Mau Tau? 5+ Ancaman Multitasking Yang Harus Kau Tahu. Nomor 4 Paling Mengerikan!
Halo anda blogger, di postingan kali ini saya ingin membahas satu topik yang cukup fenomenal, yakni wacana ancaman multitasking. Dewasa ini yang namanya multitasking tampaknya sudah sangat lumrah bahkan menjadi kebiasaan banyak orang. Multitasking artinya mengerjakan banyak pekerjaan lebih dari satu atau dua dalam waktu bersamaan.
Tidak jarang bahkan orang dengan bangganya memproklamirkan dirinya sebagai multitasker. Layaknya smartphone yang bisa menjalankan lebih dari satu aplikasi dalam sekali waktu.
Dan memang salah satu penyebab merebaknya sikap multitasking kini ini tidak bisa dielakkan alasannya dampak smartphone itu sendiri.
Disadari atau tidak, smartphone telah menciptakan kita terbiasa melaksanakan multitasking. Berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain. Misal dikala berguru atau bekerja sambil mengecek setiap notifikasi, pesan masuk dan lain lain. Sehingga dampaknya akan memunculkan banyak sekali distraksi / gangguan, yang secara pribadi akan mengurangi fokus dan produktivitas kita pada sebuah pekerjaan.
Contoh distraksi lain yang paling akrab dengan kehidupan kita di kala smartphone ini yaitu Online Chat Group. Banyak orang yang gabung di lebih dari satu group messenger (WA/BBM/Telegram). Sekilas mungkin akan terkesan keren punya / gabung dengan banyak group.
Biasanya pesan / chat dari member group selalu masuk dalam jumlah ratusan atau bahkan ribuan chat tiap menitnya. Sehingga smartphone-nya menyerupai terkesan tak pernah sepi. Ditinggal sebentar saja, chat yang masuk sudah bejibun. Padahal mungkin isi chatnya ngalor ngidul gak terperinci juntrungannya.
Otak kita jadi terbiasa berpikir meloncat-loncat dari satu topik ke topik lainnya. Kita sibuk scroll semua isi chat /timeline, padahal mungkin ada pekerjaan lain yang lebih utama yang harusnya lebih fokus dikerjakan.
Nah sikap menyerupai itu, multitasking dalam hal apapun (bukan hanya berkaitan dengan smartphone)- dampaknya sangat tidak baik bagi produktivitas kita. Berbagai penelitianpun telah setuju mengatakan banyaknya dampak negatif yang diakibatkan oleh acara Multitasking ini.
Berikut ini saya sajikan sebuah infografis yang mengatakan bagaimana buruknya dampak multitasking.
Artinya tidak banyak yang akan dihasilkan dengan bermultitasking. Setiap pekerjaan yang dilakukan secara multitasking hanya akan jadi setengah-setengah, alasannya terperinci tidak ada fokus yang menyertainya.
Ya memang ada sebagian orang yang bisa melaksanakan multitasking dengan baik. Artinya semua pekerjaan yang ia lakukan bersamaan tersebut mendapat porsi fokus yang cukup serta bisa selesai sempurna waktu. Namun persentasenya sangatlah kecil. Hanya 2% orang yang bisa melaksanakan multitasking dengan baik, sisanya kita bisa lihat sendiri. Mungkin anda sendiri juga merasakannya.
89% orang pengguna Smartphone menggunakannya dikala mereka bekerja. Dan dalam kisaran rata-rata, para pekerja yang memakai komputer untuk bekerja akan terganggu, terdistraksi oleh Smartphone selama 10,5 menit. Artinya dikala seorang terpengaruhi oleh distraksi smartphone, waktu 10 menitnya hilang sia-sia.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa seorang pengguna smartphone itu mengecek smartphonenya lebih dari 150 kali setiap harinya. Bisa kita bayangan berapa banyak waktu terbuang karenanya.
Kembali terbukti, multitasking membunuh produktivitas.
Multitasking terjadi bukan hanya pada dikala situasi formal, menyerupai pekerjaan. Bahkan banyak orang yang ketika beristirahat dan rileks dari segala aktifitas, mereka tetap melaksanakan multitasking. Contoh ketika menonton TV sambil berkirim pesan atau menelepon, menulis sambil menonton TV, menulis sambil main smartphone, sambil cek inbox email dan lain sebagainya. Kesemuanya itu terperinci akan menurunkan produktivitas.
Dalam jangka waktu lama, multitasking sanggup secara ekstrem menurunkan nilai IQ kita sampai 10-15 poin. Yang mana itu sama artinya dengan imbas yang ditimbulkan akhir begadang semalaman (tidak tidur) dan atau setara dengan dua kali lipat imbas konsumsi ganja. Mengerikan sekali, bukan.
