupakan kerikil ujian bagi nilai keimanan ummat Islam.
للفقرآء المهاجرين الذين أخرجوا من دبارهم وأموالهم يبتغون فضلا من الله ورضوانا وينصرون الله ورسوله أولئك هم الصادقون -
الحشر: ٨
(Juga) bagi para fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.
وقال رسول الله صلعم: لا يؤمن أحدكم حتى يكون الله ورسوله أحبّ اليه من نفسه وماله وولده ووالده والناس أجمعين .
Hijrah dilakukan ke Madinah lantaran warga Madinah telah melaksanakan bai’at / komitmen di hadapan Nabi saw. akan setia membela agama Islam dengan jiwa, raga dan harta mereka.
Motif dari hijrah Nabi saw. ialah untuk memperjuangkan agama Islam, yaitu membangun dunia gres yang higienis dari ciri-ciri Jahiliyyah.
1. Penyelewengan hukum
وأن احكم بينهم بما أنزل الله ولا تتبع أهواءهم واحذرهم أن يفتنوك عن بعض ما أنزل الله اليك. فان تولّوا فاعلم أنّما يريد الله أن يصيبهم ببعض ذنوبه ؛ وإن كثيرا من الناس لفاسقون . أفحكم الجاهلية يبغون ، ومن أحسن من الله حكما لقوم يوقنون .
المآئدة : ٤٩-٥٠
dan hendaklah kau tetapkan masalah di antara mereka berdasarkan apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kau mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kau terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kau dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari aturan yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan petaka kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan insan ialah orang-orang yang fasik.
Apakah aturan Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?
Dan hendaklah kau tetapkan masalah di antara mereka berdasarkan apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kau mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kau terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kau dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari aturan yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan petaka kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan insan ialah orang-orang fasik. Apakah aturan Jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik dari pada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?
2. Sifat angkuh, congkak dan egoisme buta ( حميّية الجاهلية )
إذ جعل الذين كفروا فى قلوبهم الحميّة حميّة الجاهلية فأنزل الله سكينته على رسوله وعلى المؤمنين وألزمهم كلمة التقوى وكانوا أحقّ بها وأهلها ؛ وكان الله بكل شيء عليما .
(الفتح: ٢٦)
Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyyah, kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang mu’min dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat taqwa (kalimat tauhid dan memurnikan keta’atan kepada Allah); dan ialah mereka berhak dengan kalimat taqwa itu dan patut memilikinya. Dan ialah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
3. Mental kerdil, suka menggantungkan nasib kepada kekuatan luar ( ظن الجاهلية).
ثمّ أنزل عليكم من بعد الغمّ أمنة نعاسا يغشى كائفة منكم . وطائفة قد أهمّتهم أنفسهم يظنّون بالله غير الحقّ ظنّ الجاهلية ، يقولون هل لنا من الأمر من شيء ، قل إن الأمر كله لله ، يخفون فى أنفسهم ما لا يبدون لك ؛ ويقولون لو كان لنا من الأمر شيء ما قتلنا ههنا ؛ قل لو كنتم فى بيوتكم لبرز الذين كتب عليهم القتل الى مضاجعهم ، وليبتلي ما فى صدوركم وليمحّص ما فى قلوبكم ؛ والله عليم بذات الصدور .
(آل عمران : ١٥٤)
Kemudian setelah kau berduka cita, Allah menurunkan kepada kau keamanan (berupa) kantuk yang mencakup segolongan dari kau (yang berpengaruh keyakinannya), sedang segolongan lagi (orang Islam yang masih ragu-ragu) telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri. Mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah menyerupai sangkaan Jahiliyyah (yaitu bahwa kalau Muhammad itu benar-benar seorang Nabi dan Rasul, tentu ia tidak sanggup dikalahkan dalam peperangan). Mereka berkata: “Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?” Katakanlah: “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah”. Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak terangkan kepada kamu; mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, pasti kita tidak akan dibunuh (dikalahan) di sini!” Katakanlah: “Sekiranya kau berada di rumahmu, pasti orang-orang yang telah ditaqdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tampat mereka terbunuh. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dada kau dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati”.
Orang-orang yang bermental kerdil ini ialah orang-orang munafiq, para parasit yang selalu menggantungkan nasib kepada kekuatan luar.
4. Kebudayaan porno ( تبرّج الجاهليّة )
وقرن فى بيوتكن ولا تبرّجن تبرّج الجاهلية الأولى وأقمن الصلاة وآتين الزكاة وأطعن الله ورسوله ؛ إنما يريد الله ليذهب عنكم الرجز أهل البيت ويطهركم تطهيرا .
(الأحزاب : ٣٣)
Dan hendaklah kau tetap di rummahmu dan janganlah kau (keluar) berhias dan bertingkah laris menyerupai orang Jahiliyyah yang dahulu; dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta’atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai jago bait, dan membersihkan kau sebersih-bersihnya.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : بدا الإسلام غريبا وسيعود كما بدا غريبا فطوبى للغرباء . رواه مسلم .
الغرباء : هم الذين يصلحون ما أفسده الناس من سنتى والذين يحيون ما أماته الناس من سنتى.
فخلف من بعدهم خلف أضاعوا الصلاة واتبعوا الشهوات فسوف يلقون غيّا .
س ١٩ : ٥٩
Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.


