Kamis, 25 Juli 2013

Indrayanti Sang Primadona Gunung Kidul

Indrayanti Sang Primadona Gunung Kidul


Pantai Indrayanti alias Pulang Sawal
Sudah lama saya penasaran sama pantai Indrayanti di Gunung Kidul, yang kata orang cantik, bersih dan nyaman untuk jalan-jalan karena ada fasilitas kafe dan restoran untuk leyeh-leyeh sambil memandang laut. Begitu ada kesempatan ke Jogja, saya kasak-kusuk dengan adik saya, Dila, untuk mengatur GK Trip, semalam menginap di pantai ini.

Jalan Menuju Pulang Sawal
Meski lebih dikenal sebagai pantai Indrayanti, sebenarnya nama pantai ini adalah Pantai Pulang Sawal. Dahulu kala disingkat menjadi pantai pulsa :p Tapi karena di pantai ini ada kafe Indrayanti yang terkenal dengan gazebo-gazebo cantiknya, masyarakat lebih suka menggunakan nama ini. Ya sudah, asal dicatat saja, dalam perjalanan menuju pantai ini akan ada papan penunjuk jalan menggunakan nama pantai Pulang Sawal (versi pemda) dan pantai Indrayanti (versi warga lokal). Biar nggak nyasar :)
Pantai ini terletak di kecamatan Tepus kabupaten Gunung Kidul, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari Jogja, kita bisa menggunakan mobil atau sepeda motor menuju Wonosari (ibukota Gunung Kidul). Perjalanan naik gunung ini bisa ditempuh dalam satu sampai satu setengah jam, tergantung padatnya lalu lintas. Setelah memasuki kota Wonosari, kita akan melewati pasar (jalan satu arah), dari sana kita belok kanan melalui Jl. Baron. Ikuti terus Jl. Baron ini sampai nanti ada petunjuk jalan ke kiri, ke arah pantai Pulang Sawal yang searah dengan pantai Sundak, Pok Tunggal dan Siung. Kalau tidak menemukan plang ke arah Pulang Sawal/Indrayanti, ikuti dulu yang ke arah pantai Sundak. Dari Wonosari ke tepi pantai sekitar satu jam. Jalannya beraspal sampai ke parkiran pinggir pantai, meski beberapa ruas jalan sangat sempit dan sulit untuk berpapasan dua mobil.

Yang punya GPS, sila dicatat koordinat pantai Pulang Sawal ini: S8°9'2"   E110°36'44". Untuk memberi perspektif, sila buka peta pantai-pantai yang ada di Gunung Kidul, di link ini. Yang punya smartphone, sila membuka peta di hp masing-masing. Tapi pengalaman kami, hanya sinyal Telkomsel yang bisa sampai pantai, sementara sinyal XL dan Indosat hilang ditelan ombak :)

Kafe dan Restoran Indrayanti
Sunset dilihat dari Pantai Landeng
Kami berangkat jam 2 siang dari Jogja utara dan sampai di pantai Pulang Sawal pukul 4.45 sore. Kami langsung memarkir mobil di dalam area penginapan kami di Griya Pesisir yang letaknya tepat di bibir pantai. Suasana sabtu sore di pantai lumayan ramai. Setelah beres-beres barang bawaan, kami duduk leyeh-leyeh di balkon penginapan lantai dua sambil melihat senja berganti malam. Little A bersama Om dan Tantenya tidak tahan untuk tidak berbasah-basah di pantai, meski saat itu air laut surut sehingga bebatuan nampak di bibir pantai.

Garis pantai Pulang Sawal tidak terlalu panjang, berada di antara bukit kecil di sebelah timur dan batu karang di sebelah barat. Lokasi pantai ini kurang bagus untuk memotret sunset atau sunrise. Begitu langit memerah, Si Ayah berjalan melipir ke barat melewati batu karang. Dia mengambil foto sunset dari pantai tetangga di balik karang: pantai Landeng.

