Senin, 01 Oktober 2018

3 Perbuatan Yang Dilaknat Allah

3 Perbuatan Yang Dilaknat Allah



Di suatu Jum’at, tengah Rasulullah saw. naik mimbar, dia bersabda, “Amin, Amin, Amin”.
Para shahabat kemudian bertanya, “Mengapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?”

Lalu dia menjawab, “Baru saja Jibril berkata kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang:





1. MELEWATI RAMADHAN TANPA AMPUNAN (karena tidak meminta maaf, dan tidak memaafkan)’, maka kukatakan, ‘Amin’,

2. Mengetahui kedua orangtuanya masih hidup, namun TIDAK MEMBUAT MEREKA MASUK JANNAH (karena tidak berbakti dan membawa mereka kepada agama Allah)’, maka saya berkata: ‘Amin’.

3. TIDAK MENJAWAB SHALAWAT dikala disebut namamu (Rasulullah saw.)’, maka kukatakan, ‘Amin”.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih Ibnu Khuzaimah (3/192) dan Imam Ahmad dalam kitab Musnad Imam Ahmad (2/246, 254).

Hadits ini juga :

1. Dishahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), juga oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682).

2. Dihasankan oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (8/142), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘ (212), dan oleh Al Albani di Shahih At Targhib (1679).
Tentang Perempuan Di Otak Lelaki ( Kejujuran Dari Seorang Ikhwan )

Tentang Perempuan Di Otak Lelaki ( Kejujuran Dari Seorang Ikhwan )


 Kamu tau kenapa saya suka perempuan itu pakai jilbab? Jawabannya sederhana, sebab mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini mulai dari keluar pintu rumah hingga kembali masuk rumah lagi.

Dan kau tau? Di kampus kawasan saya seharian disana, kemana arah mata memandang selalu saja mem
buat mata saya terbelalak.

Hanya dua arah yang bisa menciptakan saya tenang, mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.

Melihat kedepan ada perempuan berlenggok dengan seutas "Tank Top", noleh ke kiri pemandangan "Pinggul/udel terbuka", menghindar kekanan ada sajian "Celana ketat
plus You Can See", balik ke belakang dihadang oleh "Dada indah/montok menantang!"

Astaghfirullah... kemana lagi mata ini harus memandang?

Kalau saya berbicara nafsu, ow terang sekali saya suka. Kurang merangsang itu mah! Tapi sayang, saya tak ingin hidup ini dibaluti oleh nafsu. Saya juga butuh hidup
dengan pemandangan yang menciptakan saya tenang.

Saya ingin melihat perempuan bukan sebagai objek pemuas mata. Tapi mereka yakni sosok yang anggun mempesona, kalau dipandang bikin sejuk di mata. Bukan paras yang
membikin mata panas, menciptakan keyakinan lepas ditarik oleh pikiran "ngeres" dan hatipun menjadi keras.

Andai perempuan itu mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh pria saat melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau tampil mirip itu lagi.

Kecuali bagi mereka yang memang punya niat untuk menarik lelaki untuk menikmati "aset berharga" yang mereka punya.

Istilah seksi kalau boleh saya definisikan berdasar kata dasarnya yakni penuh daya tarik seks. Kalau ada perempuan yang dibilang seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu. Sebagai seorang insan yang punya fitrah dihormati dan dihargai semestinya anda
malu, sebab penampilan seksi itu sudah menciptakan mata lelaki menelanjangi anda, membayangkan anda yakni objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap anda melaksanakan lebih seksi, lebih... dan lebih lagi.

Dan anda tau apa kesimpulan yang ada dalam benak sang lelaki? Yaitunya: anda bisa diajak untuk begini dan begitu alias gampangan!

Mau tidak mau, sengaja ataupun tidak anda sudah menciptakan diri anda tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan anda sendiri yang anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu yang jelek terjadi pada diri anda, apa itu dengan kata-kata yang nyeleneh, pemerkosaan atau mungkin hingga pada perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin anda
menjawabnya "lelaki" bukan? Oh betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki normal di jaman kini ini.

Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalau tidak ada yang jual. Simpel saja, orang niscaya akan beli kalau ada yang nawarin. Apalagi barang manis itu gratis, wah niscaya semua orang akan berebut untuk menerima. Nah apa bedanya dengan anda mengatakan penampilan seksi anda pada khalayak ramai, saya yakin siapa yang melihat ingin mencicipinya.