Sumber ( http://pesantren.or.id.29.masterwebnet.com/ppssnh.malang/cgi-bin/content.cgi/artikel/tahun_hijriyah.single )

Senin, 01 Oktober 2018

3 Perbuatan Yang Dilaknat Allah

3 Perbuatan Yang Dilaknat Allah



Di suatu Jum’at, tengah Rasulullah saw. naik mimbar, dia bersabda, “Amin, Amin, Amin”.
Para shahabat kemudian bertanya, “Mengapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?”

Lalu dia menjawab, “Baru saja Jibril berkata kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang:





1. MELEWATI RAMADHAN TANPA AMPUNAN (karena tidak meminta maaf, dan tidak memaafkan)’, maka kukatakan, ‘Amin’,

2. Mengetahui kedua orangtuanya masih hidup, namun TIDAK MEMBUAT MEREKA MASUK JANNAH (karena tidak berbakti dan membawa mereka kepada agama Allah)’, maka saya berkata: ‘Amin’.

3. TIDAK MENJAWAB SHALAWAT dikala disebut namamu (Rasulullah saw.)’, maka kukatakan, ‘Amin”.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) dan Imam Ahmad dalam kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254).

Hadits ini juga :

1. Dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682).

2. Dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), dan oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679).

Sabtu, 29 September 2018

Kisah Ya'juj Dan Ma'juj

Kisah Ya'juj Dan Ma'juj


Saat menjelang wafat, Nabi Nuh a.s memanggil anak-anaknya untuk menghadap beliau. Maka Sam a.s segera tiba menemuinya, namun kedua saudaranya tidak muncul yaitu Ham dan Yafits. Akibat dari ketidakpatuhan Ham dan Yafits, Allah kemudian menurunkan ganjaran kepada mereka. Yafits yang tidak tiba alasannya lebih menentukan berdua dengan istrinya (berhubungan suami istri) kemudian melahirkan anak berjulukan Sannaf. Kelak kemudian Sannaf menurunkan anak yang ganjil. Ketika dilahirkan, keluar sekaligus bawah umur dalam wujud kurang sempurna. Selain itu ukuran besar dan bobot masing-masing juga berbeda, ada yang fisiknya besar sedangkan lainnya kecil. Untuk selanjutnya yang besar kemudian terus tumbuh hingga melebihi ukuran normal (raksasa), sebaliknya yang bertubuh kecil terus kecil ibarat liliput. Mereka kemudian dikenal sebagai Ya’juj dan Ma’juj.

Selain wujudnya yang ganjil, Ya’juj dan Ma’juj memiliki nafsu makan yang melebihi normal. Padahal bilamana mereka makan tumbuhan tertentu maka tumbuhan itu akan berhenti tumbuh hingga kemudian mati. Demikian pula jika minum air dari suatu tempat maka airnya tidak akan bertambah lagi. Sehingga banyak sumber-sumber air dan sungai menjadi kering karenanya. Masyarakat di sekitar mereka pun harus menanggung dampaknya yaitu krisis pangan dan air.