Saya jalan-jalan menyusuri pantai sambil cari makan di kafe Indrayanti. Kafe ini buka sampai malam jam sembilan asal bahan makanan masih ada, hehe. Saya memesan makanan: ikan bakar, filet goreng, tahu, sayur kangkung dll. Total 196 ribu untuk berdelapan. Makanan bisa diantar sampai kamar, kayak room service :) Rasanya tidak istimewa tapi cukup enak. Malam itu kami tidur nyenyak diiringi deburan ombak dan sayup-sayup terdengar lagu dangdut dari arah kampung.


Dreamy Trenggole beach in the morning

Matahari terbit terlihat dari bukit di atas pantai Trenggole
Saya bangun pagi dengan semangat untuk berburu sunrise bersama Si Ayah. Kapan lagi ada kesempatan bisa pacaran berdua? Kami pamit pada ortu dan adik setelah sholat subuh, tak lupa menitipkan anak-anak dan bergegas berjalan ke arah timur, berharap mendapat view yang bagus dari balik bukit. Di balik bukit di sebelah timur pantai Pulang Sawal adalah pantai Trenggole. Pantai ini lebih sepi daripada tetangganya yang lebih terkenal. Kami hanya melihat dua orang backpacker yang tidur di pasir dengan menggelar kantung tidur. Satu orang bangkit dan mulai berenang. Dan Si Ayah pun sibuk memotret ombak yang memecah bebatuan.

Matahari terbit yang kami nantikan tidak juga datang. Tentu saja, pantai Trenggole ini juga berbatasan dengan bukit di sebelah timur. Di balik bukit tersebut ada pantai Goa Lawang yang jaraknya 500 meter ke arah timur. Jalan ke pantai ini hanya jalan setapak yang hanya bisa dilalui oleh orang dan sepeda motor.

Akhirnya kami memutuskan untuk naik ke bukit. Pemandangannya cukup bagus dari atas. Kalau memandang ke arah barat, kita bisa mengintip pantai Sundak. Ternyata matahari muncul dari balik pegunungan kapur. Pantes saja mataharinya tidak kelihatan, saya cari-cari ke arah yang salah ^_^ Kami cukup lama di atas bukit sampai saya lihat tiga titik yang bergerak-gerak di depan penginapan. Lho, ternyata Little A sudah bangun dan langsung turun ke pantai. Duh, waktu pacaran habis dan kami segera kembali ke penginapan.

Tukang Payung buka lapak
Little A puas main air
Little A minta 'naik gunung'
Di pagi hari, pantai masih sepi, cukup asyik untuk main-main air sampai puas. Yang nggak pengen main air, bisa leyeh-leyeh dengan menyewa payung dan tikar seharga Rp 20.000, dipakai sepuasnya. Di pantai ini, jangan takut kelaparan karena banyak orang berjualan camilan: arem-arem, tahu, bakpao, dll. Warung-warung mie instant pun banyak bertebaran, berjejer dengan bilik-bilik toilet dan kamar mandi.

Pantai Paling Bersih?
Rumor yang beredar, pantai Pulang Sawal ini menjadi primadona karena pasirnya yang putih dan bersih, bebas dari sampah. Kabarnya, yang membuang sampah di sini bakal didenda Rp 10.000. Hmm... saya benar-benar penasaran dan ingin melihat langsung tingkat kebersihan pantai ini, dan tingkat kepatuhan masyarakat Indonesia membuang sampah pada tempatnya ;)

Benarkah pantai ini bersih bebas sampah? Bersih dengan standar siapa dulu, hehe. Mungkin dibandingkan pantai-pantai lain, Pulang Sawal cukup bersih. Tapi saya masih saja melihat puntung rokok dan bungkus mie instan berserakan, botol minuman terombang-ambing di laut dan bahkan, popok bayi bekas pakai tepat di depan penginapan saya. Wait, What? Orang macam mana yang membuang popok bayi di pantai? Grrrhh... Di beberapa sudut warung, batok-batok kelapa muda ditumpuk begitu saja dan mengundang lalat. Saya amati, tempat-tempat sampah di pantai ini diletakkan cukup tersembunyi di belakang warung dan toilet, tidak terlihat langsung dari pantai. Menjelang siang, saya tanya Bapak saya yang setia duduk di kursi balkon mengamati suasana pantai, apa ada petugas kebersihan yang memunguti sampah. Kata Bapak saya, yang memungut sampah adalah mas-mas yang menyewakan payung. God bless them :) Dari TOA lifeguard, berulang kali diingatkan agar pengunjung tidak membuang sampah di pantai.