Begitulah seharian tadi saya harus menahan penyiksaan pada mata ini. Bukan pada hari ini saja, rata-rata setiap harinya. Saya ingin protes, tapi mau protes ke mana? Apakah saya harus menikmatinya...? tapi saya sungguh takut dengan Zat yang memberi mata ini. Bagaimana nanti saya mempertanggungjawabkan nanti? sungguh duduk perkara yang berkepanjangan dalam hidup saya.

Allah Taala telah berfirman: "Katakanlah kepada pria yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya", yang demikian itu yakni lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada perempuan beriman "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluannya." (QS. An-Nuur : 30-31).

Kaprikornus tak salah bukan kalau saya sering berdiam di ruangan kecil ini, duduk di depan komputer menyerap sekian juta elektron yang terpancar dari monitor, saya hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah mata saya ini rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tak
bisa pertanggungjawabkan nantinya di Akhirat.

Kaprikornus tak salah juga bukan? kalau saya paling malas diajak ke mall, jjs, kafe, dan semacam kawasan yang selalu menyajikan keseksian.

Saya yakin, banyak pria yang punya duduk perkara mirip saya ini. Mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan resah harus berbuat apa. Bagi anda para perempuan apakah akan selalu bahkan semakin menyiksa kami hingga kami tak bisa lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian terpaksa mengambil kesimpulan menikmati pemadangan yang anda tayangkan?

Senin, 17 September 2018

Kisah Nabi Nuh As Dan Kaumnya

Kisah Nabi Nuh As Dan Kaumnya

Ilustrasi


Kaum Nabi Nuh AS terus-menerus menentang apa yang ia dakwahkan. Kadar kekufuran, kejahatan, dan pembangkangan mereka, baik dengan perkataan maupun perbuatan sudah mencapai puncaknya. Para orang tua, apabila melihat anaknya sudah beranjak sampaumur secepat mungkin berwasiat semoga jangan beriman kepada Nabi Nuh AS. Serta hendaklah terus memerangi dan menyelisihi beliau.

Maka lengkap sudah kejahatan dan kesalahan yang terkumpul pada kaum Nabi Nuh AS. Mereka telah kufur dan berbuat kejahatan secara merata. Kaum Nabi Nuh AS benar-benar durhaka hingga mengingkari kerasulan Nabi Nuh AS. Nabi Nuh AS menyimpulkan bahwa pada diri mereka sudah tidak ada impian kebaikan sama sekali. Maka Nabi Nuh AS berdoa kepada Allah SWT semoga memperlihatkan pelajaran setimpal kepada mereka. Allah Ta’ala berfirman:

فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ
Maka dia (Nabi Nuh) berdoa kepada Robb-nya: ‘Sesungguhnya diriku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).’” (QS. Al-Qomar: 10)

وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لاَتَذَرْ عَلَى اْلأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا
(Nabi Nuh) berkata: “Wahai Robb-ku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.” (QS. Nuh: 26)

Perintah Untuk Membuat Perahu Yang Sangat Besar

Pada kesannya Allah SWT mengabulkan doa Nabi Nuh AS. Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Nuh AS bergotong-royong akan menimpakan banjir besar pada kaumnya. Untuk itu Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Nuh AS untuk menciptakan sebuah perahu yang sangat besar. Perahu itu akan memuat Nabi Nuh AS, orang-orang yang beriman, serta bermacam-macam makhluk yang memiliki ruh yang dikehendaki Allah SWT untuk tetap hidup setelah banjir bandang menimpanya.

Pembuatan perahu yang sangat besar itu bukanlah hal yang sederhana. Allah SWT membimbing dan mengawasi secara pribadi akan pembuatannya. Allah SWT menyatakan :
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلاَتُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ
Dan buatlah perahu itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kau bicarakan dengan Aku perihal orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya mereka nanti akan ditenggelamkan.” (QS. Hud: 37)

Bentuk Bahtera Nabi Nuh

Ahli sejarah berselisih pendapat wacana panjang dan lebarnya perahu tersebut. Ada yang menyatakan panjangnya 80 dziro’ dan lebarnya 50 dziro’, ada yang menyatakan panjangnya 300 dziro’ dan lebarnya 50 dziro’. Kalau 1 dziro samadengan 0,5 meter, hitunglah berapa luasnya. Tetapi mereka bersepakat bahwa tingginya 30 dziro.

Perahu itu memiliki 3 lantai, lantai dasar untuk hewan buas dan merayap, lantai kedua untuk manusia, dan lantai ketiga untuk unggas dan burung-burung. Perahu itu memiliki pintu yang terletak di tengah dan memiliki daun pintu yang mengunci rapat dari atas. Di setiap ruas kayu, baik dari dalam maupun luar, dilumuri dengan tir yang berfungsi menahan air semoga tidak sanggup masuk.