Karena interaksi sosial yang tidak aman akhir problem yang dibawa oleh Ya’juj dan Ma’juj ini maka mereka kemudian cenderung mengisolasi diri di suatu celah gunung di tengah-tengah komunitas induk bangsa-bangsa keturunan Yafits lainnya, yang antara lain mencakup bangsa: Armenia, Rusia/Slavia, Romawi dan Turk di wilayah-wilayah luas seputar Laut Hitam. Namun bilamana mereka membutuhkan makan dan minum, akan keluar secara serentak bahu-membahu ke daerah-daerah sekitarnya yang masih belum tersentuh oleh mereka sebelumnya. Karena kondisi fisiknya, mereka bisa menempuh perjalanan jauh dalam waktu relatif lebih pendek dibandingkan oleh insan normal. Bagi golongan raksasa alasannya mereka bisa melangkah dengan jangkauan lebar sedangkan golongan liliput ialah alasannya sedemikian ringan bobotnya terhadap gravitasi bumi sehingga jika berjalan sangat cepat ibarat meluncur bersama angin.

Pada puncak keresahan masyarakat pada masa itu, Allah SWT kemudian mengutus salah satu hambaNya yang berkulit kehitaman (tetapi bukan termasuk ras negro) dengan dua benjolan kecil (tidak bertulang tanduk) di kedua sisi keningnya yang bahwasanya lebih sering tak tampak alasannya tertutupi oleh surbannya yaitu Nabi Dzul Qarnain a.s untuk menghadang laju Ya’juj dan Ma’juj yang telah mengakibatkan kerusakan alam yang akan terus bertambah luas.

"Berilah Aku potongan-potongan besi," hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua puncak gunung itu, berkatalah dzulqarnain,"Tiuplah (api itu)," Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata,"Berilah saya tembaga (yang mendidih) semoga kutuangkan ke atas besi panas itu." -Al Kahfi: 96-

Sesuai petunjuk Allah, Nabi Dzul Qarnain a.s kemudian mengajak masyarakat di sekitar lokasi tempat tinggal Ya’juj dan Ma’juj untuk bahu-membahu menciptakan dinding tembaga dan besi yang akan menutup satu-satunya lubang keluar masuk mereka. Setelah selesai, masyarakat yang sebelumnya tinggal di erat dinding diajak untuk meninggalkan lokasi yang sudah kering tanpa air dan tumbuhan tersebut menuju ke tempat lain yang lebih layak untuk di huni.

"Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya." -Al Kahfi: 97-

Ya’juj dan Ma’juj yang telah terkurung terus berupaya membuka dinding logam tersebut dengan segala cara, bahkan dengan menjilatinya alasannya mereka tahu bahwa benda apapun yang mereka sentuh dengan mulutnya akan berhenti tumbuh/bertambah, kering atau tergerus. Cara ini bisa menciptakan bagian-bagian dinding yang mereka sentuh menjadi tipis. Namun setiap kali akan berlubang, Allah mengembalikan lagi kondisinya ibarat semula. Untuk bertahan hidup selama terkurung di balik dinding, Allah menumbuhkan homogen lumut, sebagai satu-satunya tumbuhan yang sanggup terus tumbuh dan justru makin bertambah banyak setiap kali dimakan oleh masyarakat Ya’juj dan Ma’juj.

"Dzulqarnain berkata,"Ini (dinding) ialah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah tiba akad Tuhanku. Dia akan menjadikannya hancur luluh, dan akad Tuhanku itu ialah benar." -Al Kahfi: 98-

Allah SWT juga mewahyukan kepada Nabi Dzul Qarnain a.s bahwa dinding itu akan terjaga dan gres akan terbuka jika saatnya tiba yaitu kelak menjelang datangnya Hari Kiamat. Kemudian Allah menjadikan mistik (tidak terlihat) lokasi dinding tersebut.

"Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi." -Al Anbiyaa: 96-

Mereka berusaha untuk keluar dengan banyak sekali cara, hingga hingga dikala matahari akan terbenam mereka telah sanggup menciptakan sebuah lobang kecil untuk keluar. Lalu pemimpinnya berkata,'Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita niscaya bisa keluar dari sini." Namun keesokkan harinya lubang kecil itu sudah tertutup kembali ibarat sedia kala atas kehendak Allah. Mereka pun resah tetapi mereka bekerja kembali untuk menciptakan lubang untuk keluar. Demikian kejadian tersebuat terjadi berulang-ulang.

Hingga kelak menjelang Kiamat, di final sore sehabis menciptakan lubang kecil pemimpin mereka berkata,“InsyaAllah, Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita niscaya bisa keluar dari sini.” Maka keesokan paginya lubang kecil itu masih tetap ada, kemudian terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar sebelumnya. Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah memuaskan nafsu makan dan minumnya di segala tempat yang sanggup mereka jangkau di bumi.

Pada dikala Ya'juj dan Ma'juj menyerang pada dikala mendekati final zaman nanti dan dikala itu masyarakat muslim termasuk Nabi Isa a.s yang telah terpojok di sebuah gunung (tur). Nabi Isa dan Umat muslim kemudian bahu-membahu berdoa kepada Allah semoga terhindar dari problem akhir perbuatan Ya’juj dan Ma’juj. Kemudian Allah SWT memerintahkan ulat-ulat yang tiba-tiba menembus keluar dari tengkuk Ya’juj dan Ma’juj yang pribadi menjadikan janjkematian mereka secara serentak. WaAllahu 'Alam.

Selasa, 25 September 2018

Bidadari Sebening Mata

Bidadari Sebening Mata


Sebuah kisah seorang cowok berumur 15tahun. Seorang cowok darah biru kaya raya,ia telah ditinggalkan mati oleh ayahnya dan memperoleh harta warisan yang sangat banyak.

Pada suatu hari ia mengikuti majelis pengajian yang diadakan oleh Syekh berjulukan Abdul Wahid.Di dalam majelis itu ada seorang penerima pengajian yang membacakan Al Qur'an, ayat 111 surat At-Taubah: "Sesungguhnya Allah telah membeli diri orang mukminin, jiwa dan harta mereka dengan bayaran jannah (surga)".
Lalu cowok tadi berkata : "Ya Abdul Wahid, sungguh Allah telah membeli dari kaum mukminin jiwa dan harta mereka, dan akan dibayar dengan jannah? Jawabku, "Ya, benar hai anakku tercinta," Lalu ia berkata, "Ya, Abdul Wahid, saksikanlah bahwa saya telah menjual diri dan hartaku untuk menerima jannah!"

Maka saya katakan kepadanya, "Sesungguhnya tajamnya pedang itu berat dihadapi, dan kau masih anak-anak, dan saya khawatir kalau-kalau kau tidak tabah, tidak sabar sehingga mereka tidak berpengaruh melanjutkan usaha itu." Pemuda itu menjawab,"Aku menjual diri kepada Allah untuk menerima Jannah, kemudian lemah?? Saksikanlah sekali lagi bahwa saya telah menjual diriku kepada Allah." Karena itu kami merasa malu, anak kecil sanggup berbuat demikian, sedang kami tidak, maka cowok itu segera menyedekahkan semua hartanya kecuali kuda dan pedangnya, dan sekedar harta untuk bekalnya.

Dan dikala telah tiba masa keberangkatan pasukan, maka dialah yang pertama-tama tiba dan mengucapkan,"Assalaamu`alaika ya Abdul Wahid". Jawabku,"Wa`alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, biar Allah menunjukkan laba dalam jualanmu".

Kemudian dalam perjalanan maka cowok itu selalu puasa di waktu siang dan bangkit malam dan menjaga kami di waktu malam, dan melayani keperluan-keperluan kami di waktu siang, bahkan ia merangkap memelihara ternak kami sehingga sampailah kita diperbatasan Negeri Rum.