Colourful beach
Minggu jam 9 pagi, sudah ramai banget
Secara umum, weekend getaway kami kali ini cukup menyenangkan. Ibu saya senang bisa jalan-jalan pagi dari ujung barat pantai Landeng sampai ujung pantai Trenggole di timur dan berbelanja oleh-oleh peyek rumput laut. Bapak saya yang sudah tidak kuat berjalan-jalan lagi, cukup puas menikmati pemandangan pantai dari balkon lantai dua. Tante Dila dan Om Irham puas main air dengan Little A dan puas berfoto-foto post-wed :D Si Ayah, meski capek menyetir, cukup menikmati liburan singkat ini. Hanya saja dia kurang puas dengan look out untuk memotret sunrise dan sunset. Kita harus coba pantai lain kalau begitu, ya? ;)

Rasa penasaran saya akan primadona Gunung Kidul ini terpuaskan. Tapi kalau melihat ramainya pengunjung yang memadati pantai ini, saya juga sedikit khawatir, akankah pantai ini tetap menjadi pantai yang cantik dan bersih, atau lambat laut akan tercemar karena ulah pengunjung sendiri.

Untuk keluarga yang ingin berkunjung ke sini, apalagi di akhir pekan, saya sarankan datang pagi atau sore sebelum matahari terik dan pantai ramai. Kalau perlu memang menginap seperti yang kami lakukan agar tidak terlalu capek dan lebih santai. Kalau tidak malas, sebenarnya bisa sekalian menyusuri pantai-pantai yang ada di sekitar Pulang Sawal ini: Pok Tunggal dan Sundak yang konon juga secantik Indrayanti. Tapi tolong... tolong banget, jangan kotori pantai-pantai jelita ini ya. Buang sampah di tempatnya, oke?

~ The Emak

Baca juga:
Griya Pesisir Pantai Pulang Sawal[review penginapan]
Hotel Melia Purosani [review penginapan]

Selasa, 16 Juli 2013

Pemenang Turnamen Foto Perjalanan Ronde 23

Pemenang Turnamen Foto Perjalanan Ronde 23

Lorne, Victoria
*Give myself pat in the back* Alhamdulillah Turnamen Foto Perjalanan ronde 23 berlangsung sukses dan meriah, penuh keriaan celotehan teman-teman yang mampir dan nongkrongin kandang burung The Emak :D

Terima kasih atas semua partisipasi teman-teman dalam #TFP23 ini, baik yang sudah submit foto, atau yang ikut koar-koar di twitter meski tidak bisa submit foto karena ngakunya tidak punya burung :) Err... foto burung, begitulah.

Foto di album ini membawa kami berkelana ke tempat-tempat yang belum pernah kami kunjungi dan berkenalan dengan burung-burung yang belum pernah kami lihat. Melihat burung-burung beterbangan bebas di pekarangan dan taman membuat #LittleA minta pulang ke tanah kelahirannya :p Foto  @tesyasblog dan @clararch02 sukses membuat kami kangen sama Hobart dan Queenstown. Hiks, kalian nakal :p

#BigA menyukai foto Elang dari @philardi dan @dananwahyu. Sejak dulu dia memang suka Elang dan punya beberapa koleksi foto Elang di Kakadu NP. Spesial mention dan terima kasih untuk Mamah Suri Dina @duaransel yang sudah ikut submit foto Merpati Ketiga yang sedang galau. Dapat titipan jempol dari Si Ayah yang juga penggemar HDR :)

Tapi... dari semua foto-foto burung yang keren-keren di album ini, saya hanya boleh memilih satu pemenang, yang berhak menjadi host turnamen foto perjalanan ronde berikutnya.

