Senin, 24 September 2018

Hadits Arbain Nawawi Ke 4 Wacana Takdir Insan Telah Ditetapkan

Terjemah dan Syarah Hadits Arbain Nawawi Ke 4 Tentang Takdir Manusia Telah DItetapkan


عن أبي عبدالرحمن عبدالله بن مسعود رضي الله عنه قال حدثنا رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو الصادق المصدوق " إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم علقه مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك , ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح , ويؤمر بأربع كلمات : بكتب رزقه , وأجله , وعمله , وشقي أم سعيد . فوالله الذي لا إله غيره إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار , وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة

Terjemahan:
Dari Abu 'Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anh, ia berkata : bahwa Rasulullah telah bersabda, "Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi 'Alaqoh (segumpal darah) selama itu juga kemudian menjadi Mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya kemudian diperintahkan untuk menuliskan 4 kata : Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. maka demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan jago nirwana sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan nirwana kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh kemudian ia melaksanakan perbuatan jago neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan jago neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh kemudian ia melaksanakan perbuatan jago nirwana dan ia masuk surga.

[Bukhari no. 3208, Muslim no. 2643] 


Kajian Hadits Arbain ke 4 Bersama Ustadz Abdul Somad LC, MA




Terjemah dan Syarah Hadits Arbain Nawawi Ke  Hadits Arbain Nawawi Ke 4 Wacana Takdir Insan Telah Ditetapkan


Penjelasan:

Kalimat, “Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya ” maksudnya yaitu Air mani yang memancar kedalam rahim, kemudian Allah pertemukan dalam rahim tersebut selama 40 hari. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa ia menafsirkan kalimat diatas dengan menyatakan, “Nutfah yang memancar kedalam rahim jikalau Allah menghendaki untuk dijadikan seorang manusia, maka nutfah tersebut mengalir pada seluruh pembuluh darah wanita hingga kepada kuku dan rambut kepalanya, kemudian tinggal selama 40 hari, kemudian menjelma darah yang tinggal didalam rahim. Itulah yang dimaksud dengan Allah mengumpulkannya” Setelah 40 hari Nutfah menjadi ‘Alaqah (segumpal darah)

Kalimat, “kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya” yaitu Malaikat yang mengurus rahim

Kalimat "Sesungguhnya ada seseorang diantara kau melaksanakan amalan jago surga........" secara tersurat menyampaikan bahwa orang tersebut melaksanakan amalan yang benar dan amal itu mendekatkan pelakunya ke nirwana sehingga ia hampir sanggup masuk ke nirwana kurang satu hasta. Ia ternyata terhalang untuk memasukinya alasannya ialah taqdir yang telah ditetapkan bagi dirinya di simpulan masa hayatnya dengan melaksanakan perbuatan jago neraka. Dengan demikian, perhitungan semua amal baik itu tergantung pada apa yang telah dilakukannya. Akan tetapi, jikalau ternyata pada alhasil tertutup dengan amal buruk, maka ibarat yang dikatakan pada sebuah hadits: "Segala amal perbuatan itu perhitungannya tergantung pada amal terakhirnya." Maksudnya, berdasarkan kami hanya menyangkut orang-orang tertentu dan keadaan tertentu. Adapun hadits yang disebut oleh Imam Muslim dalam Kitabul Iman dari kitab shahihnya bahwa Rasulullah berkata: " Seseorang melaksanakan amalan jago nirwana dalam pandangan manusia, tetapi sebetulnya ia ialah jago neraka." Menunjukkan bahwa perbuatan yang dilakukannya semata-mata untuk mendapat pujian/popularitas. Yang perlu diperhatikan ialah niat pelakunya bukan perbuatan lahiriyahnya, orang yang selamat dari riya' semata-mata alasannya ialah karunia dan rahmat Allah Ta'ala.

Kalimat " maka demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya ada seseorang diantara kau melaksanakan amalan jago nirwana sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan nirwana kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh kemudian ia melaksanakan perbuatan jago neraka dan ia masuk neraka. " Maksudnya bahwa, hal semacam ini bisa saja terjadi namun sangat jarang dan bukan merupakan hal yang umum. Karena kemurahan, keluasan dan rahmat Allah kepada manusia. Yang banyak terjadi insan yang tidak baik menjelma baik dan jarang orang baik menjadi tidak baik.

Firman Allah, “Rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku” menyampaikan adanya kepastian taqdir sebagaimana pendirian ahlussunnah bahwa segala insiden berlangsung dengan ketetapan Allah dan taqdir-Nya, dalam hal keburukan dan kebaikan juga dalam hal bermanfaat dan berbahaya. Firman Allah, QS. Al-Anbiya’ : 23, “Dan Dia tidak dimintai tanggung jawab atas segala tindakan-Nya tetapi mereka akan dimintai tanggung jawab” menyatakan bahwa kekuasaan Allah tidak tertandingi dan Dia melaksanakan apa saja yang dikehendaki dengan kekuasaa-Nya itu.

Imam Sam’ani berkata : “Cara untuk sanggup memahami pengertian semacam ini ialah dengan menggabungkan apa yang tersebut dalam Al Qur’an dan Sunnah, bukan semata-mata dengan qiyas dan akal. Barang siapa yang menyimpang dari cara ini dalam memahami pengertian di atas, maka ia akan sesat dan berada dalam kebingungan, ia tidak akan memperoleh kepuasan hati dan ketentraman. Hal ini alasannya ialah taqdir merupakan salah satu belakang layar Allah yang tertutup untuk diketahui oleh insan dengan nalar ataupun pengetahuannya. Kita wajib mengikuti saja apa yang telah dijelaskan kepada kita tanpa boleh mempersoalkannya. Allah telah menutup makhluk dari kemampuan mengetahui taqdir, alasannya ialah itu para malaikat dan para nabi sekalipun tidak ada yang mengetahuinya”.

Ada pendapat yang menyampaikan : “Rahasia taqdir akan diketahui oleh makhluk saat mereka menjadi penghuni surga, tetapi sebelumnya tidak sanggup diketahui”.

Beberapa Hadits telah memutuskan larangan kepada seseorang yang tdak mau melaksanakan sesuatu amal dengan alasan telah ditetapkan taqdirnya. Bahkan, semua amal dan perintah yang tersebut dalam syari’at harus dikerjakan. Setiap orang akan diberi jalan yang gampang menuju kepada taqdir yang telah ditetapkan untuk dirinya. Orang yang ditaqdirkan masuk golongan yang beruntung maka ia akan gampang melaksanakan perbuatan-perbuatan golongan yang beruntung sebaliknya orang-orang yang ditaqdirkan masuk golongan yang celaka maka ia akan gampang melaksanakan perbuatan-perbuatan golongan celaka sebagaimana tersebut dalam Firman Allah :
“Maka Kami akan mudahkan ia untuk memperoleh keberuntungan”.
(QS. Al Lail :7)

“Kemudian Kami akan mudahkan ia untuk memperoleh kesusahan”.
(QS.Al Lail :10)


Para ulama berkata : “Al Qur’an, lembaran, dan penanya, semuanya wajib diimani begitu saja, tanpa mempersoalkan corak dan sifat dari benda-benda tersebut, alasannya ialah hanya Allah yang mengetahui”.

Allah berfirman : “Manusia tidak sedikit pun mengetahui ilmu Allah, kecuali yang Allah kehendaki”.(QS. Al Baqarah : 255).

0 komentar

Posting Komentar