Tiba-tiba pada suatu hari ia tiba terburu-buru sambil berseru, “Alangkah rinduku pada Al-Aina Al-Mardhiyah .. !!", sehingga banyak orang menyangka mungkin ia terganggu ingatannya.

Maka saya sambut ia,"Wahai anakku tercinta, siapakah Al-Aina Al-Mardhiyah?" jawabnya, "Aku tadi tertidur sebentar, tiba-tiba saya mimpi ada orang tiba kepadaku dan berkata, "Mari saya bawa kau kepada Al-Aina Al-Mardhiyah," kemudian saya dibawa ke suatu kebun di tepi sungai yang airnya jernih segar, dan di sana banyak gadis-gadis manis yang lengkap dengan tambahan yang tidak sanggup saya katakan.Dan dikala melihat kepadaku, mereka merasa besar hati dan berkata, "Itulah suami Al-Aina Al-Mardhiyah, maka saya ucapkan,"Assalamu`alaikum apakah disini kawasan Al-Aina Al-Mardhiyah?".Mereka menjawab,"Kami hamba dan pelayan, teruslah berjalan ke depan."

Kemudian saya teruskan perjalanan tiba-tiba bertemu dengan sungai susu yang tidak berubah rasanya ditengah-tengah kebun(taman),juga dikelilingi gadis-gadis sangat cantik, dan dikala mereka melihatku,langsung berkata, "Demi Allah itulah suami Al-Aina Al-Mardhiyah telah tiba, kemudian saya salam, "Assalamu`alaikum, apakah ada diantara kau Al-Aina Al-Mardhiyah?" kemudian mereka berkata, "Kami hanya hamba dan
pelayan-pelayannya, silahkan maju terus.".

Tiba-tiba saya bertemu dengan sungai anggur disuatu lembah yang juga dipakai sebagai kawasan bersuka ria gadis-gadis yang sangat manis molek, sehingga saya lupa kecantikan gadis-gadis sebelumnya. Akupun mengucapkan, "Assalamu`alaikum, apakah ada diantara kalian Al-Aina Al-Mardhiyah?". "Tidak, kami hanya hamba dan pelayannya, teruskan jalan ke depan," jawab mereka.

Tiba-tiba saya bertemu dengan sungai madu dan kebunnya yang penuh dengan gadis-gadis cantik, yang kecantikannya bagaikan cahaya, maka saya ucapkan, "Assalamu`alaikum, apakah di sini ada Al-Aina Al-Mardhiyah?".Mereka menjawab, "Ya Waliyallah, kami hamba dan pelayannya,majulah terus."

Dan dikala saya berjalan tiba-tiba saya bertemu kemah dari permata yang berlubang, dan di muka kemah itu ada gadis penjaga pintu yang sangat manis dan lengkap dengan perhiasannya. Maka dikala ia melihatku, ia besar hati dan segera berseru, wahai Al-Aina Al-Mardhiyah, inilah suamimu telah datang, maka pribadi saya mendekat ke kemah itu. Tiba-tiba ia sedang duduk diatas kawasan tidur emas yang
bertaburkan permata yaqut dan berlian,dan dikala melihatnya benar-benar saya terpesona lantaran kecantikannya.

Lalu ia menyambut saya dengan kalimat, "Marhaban bin Waliyir rahman, sudah hampir (dekat) pertemuan kita." Maka saya pribadi akan mendekapnya, tetapi ia berkata, "Sabarlah dahulu, belum masanya, lantaran kau masih hidup di dunia, tetapi malam ini kau berbuka puasa disini, Insya Allah."

Kemudian saya bangkit dari tidurku itu, hai Abdul Wahid,dan rasa-rasanya saya tidak sabar lagi.Abdul Wahid berkata,”Maka belum final ia melanjutkan ceritanya tiba-tiba terlihat pasukan musuh, maka kami pergi menyerangnya bahu-membahu cowok itu, dan saya perhatikan ia telah membunuh sembilan orang kafir, maka segera saya pergi melihatnya, tiba-tiba ia tersenyum dengan berlumur darah sehingga ia meninggal dunia (Rahimahullah)."