Dan pemenangnya adalah.... *drum roll*

Keep calm and stop arguing 
Foto burung Blue Tanager dari kak @Mindoel ini membuat saya terpesona. Saya jadi terseret lamunan, ikut nongkrong di balkon Kak Mindoel, minum teh panas dan nyemil pisang goreng, sambil mengamati burung-burung kiyut ini bercicip berebut pisang. Ah, indahnya hidup :)

Selamat untuk Mindy aka @mindoel yang berhak menjadi host Turnamen Foto Perjalanan ronde 24. Pantengin terus blog Mindy di http://mindoel.blogspot.de.

Terima kasih ^_^

~ The Emak

Senin, 01 Juli 2013

Turnamen Foto Perjalanan Ronde 23: Burung

Turnamen Foto Perjalanan Ronde 23: Burung

Burung Kakatua di pantai Lorne, Victoria, Australia yang sedang menikmati makan siang. 

Turnamen ini sudah ditutup. Sila melihat pengumuman pemenang di sini. Terima kasih untuk semua partisipan. Cheers :) 

=================================================

Halo semua! Maafken The Emak yang terlambat meng-update turnamen foto perjalanan ini. Setelah seminggu merawat seisi rumah yang kompak sakit, kami juga mesti pergi ke negeri tetangga untuk ikut mengusir kabut asap (halah!). Sebenarnya nggak nyangka juga foto sunrise dari dalam tenda ketika 'Menanti Matahari Terbit di Kiama' dipilih oleh Kak @andrianiken sebagai pemenang. Padahal foto-foto matahari dalam turnamen ronde 22 kemarin bagus-bagus banget! Terima kasih banyak Kak Niken :)

Pilihan tema foto perjalanan kali ini: Burung! Soalnya The Emak memang demen sama burung. Ketika pertama kali mengunjungi Sydney, kami dibuat takjub oleh burung-burung camar yang bebas berkeliaran di pelabuhan dan burung-burung merpati yang santai nongkrong di taman. Mereka ini tidak takut sama sekali dengan manusia. Malah sering kurang ajar mencuri makanan kami. Yah, maklum aja, di Australia orang-orang tidak lagi menembaki burung. Bahkan saya belum pernah menemukan peringatan: Dilarang Menembak Burung. Yang ada malah: Dilarang Memberi Makan Burung ^_^

Selanjutnya, burung-burung menjadi bagian dari hidup dan perjalanan kami. Setiap pagi, burung robin bertamu ke balkon apartemen kami sambil berkicau. Di taman dekat rumah, kami dengan mudah menemukan rainbow loriiket yang berwarna-warni.

Dalam perjalanan, kami pun mudah menemukan burung di alam bebas, bukan hanya di kebun binatang. Di Sydney harbour dan pantai-pantainya, gampang menemukan burung Kookaburra yang sering tega mencuri makan dan kemudian ketawa-ketawa ngeselin. Ketika mengunjungi Kakadu National Park, saya dibuat takjub oleh Jacana, burung mungil yang dijuluki Jesus bird karena bisa berjalan di atas air. Di Kangaroo Island, #LittleA sempat berenang bersama Pelican yang meluncur anggun. Di Lorne, Victoria, burung-burung Kakatua berjambul kuning menguasai pantai, sepasang pacaran, beberapa ekor lainnya mengganggu orang pacaran, dan yang lain sibuk mencari makan siang. Pengalaman paling menarik ketika kami mengunjungi Milford Sound, New Zealand. Di tengah jalan kami berhenti untuk memotret pemandangan. Tiba-tiba ada burung Kea yang menghampiri kami dan mulai mematuk-matuk karet di jendela mobil sampai cuwil. Duh, untung ada asuransi :p

Burung-burung camar di Darling Harbour, Sydney, Australia

Saya pengen melihat lebih banyak lagi foto-foto burung, terutama di negeri kita tercinta. Senakal-nakalnya burung, saya tetap lebih suka burung-burung ini bisa terbang bebas di luar kandang sempit. Impian saya, burung-burung di negeri kita ini juga bisa bebas berkeliaran tanpa takut dengan bedil manusia. Burung-burung kita tetap bisa nyaman membuat sarang di pohon-pohon, dan menghibur kita dengan kicaunya yang merdu.