Ketika Nabi Nuh AS memulai menciptakan perahu yang sangat besar. Kaumnya bukannya makin sadar akan kekhilafan mereka, tetapi malah menjadi-jadi dalam mengejeknya. Allah SWT menceritakan,:


وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلأٌ مِّن قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِن تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ
Dan mulailah Nabi Nuh menciptakan bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nabi Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nabi Nuh, ‘jika kalian mengejek kami maka sesungguhnya kami pun nanti akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek kami.” (QS. Hud: 38)

Allah SWT menghibur Nabi Nuh AS untuk jangan bersedih hati atas apa yang mereka lakukan. Allah SWT telah memberi kabar kepadanya bahwa sekali-kali tidak akan bertambah orang yang beriman dari kaumnya. Allah SWT menyatakan:

وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَن يُؤْمِنَ مِن قَوْمِكَ إِلاَّ مَنْ قَدْ ءَامَنَ فَلاَتَبْتَئِسْ بِمَاكَانُوا يَفْعَلُونَ
Dan diwahyukan kepada Nuh, bergotong-royong sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), alasannya itu janganlah kau bersedih hati wacana apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. Hud: 36)

Ketika Banjir Besar Datang

Setelah pembuatan perahu selesai, datanglah apa yang Allah SWT janjikan kepada Nabi Nuh AS dan kaumnya. Tiba-tiba Allah SWT memerintahkan langit untuk mengguyur bumi dengan air yang deras, disusul bumi semoga memancarkan air dari segala penjuru dengan cepat, tungku-tungku daerah perapian pun menjelma mata air yang tak henti-hentinya. Bertemulah sumber air yang melimpah baik dari atas maupun dari bawah.

Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS semoga segera naik perahu beserta orang-orang yang beriman dan keluarganya, dan tidak memberi masa tenggang waktu, barangkali orang-orang yang sebelumnya jelas-jelas tidak beriman mau diajak. Berbagai macam hewan dengan pasangannya berbondong-bondong mengikutinya. Setelah seluruh muatan sudah naik, maka Nabi Nuh AS berkata kepada seisi makhluk yang ada di perahu tersebut,

وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللهِ مَجْرَاهَاوَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dan (Nabi Nuh) berkata, ‘Naiklah kalian ke dalam perahu dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Robb-ku benar-benar Maha pengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. Hud: 41)

Allah SWT memerintahkan mereka untuk berdoa:

فَإِذَا اسْتَوَيْتَ أَنتَ وَمَن مَّعَكَ عَلَى الْفُلْكِ فَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي نَجَّانَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ {28} وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِي مُنزَلاً مُبَارَكًا وَأَنتَ خَيْرُ الْمُنزِلِينَ {29}
Segala puji bagi Allah yang menyelamatkan kami dari kaum yang zholim.“Dan katakanlah, ‘Wahai Robb-ku, tempatkanlah kami pada daerah yang diberkati, dan Engkau yaitu sebaik-baik yang memberi tempat.” (QS. Al-Mu’minun: 28-29)

Saat itu seisi bumi dipenuhi dengan air, baik gunungnya, bukitnya, padang pasirnya, bab datarnya dan jurangnya. Kebanyakan para jago tafsir menyampaikan bahwa ketinggian air kala itu di atas permukaan gunung yang paling tinggi 15 dziro.

Bumi ketika itu betul-betul tidak bertepi. Semuanya dipenuhi dengan air. Perahu itu melewati ombak yang tingginya bagaikan gunung-gunung. Semua kaum Nabi Nuh AS yang membangkang dibinasakan oleh Allah SWT  hingga tak tersisa seorang pun termasuk anaknya Nabi Nuh AS. Mereka karam bersama pengingkaran terhadap syariat nabi mereka. Mereka karam bersama kesombongan kepada fatwa nabi mereka. Itulah tanggapan bagi orang-orang yang menentang agama Allah SWT, dan orang yang zholim akan mengalami hal yang semisalnya.

مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ وَمَاهِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ
Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zholim.” (QS. Hud: 83)

Sumber: Majalah Al-Mawaddah, Edisi 11 Tahun ke-1 Jumadal Tsaniyah 1429/Juni 2008

Note : Dari guru ngaji saya, Selama Nabi Nuh AS berdakwah selama 1000 tahun hanya sekitar 70 orang  yang beriman kepada Allah SWT dan mau mengikuti syariat yang dibawa oleh Nabi Nuh AS.