Dikutip dari : Abu Laits As Samarqandi, Tanbihul Ghofilin hal 1004-1009

Dan (di dalam nirwana itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, (Al Qur'an, Surat 56 : 22)
Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi manis - cantik.Bidadari-bidadari yang jelita, putih higienis dipingit dalam rumah.
Mereka tidak pernah disentuh oleh insan sebelum mereka dan tidak pula oleh jin.
(Al Qur'an, Surat 55 : 70,72,74)

Senin, 17 September 2018

Kisah Nabi Nuh As Dan Kaumnya

Kisah Nabi Nuh As Dan Kaumnya

Ilustrasi


Kaum Nabi Nuh AS terus-menerus menentang apa yang ia dakwahkan. Kadar kekufuran, kejahatan, dan pembangkangan mereka, baik dengan perkataan maupun perbuatan sudah mencapai puncaknya. Para orang tua, apabila melihat anaknya sudah beranjak sampaumur secepat mungkin berwasiat semoga jangan beriman kepada Nabi Nuh AS. Serta hendaklah terus memerangi dan menyelisihi beliau.

Maka lengkap sudah kejahatan dan kesalahan yang terkumpul pada kaum Nabi Nuh AS. Mereka telah kufur dan berbuat kejahatan secara merata. Kaum Nabi Nuh AS benar-benar durhaka hingga mengingkari kerasulan Nabi Nuh AS. Nabi Nuh AS menyimpulkan bahwa pada diri mereka sudah tidak ada impian kebaikan sama sekali. Maka Nabi Nuh AS berdoa kepada Allah SWT semoga memperlihatkan pelajaran setimpal kepada mereka. Allah Ta’ala berfirman:

فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ
Maka dia (Nabi Nuh) berdoa kepada Robb-nya: ‘Sesungguhnya diriku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).’” (QS. Al-Qomar: 10)

وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لاَتَذَرْ عَلَى اْلأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا
(Nabi Nuh) berkata: “Wahai Robb-ku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.” (QS. Nuh: 26)

Perintah Untuk Membuat Perahu Yang Sangat Besar

Pada kesannya Allah SWT mengabulkan doa Nabi Nuh AS. Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Nuh AS bergotong-royong akan menimpakan banjir besar pada kaumnya. Untuk itu Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Nuh AS untuk menciptakan sebuah perahu yang sangat besar. Perahu itu akan memuat Nabi Nuh AS, orang-orang yang beriman, serta bermacam-macam makhluk yang memiliki ruh yang dikehendaki Allah SWT untuk tetap hidup setelah banjir bandang menimpanya.

Pembuatan perahu yang sangat besar itu bukanlah hal yang sederhana. Allah SWT membimbing dan mengawasi secara pribadi akan pembuatannya. Allah SWT menyatakan :
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلاَتُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ
Dan buatlah perahu itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kau bicarakan dengan Aku perihal orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya mereka nanti akan ditenggelamkan.” (QS. Hud: 37)

Bentuk Bahtera Nabi Nuh

Ahli sejarah berselisih pendapat wacana panjang dan lebarnya perahu tersebut. Ada yang menyatakan panjangnya 80 dziro’ dan lebarnya 50 dziro’, ada yang menyatakan panjangnya 300 dziro’ dan lebarnya 50 dziro’. Kalau 1 dziro samadengan 0,5 meter, hitunglah berapa luasnya. Tetapi mereka bersepakat bahwa tingginya 30 dziro.

Perahu itu memiliki 3 lantai, lantai dasar untuk hewan buas dan merayap, lantai kedua untuk manusia, dan lantai ketiga untuk unggas dan burung-burung. Perahu itu memiliki pintu yang terletak di tengah dan memiliki daun pintu yang mengunci rapat dari atas. Di setiap ruas kayu, baik dari dalam maupun luar, dilumuri dengan tir yang berfungsi menahan air semoga tidak sanggup masuk.