Yuk, pamerin pengalamanmu dengan burung di sini :)

Burung khas New Zealand: Kea, yang sempat mencungkil karet jendela mobil sewaan kami

Aturan main Turnamen Foto Perjalanan

1. Masa submisi : 2 – 14 Juli 2013 jam 23.59 WIB

2. Foto HARUS merupakan hasil jepretan alias karya kamu sendiri

3. Host foto ‘Burung’ – mu di situsmu sendiri. Web, blog, Flickr, Picasa, Photobucket, dsb terserah.

4. Submit foto pada kolom comment artikel ini dengan format berikut :

     Nama/nama blog (akun Twitter bila ada)

     Link blog

     Judul/keterangan foto (maksimal 1 paragraf)

     Link foto (ukuran foto maksimal 600 pixel pada sisi terpanjang)

5. Ada kemungkinan foto yang kamu kirim akan di-rehost di web tuan rumah. Terutama kalau terlalu besar atau bermasalah

6. Submisi lebih cepat lebih baik, sehingga fotomu bisa tertampil seatas mungkin.

7. Foto yang tidak patut, tidak akan di-upload disini, sesuai kebijaksanaan tuan rumah (misal : mengandung kebencian SARA, nyeleneh, menghina pihak lain)

8. Foto tidak diperkenankan dalam bentuk kolase

9. Pengumuman pemenang : 2-3 hari setelah batas masa submisi

10. Foto akan dipampang di dalam post setiap harinya berdasarkan queue Comment post ini.
______________________________________________________________________________

Turnamen Foto Perjalanan untuk Traveler Indonesia
Mengapa mengikuti Turnamen Foto Perjalanan?

  • Ajang sharing foto. Bersama, para travel blogger Indonesia membuat album-album perjalanan yang indah. Yang tersebar dalam ronde-ronde turnamen ini. Untuk dinikmati para pencinta perjalanan lainnya.
  • Kesempatan jadi pemenang. Pemenang tiap ronde menjadi tuan rumah ronde berikutnya. Plus, blog dan temamu (dengan link ybs) akan tercantum dalam daftar turnamen yang dimuat di setiap ronde yang mendatang. Not a bad publication.

Siapa yang bisa ikut?
  • (Travel) blogger – Tak terbatas pada travel blogger profesional, blogger random yang suka perjalanan juga boleh ikut.
  • Setiap blog hanya boleh mengirimkan 1 foto. Misal DuaRansel yang terdiri dari Ryan dan Dina (2 orang) hanya boleh mengirim 1 foto total.
  • Pemenang berkewajiban menyelenggarakan ronde berikutnya di (travel) blog pribadinya, dalam kurun 1 minggu. Dengan demikian, roda turnamen tetap berputar.
  • Panduan bagi tuan rumah baru akan diinformasikan pada pengumuman pemenang. Jika pemenang tidak sanggup menjadi tuan rumah baru, pemenang lain akan ditunjuk.    


    • Nggak punya blog tapi ingin ikutan?
    • Oke deh, ga apa-apa, kirim sini fotomu. Tapi partisipasimu hanya sebatas penyumbang foto saja. Kamu nggak bisa menang karena kamu nggak bisa jadi tuan rumah ronde berikutnya.
    • Eh tapi, kenapa nggak bikin travel blog baru aja sekalian? WordPress, Tumblr, dan Blogspot gampang kok, pakainya. Jangan pake Multiply ya, karena Multiply sudah gulung kasur.

     
    Hak dan kewajiban tuan rumah:
    • Menyelenggarakan ronde Turnamen Foto Perjalanan di blog-nya
    • Memilih tema
    • Melalui social media, mengajak para blogger lain untuk berpartisipasi
    • Meng-upload foto-foto yang masuk
    • Memilih pemenang (boleh dengan alasan apapun)
    • Menginformasikan pemenang baru apa yang perlu mereka lakukan (panduan akan disediakan)


      Ronde Turnamen Foto Perjalanan:

