Senin, 01 Oktober 2018

Tentang Perempuan Di Otak Lelaki ( Kejujuran Dari Seorang Ikhwan )


 Kamu tau kenapa saya suka perempuan itu pakai jilbab? Jawabannya sederhana, sebab mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini mulai dari keluar pintu rumah hingga kembali masuk rumah lagi.

Dan kau tau? Di kampus kawasan saya seharian disana, kemana arah mata memandang selalu saja mem
buat mata saya terbelalak.

Hanya dua arah yang bisa menciptakan saya tenang, mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.

Melihat kedepan ada perempuan berlenggok dengan seutas "Tank Top", noleh ke kiri pemandangan "Pinggul/udel terbuka", menghindar kekanan ada sajian "Celana ketat
plus You Can See", balik ke belakang dihadang oleh "Dada indah/montok menantang!"

Astaghfirullah... kemana lagi mata ini harus memandang?

Kalau saya berbicara nafsu, ow terang sekali saya suka. Kurang merangsang itu mah! Tapi sayang, saya tak ingin hidup ini dibaluti oleh nafsu. Saya juga butuh hidup
dengan pemandangan yang menciptakan saya tenang.

Saya ingin melihat perempuan bukan sebagai objek pemuas mata. Tapi mereka yakni sosok yang anggun mempesona, kalau dipandang bikin sejuk di mata. Bukan paras yang
membikin mata panas, menciptakan keyakinan lepas ditarik oleh pikiran "ngeres" dan hatipun menjadi keras.

Andai perempuan itu mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh pria saat melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau tampil mirip itu lagi.

Kecuali bagi mereka yang memang punya niat untuk menarik lelaki untuk menikmati "aset berharga" yang mereka punya.

Istilah seksi kalau boleh saya definisikan berdasar kata dasarnya yakni penuh daya tarik seks. Kalau ada perempuan yang dibilang seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu. Sebagai seorang insan yang punya fitrah dihormati dan dihargai semestinya anda
malu, sebab penampilan seksi itu sudah menciptakan mata lelaki menelanjangi anda, membayangkan anda yakni objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap anda melaksanakan lebih seksi, lebih... dan lebih lagi.

Dan anda tau apa kesimpulan yang ada dalam benak sang lelaki? Yaitunya: anda bisa diajak untuk begini dan begitu alias gampangan!

Mau tidak mau, sengaja ataupun tidak anda sudah menciptakan diri anda tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan anda sendiri yang anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu yang jelek terjadi pada diri anda, apa itu dengan kata-kata yang nyeleneh, pemerkosaan atau mungkin hingga pada perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin anda
menjawabnya "lelaki" bukan? Oh betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki normal di jaman kini ini.

Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalau tidak ada yang jual. Simpel saja, orang niscaya akan beli kalau ada yang nawarin. Apalagi barang manis itu gratis, wah niscaya semua orang akan berebut untuk menerima. Nah apa bedanya dengan anda mengatakan penampilan seksi anda pada khalayak ramai, saya yakin siapa yang melihat ingin mencicipinya.

Begitulah seharian tadi saya harus menahan penyiksaan pada mata ini. Bukan pada hari ini saja, rata-rata setiap harinya. Saya ingin protes, tapi mau protes ke mana? Apakah saya harus menikmatinya...? tapi saya sungguh takut dengan Zat yang memberi mata ini. Bagaimana nanti saya mempertanggungjawabkan nanti? sungguh duduk perkara yang berkepanjangan dalam hidup saya.

Allah Taala telah berfirman: "Katakanlah kepada pria yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya", yang demikian itu yakni lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada perempuan beriman "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluannya." (QS. An-Nuur : 30-31).

Kaprikornus tak salah bukan kalau saya sering berdiam di ruangan kecil ini, duduk di depan komputer menyerap sekian juta elektron yang terpancar dari monitor, saya hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah mata saya ini rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tak
bisa pertanggungjawabkan nantinya di Akhirat.

Kaprikornus tak salah juga bukan? kalau saya paling malas diajak ke mall, jjs, kafe, dan semacam kawasan yang selalu menyajikan keseksian.

Saya yakin, banyak pria yang punya duduk perkara mirip saya ini. Mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan resah harus berbuat apa. Bagi anda para perempuan apakah akan selalu bahkan semakin menyiksa kami hingga kami tak bisa lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian terpaksa mengambil kesimpulan menikmati pemadangan yang anda tayangkan?

0 komentar

Posting Komentar