Ketika Nabi Nuh AS memulai menciptakan perahu yang sangat besar. Kaumnya bukannya makin sadar akan kekhilafan mereka, tetapi malah menjadi-jadi dalam mengejeknya. Allah SWT menceritakan,:


وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلأٌ مِّن قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِن تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ
Dan mulailah Nabi Nuh menciptakan bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nabi Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nabi Nuh, ‘jika kalian mengejek kami maka sesungguhnya kami pun nanti akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek kami.” (QS. Hud: 38)

Allah SWT menghibur Nabi Nuh AS untuk jangan bersedih hati atas apa yang mereka lakukan. Allah SWT telah memberi kabar kepadanya bahwa sekali-kali tidak akan bertambah orang yang beriman dari kaumnya. Allah SWT menyatakan:

وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلاَّ مَنْ قَدْ ءَامَنَ فَلاَتَبْتَئِسْ بِمَاكَانُوا يَفْعَلُونَ
Dan diwahyukan kepada Nuh, bergotong-royong sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), alasannya itu janganlah kau bersedih hati wacana apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. Hud: 36)

Ketika Banjir Besar Datang

Setelah pembuatan perahu selesai, datanglah apa yang Allah SWT janjikan kepada Nabi Nuh AS dan kaumnya. Tiba-tiba Allah SWT memerintahkan langit untuk mengguyur bumi dengan air yang deras, disusul bumi semoga memancarkan air dari segala penjuru dengan cepat, tungku-tungku daerah perapian pun menjelma mata air yang tak henti-hentinya. Bertemulah sumber air yang melimpah baik dari atas maupun dari bawah.

Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS semoga segera naik perahu beserta orang-orang yang beriman dan keluarganya, dan tidak memberi masa tenggang waktu, barangkali orang-orang yang sebelumnya jelas-jelas tidak beriman mau diajak. Berbagai macam hewan dengan pasangannya berbondong-bondong mengikutinya. Setelah seluruh muatan sudah naik, maka Nabi Nuh AS berkata kepada seisi makhluk yang ada di perahu tersebut,

وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللهِ مَجْرَاهَاوَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dan (Nabi Nuh) berkata, ‘Naiklah kalian ke dalam perahu dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Robb-ku benar-benar Maha pengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. Hud: 41)

Allah SWT memerintahkan mereka untuk berdoa:

فَإِذَا اسْتَوَيْتَ أَنتَ وَمَن مَّعَكَ عَلَى الْفُلْكِ فَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي نَجَّانَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ {28} وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِي مُنزَلاً مُبَارَكًا وَأَنتَ خَيْرُ الْمُنزِلِينَ {29}
Segala puji bagi Allah yang menyelamatkan kami dari kaum yang zholim.“Dan katakanlah, ‘Wahai Robb-ku, tempatkanlah kami pada daerah yang diberkati, dan Engkau yaitu sebaik-baik yang memberi tempat.” (QS. Al-Mu’minun: 28-29)

Saat itu seisi bumi dipenuhi dengan air, baik gunungnya, bukitnya, padang pasirnya, bab datarnya dan jurangnya. Kebanyakan para jago tafsir menyampaikan bahwa ketinggian air kala itu di atas permukaan gunung yang paling tinggi 15 dziro.

Bumi ketika itu betul-betul tidak bertepi. Semuanya dipenuhi dengan air. Perahu itu melewati ombak yang tingginya bagaikan gunung-gunung. Semua kaum Nabi Nuh AS yang membangkang dibinasakan oleh Allah SWT  hingga tak tersisa seorang pun termasuk anaknya Nabi Nuh AS. Mereka karam bersama pengingkaran terhadap syariat nabi mereka. Mereka karam bersama kesombongan kepada fatwa nabi mereka. Itulah tanggapan bagi orang-orang yang menentang agama Allah SWT, dan orang yang zholim akan mengalami hal yang semisalnya.

مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ وَمَاهِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ
Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zholim.” (QS. Hud: 83)

Sumber: Majalah Al-Mawaddah, Edisi 11 Tahun ke-1 Jumadal Tsaniyah 1429/Juni 2008

Note : Dari guru ngaji saya, Selama Nabi Nuh AS berdakwah selama 1000 tahun hanya sekitar 70 orang  yang beriman kepada Allah SWT dan mau mengikuti syariat yang dibawa oleh Nabi Nuh AS.