      1. Laut – DuaRansel
      2. Kuliner – A Border that breaks!
      3. Potret – Wira Nurmansyah
      4. Senja – Giri Prasetyo
      5. Pasar – Dwi Putri Ratnasari
      6. Kota – Mainmakan
      7. Hello, Human! (Manusia) – Windy Ariestanty
      8. Colour Up Your Life – Jalan2liburan
      9. Anak-Anak – Farli Sukanto
      10. Dia dan Binatang – Made Tozan Mimba
      11. Culture & Heritage – Noni Khairani
      12. Fotografer – Danan Wahyu Sumirat
      13. Malam – Noerazhka
      14. Transportasi – Titik
      15. Pasangan – Dansapar
      16. Pelarian/Escapism – Febry Fawzi
      17. Ocean Creatures – Danar Tri Atmojo
      18. Hutan – Regy Kurniawan
      19. Moment – bem
      20. Festival/Tarian – Yoesrianto Tahir
      21. Jalanan – PergiDulu
      22. Matahari - Niken Andriani
      23. Burung - The Emak
      24. Kamu?
      ___________________________________________________________________
      Pendiri dan koordinator Turnamen Foto Perjalanan:
      Dina DuaRansel.com email: dina@duaransel.com Twitter: @duaransel
      Facebook: fb.com/duaransel
      Pertanyaan seputar penyelenggaraan dan lain sebagainya? Hubungi Dina.
      Untuk menilik status terbaru beserta FAQ Turnamen Foto Perjalanan, silahkan cek: Turnamen Foto Perjalanan untuk Traveler Indonesia


      __________________________________________________________________________________
      Turnamen Foto Perjalanan Ronde 23: Burung
      1. Avant Garde  (@isna_saragih)

      Mau lihat penguin di Indonesia? Datang saja ke Museum Satwa, Batu :-)

       2. Halim Santoso (@halim_san)
                                Kalkun fotogenik di Taman Balekambang, Solo

      3. Meidiana Kusuma (@geretkoper)
      Hey Pretty!
      Warna bulu si burung cantik ini tidak pernah berhenti membuat saya kagum.

      4. Anti Siladja (@Antimbon)
      I Love You, Sleepyhead
      Owl is one of my favorite animals. I adore their stunning eyes, the way they make creepy weird sounds and their beautiful feathers.

      5. Niken Andriani (@andrianiken)
      Hello bird!
      Sambutan di pasar souvenir Pulau Komodo.

      6. Shu (@travelographers)
      Burung onta merupakan burung terbesar yang masih hidup di bumi, dengan tinggi bisa mencapai 2,5 meter burung ini mungkin satu-satunya burung yang dapat ditunggai oleh manusia baik untuk transportasi maupun perlombaan balap layaknya kuda pacu :)

      7. Diah
      Ready For The Show
      Rajawali ini tengah menunggu giliran untuk beratraksi di hadapan pengunjung Taman Safari Indonesia. 

      8. Mira Afianti
      Playful Birds
      Ada ratusan, mungkin ribuan, burung merpati yang jinak di jalan sekitar Masjid Nabawi, Madinah. Burung-burung tersebut bertambah banyak seiring dengan banyaknya orang-orang yang datang dan memberikan makanan. Uniknya burung-burung ini bisa diajak bermain. Angkatkan tanganmu tinggi-tinggi, maka mereka akan terbang se-irama!

      9. Fahmi (@fahmianhar)

      Burung Kakak Tua yang tidak sedang hinggap di jendela ini caper banget. Setiap ada pengunjung yang mendekatinya, dia langsung ambil posisi kayang di tiang gantungan buat atraksi, sementara burung² lain tetap diam di tempatnya sambil menatapnya dengan sinis. Bosan dengan kelakuannya, akhirnya salah satu temannya menegurnya. Si Kakak Tua nggak terima sampai akhirnya mereka jambak-jambakan... #drama #sinetronburung #krik #kemudianhening

      10. Danan Wahyu S (@dananwahyu)
      Pertarungan Kanawa
      Lengkingan dua unggas di angkasa mengagetkan pagi di Pulau Kanawa, Flores. Dari atas bukit terlihat gagak dan elang saring menyambar liar, tidak tahu apa yang mereka perebutkan. 