Otak didesain tidak untuk melaksanakan pekerjaan secara paralel (multitasking). Karena proses kerja otak sebetulnya yaitu bersifat Sequencial alias berurut. Yakni melaksanakan satu pekerjaan secara full tanpa gangguan, gres berpindah ke pekerjaan lain. Kaprikornus jangan paksakan otak untuk berfungsi secara paralel, otak kita membenci hal menyerupai itu. Efek yang ditimbulkanpun begitu mengerikan.
Juga ketika kita mengendarai kendaraan beroda empat sambil menelepon atau bahkan SMS, secara signifikan akan mengurangi refleks dari si supir tersebut dikala mengemudi. Pastinya sangat berbahaya sekali jikalau itu dilakukan.
Mengutip kata-katanya Pak Yodhia Antariksa "Multitasking is a Myth". Multitasking hanyalah mitos, jangan terpengaruhi untuk melaksanakan banyak hal bersamaan. Pada banyak kasus justru hanya akan membunuh produktivitas kita. Sehingga kita jadi membutuhkan waktu lebih banyak waktu hanya untuk melaksanakan single task.
Kaprikornus masih mau bermultitasking?
***
Infografis ini sengaja saya potong-potong menjadi beberapa belahan dengan tujuan untuk memudahkan penulisan dan pemahaman pembaca sekalian. Berikut yaitu belahan terakhir dari infografis ini. Data-data di atas bersumber dari banyak sekali rujukan terpercaya yang relevan, yang dikumpulkan OnlineCollege.org.
Sebagai penutup, ada sedikit tips yang saya nukilkan dari Pak Yodhia Antariksa berkaitan dengan tema multitasking ini. Kita mungkin tidak bisa terhindar dari multitasking, pastinya akan ada situasi di mana kita dipaksa untuk melaksanakan beberapa acara / pekerjaan secara bersmaan. Tapi untuk meminimalisir dampak-dampak negatif di atas, kita bisa melaksanakan tips-tips sederhana berikut.
Tidak jarang bahkan orang dengan bangganya memproklamirkan dirinya sebagai multitasker. Layaknya smartphone yang bisa menjalankan lebih dari satu aplikasi dalam sekali waktu.
Dan memang salah satu penyebab merebaknya sikap multitasking kini ini tidak bisa dielakkan alasannya dampak smartphone itu sendiri.
Disadari atau tidak, smartphone telah menciptakan kita terbiasa melaksanakan multitasking. Berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain. Misal dikala berguru atau bekerja sambil mengecek setiap notifikasi, pesan masuk dan lain lain. Sehingga dampaknya akan memunculkan banyak sekali distraksi / gangguan, yang secara pribadi akan mengurangi fokus dan produktivitas kita pada sebuah pekerjaan.
Contoh distraksi lain yang paling akrab dengan kehidupan kita di kala smartphone ini yaitu Online Chat Group. Banyak orang yang gabung di lebih dari satu group messenger (WA/BBM/Telegram). Sekilas mungkin akan terkesan keren punya / gabung dengan banyak group.
Biasanya pesan / chat dari member group selalu masuk dalam jumlah ratusan atau bahkan ribuan chat tiap menitnya. Sehingga smartphone-nya menyerupai terkesan tak pernah sepi. Ditinggal sebentar saja, chat yang masuk sudah bejibun. Padahal mungkin isi chatnya ngalor ngidul gak terperinci juntrungannya.
Otak kita jadi terbiasa berpikir meloncat-loncat dari satu topik ke topik lainnya. Kita sibuk scroll semua isi chat /timeline, padahal mungkin ada pekerjaan lain yang lebih utama yang harusnya lebih fokus dikerjakan.
Nah sikap menyerupai itu, multitasking dalam hal apapun (bukan hanya berkaitan dengan smartphone)- dampaknya sangat tidak baik bagi produktivitas kita. Berbagai penelitianpun telah setuju mengatakan banyaknya dampak negatif yang diakibatkan oleh acara Multitasking ini.
Berikut ini saya sajikan sebuah infografis yang mengatakan bagaimana buruknya dampak multitasking.
1. Terjebak dalam Ilusi
Orang-orang yang melaksanakan multitasking akan mencicipi dirinya menyerupai telah mencapai / melaksanakan banyak hal. Padahal kenyataannya mereka telah memangkas produktivitas mereka sendiri.Artinya tidak banyak yang akan dihasilkan dengan bermultitasking. Setiap pekerjaan yang dilakukan secara multitasking hanya akan jadi setengah-setengah, alasannya terperinci tidak ada fokus yang menyertainya.
Ya memang ada sebagian orang yang bisa melaksanakan multitasking dengan baik. Artinya semua pekerjaan yang ia lakukan bersamaan tersebut mendapat porsi fokus yang cukup serta bisa selesai sempurna waktu. Namun persentasenya sangatlah kecil. Hanya 2% orang yang bisa melaksanakan multitasking dengan baik, sisanya kita bisa lihat sendiri. Mungkin anda sendiri juga merasakannya.