      11. Ratna (@queenerva)

      "Ehm...Hai there.. Maaf, boleh saya telan biji palem ini dulu?"
      Mungkin itu yang dikatakan tatapan burung ini pada saya yang sedang membidik dari balik lensa tepat ketika dia menikmati makan siangnya.


      12. Antho (@JustAntho)

      Siapa sangka, burung berbulu cantik ini berjenis kelamin jantan. Ya, faktanya merak jantan (peacock) memiliki bulu lebih indah dibandingkan merak betina (peahen). Dalam istilah biologis disebut dimorfisme.  


      13. Clara Croft (@clararch02)

      Burung Camar ini sedang galau di tepian Danau Wakatipu di Queenstown New Zealand Selatan. Di kejauhan mengintip cantik sekilas keindahan New Zealand yang tak terlupakan..  


      14. Ristalia (@hogarista3)

      Mungkin Anda Pernah dengar Film The Mirror Never Lies Yang Syuting di Wakatobi dengan mengangkat Kehidupan Suku Bajo. Masih Inget dengan salah Satu adegan dalam Film itu ?? Dimana Tingkah Eko, sahabat Pakis yang selalu Lucu saat memberi makan burung Camar. Burung ini adalah sahabat masyarakat Suku Bajo. Dan saya adalah anak daerah Wakatobi. 


      15. Noerazhka (@noerazhka)
      Perbincangan Dalam Kandang ..
      Bukan hanya manusia, burung pun punya kemampuan berkomunikasi dengan sesamanya. Mungkin bukan hanya berkomunikasi, tapi juga berekspresi. Momen yang saya temui di Eco Green Park, yang merupakan bagian dari Jawa Timur Park 2 ini adalah buktinya. Entah apa yang sedang mereka perbincangkan. Kekaguman saya pada mereka, mungkin. Nice !

      16. Ari Murdiyanto (@buzzerbeezz)
      Yellow Birds
      Molek bukan burung berwarna kuning ini? Tapi siapa sangka burung ini bukan burung beneran. Burung hasil awetan ini memang tampak seperti burung sesungguhnya. Saya bertemu mereka di “Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery, Medan. Saya sebagai penyuka warna kuning, langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan burung ini.


      17. Philardi Ogi (@philardi)
      Elang Gili Laba/Gili Lawa
      Seekor elang berputar-putar di langit Flores kala rombongan kami mulai trekking di salah satu bukit Gili Lawa, Seolah ingin menyambut ramah kedatangan kami.

      18. Teuku Amir (@zamerseven)
      Senja di Atas Dawai
      Layaknya manusia, sepasang burung ini sepertinya sedang mengalami hubungan yang kurang harmonis. Keduanya bersitegang di antena belakang rumah saya. Saling tak acuh dengan mempalingkan kepala. Kiranya keempat kepak sayap itu terbang tentu indah sekali bukan. Tapi mau diapakan lagi. Bukankah perseteruan akan selalu hadir di setiap santiran kaki komponen semesta?

      Foto diambil menggunakan kamera Smartphone: Samsung Mini 2.


      19. Maya Indah (@chiemay_acc)
      Hitam Putih
      Ketika mengunjungi The Blanco Renaissance Museum di Ubud, Bali, di pintu masuknya saya melihat kedua burung ini. Entah mereka sendiri yang berpose seperti itu, ataukah diatur oleh penjaga museum/galery. Lucu aja, dua burung dengan warna yang berlawanan, hitam dan putih, menghadap ke arah yang berlawanan :D 


      20. Shella Hudaya (@shellahudaya)
      Aksi Akrobat Kakaktua "Faber Castell"
      Bila traveling ke Ubud tentunya jangan lupa menyambangi Museum Renaissance Antonio Blanco yang terkenal dengan lukisan erotiknya. Selain menikmati keindahan lukisan karya Sang Maestro asal Spanyol itu, Anda juga bisa menikmati cantiknya burung-burung kakaktua yang senang berakrobat di halaman museum. Sang Maestro sendiri memang banyak menampilkan burung kakaktua di dalam lukisannya. Anda juga bisa berfoto dengan burung-burung cantik ini lho! ^^ 