2. Waktu Produktif Terbuang Percuma
Seperti dikatakan di awal, teknlogi smartphone telah menjadi suatu dilema. Di satu sisi menjadi demikian bergunanya untuk mendukung mobilitas dan kanal informasi. Di sisi lain juga memberkan dampak jelek terhadap produktivitas.89% orang pengguna Smartphone menggunakannya dikala mereka bekerja. Dan dalam kisaran rata-rata, para pekerja yang memakai komputer untuk bekerja akan terganggu, terdistraksi oleh Smartphone selama 10,5 menit. Artinya dikala seorang terpengaruhi oleh distraksi smartphone, waktu 10 menitnya hilang sia-sia.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa seorang pengguna smartphone itu mengecek smartphonenya lebih dari 150 kali setiap harinya. Bisa kita bayangan berapa banyak waktu terbuang karenanya.
Kembali terbukti, multitasking membunuh produktivitas.
3. Mengurangi Pemahaman Belajar
Para pelajarpun tidak luput dari fenomena multitasking ini. Mereka juga sering kali melaksanakan multitasking dikala mereka belajar. Membuka social media, browsing sana-sini, youtube dan lain sebagainya. Dampaknya terperinci bisa kita ketahui, konsenterasi mereka dalam berguru akan berkurang.Multitasking terjadi bukan hanya pada dikala situasi formal, menyerupai pekerjaan. Bahkan banyak orang yang ketika beristirahat dan rileks dari segala aktifitas, mereka tetap melaksanakan multitasking. Contoh ketika menonton TV sambil berkirim pesan atau menelepon, menulis sambil menonton TV, menulis sambil main smartphone, sambil cek inbox email dan lain sebagainya. Kesemuanya itu terperinci akan menurunkan produktivitas.
4. Membuatmu Semakin Bodoh
Seperti dikatakan di awal, kita yang melaksanakan multitasking bisa saja merasa kita telah melaksanakan banyak hal (walau seringnya hanya jadi setengah-setengah), padahal kenyataanya ada satu hal yang sangat menakutkan dibalik acara multitasking yang kita lakukan.Dalam jangka waktu lama, multitasking sanggup secara ekstrem menurunkan nilai IQ kita sampai 10-15 poin. Yang mana itu sama artinya dengan imbas yang ditimbulkan akhir begadang semalaman (tidak tidur) dan atau setara dengan dua kali lipat imbas konsumsi ganja. Mengerikan sekali, bukan.
Otak didesain tidak untuk melaksanakan pekerjaan secara paralel (multitasking). Karena proses kerja otak sebetulnya yaitu bersifat Sequencial alias berurut. Yakni melaksanakan satu pekerjaan secara full tanpa gangguan, gres berpindah ke pekerjaan lain. Kaprikornus jangan paksakan otak untuk berfungsi secara paralel, otak kita membenci hal menyerupai itu. Efek yang ditimbulkanpun begitu mengerikan.
5. Mengganggu Konsenterasi dan Refleks
Seorang pelajar yang mengerjakan pekerjaan rumah (PR) sambil mainan HP menyerupai chatting atau browsing cenderung akan mendapat gangguan di pelajarannya.Juga ketika kita mengendarai kendaraan beroda empat sambil menelepon atau bahkan SMS, secara signifikan akan mengurangi refleks dari si supir tersebut dikala mengemudi. Pastinya sangat berbahaya sekali jikalau itu dilakukan.
Mengutip kata-katanya Pak Yodhia Antariksa "Multitasking is a Myth". Multitasking hanyalah mitos, jangan terpengaruhi untuk melaksanakan banyak hal bersamaan. Pada banyak kasus justru hanya akan membunuh produktivitas kita. Sehingga kita jadi membutuhkan waktu lebih banyak waktu hanya untuk melaksanakan single task.
Kaprikornus masih mau bermultitasking?
***
Infografis ini sengaja saya potong-potong menjadi beberapa belahan dengan tujuan untuk memudahkan penulisan dan pemahaman pembaca sekalian. Berikut yaitu belahan terakhir dari infografis ini. Data-data di atas bersumber dari banyak sekali rujukan terpercaya yang relevan, yang dikumpulkan OnlineCollege.org.
Sebagai penutup, ada sedikit tips yang saya nukilkan dari Pak Yodhia Antariksa berkaitan dengan tema multitasking ini. Kita mungkin tidak bisa terhindar dari multitasking, pastinya akan ada situasi di mana kita dipaksa untuk melaksanakan beberapa acara / pekerjaan secara bersmaan. Tapi untuk meminimalisir dampak-dampak negatif di atas, kita bisa melaksanakan tips-tips sederhana berikut.
- Jangan terlalu banyak gabung group Online Messenger, kurangi distraksi.
- Lakukan ritual untuk mematikan smartphone minimal satu jam sehari, misal dikala maghrib. Baru diaktifkan lagi nanti sesudah isya.
- Isi waktu dengan baca buku-buku positif (buku fisik, bukan ebook)