      21. Frederika Tarigan (@ndetigan_aza)
      ayam, nasibmu kini..
      Ketika dalam perjalanan ke Baduy Dalam, beberapa orang Baduy memanggul ayam ini untuk di bawa ke Kampung, kata mereka akan ada pesta pernikahan di Baduy Dalam, jadi kemungkinan ayam-ayam ini akan menjadi menu istimewa di pesta ini... hihihi 

      22. Izzatul Arifah (@izza_ari)
      Pulang
      Bahkan mereka yang bisa terbang jauh sekalipun pun, tak pernah lupa untuk pulang. :)

      23. May Sari
      Playing and Feeding
      This is an old photo from my trip to Venice, back to October 2005.  Taken by my lovely FM 10 camera, scan negative and voila..this is one of my favorite. Kids were playing and feeding the birds at Piazza San Marco. 

      24. DuaRansel (@DuaRansel)
      Merpati ketiga

      25. Tesyasblog (@tesyasblog)
      Menunggu
      Burung ini seolah menunggu seseorang akan berbaik hati berbagi makanan yang dibeli dari Flippers. Sayangnya ia tidak bisa membaca larangan tertulis untuk memberi makan burung, tidak jauh dari tempatnya bertengger.

      26. Mindy (@mindoel)
      Keep calm and stop arguing
      Balkon apartemen kami di Caracas penuh dengan beragam burung. Gimana ga penuh kalau buffet-nya selalu terisi makanan - nasi, buah²an, biji²an - tapi biarpun cukup makanan, dua ekor burung blue tanager ini tetep rempong rebutan pisang.

      27. Fanny Fristhia Nila
      Serene and Tranquil
      Komplek Wat Arun yang hijau, bersih, dan indah pun, menarik minat para merpati ini untuk melepas penat sejenak ..  


      28. Olenka Priyadarsani (@olenp)

      Dua burung berkejaran di atas danau yang baru saja mencair di Danau Breivatnet, Stavanger, Norwegia. Perbedaan warna bulu bukanlah halangan. 



      29. Diah Alfa Saadah (@diah87)
      Burung-Burung di Kaki Batu Cave
      Sekerumunan burung merpati di Kaki Batu Cave akan menyambut kita ketika memasuki pelataran Batu Cave, Kuala Lumpur. Para pengunjung akan disuguhi pemandangan indah ini, kita bisa bermain dengan sekerumunan burung merpati yang jinak ini sambil memberikan makan. 

      ==================================================

      Turnamen ini sudah ditutup. Sila melihat pengumuman pemenang di sini. Terima kasih untuk semua partisipan. Cheers :)

      Sabtu, 29 Juni 2013

      Singapore With Kids: Itinerary & Budget

      Singapore With Kids: Itinerary & Budget

      Suasana malam Singapura
      Habis berapa sih kalau jalan-jalan ke Singapura dengan keluarga? Mungkin pertanyaan seperti itu yang paling sering ditanyakan sebelum memutuskan mengajak keluarga jalan-jalan ke negeri tetangga kita ini. Tentunya budget ini tergantung berapa orang yang berangkat, berapa lama travelingnya dan pengen ngapain aja di sana. Yuk, kita bahas satu-persatu ya.

      Budget & Itinerary vs Kenyataan
      Kami selalu traveling berempat: The Emak, Si Ayah, Big A (11 tahun) dan Little A (5 tahun). Kali ini kami pergi ke Singapore untuk 'menemani' Si Ayah yang mengikuti konferensi selama 3 hari di NTU. Lumayan lah, budget Si Ayah sudah ada yang menanggung :)

      Pengeluaran terbesar adalah tiket pesawat dan penginapan. Kalau bisa mencari deal dan mendapat harga promo di dua komponen ini, bakalan menghemat banyak dalam perjalanan. Biasanya, setelah tahu destinasi wisata, yang pertama saya cari adalah tiket pesawat. Karena perjalanan kali ini tanggalnya sudah pasti, lebih gampang mencari tiket pesawat. Pertama, saya search memakai Sky Scanner, maskapai apa saja yang melayani penerbangan langsung Surabaya - Singapura. Pada waktu itu pilihannya hanya Jetstar (dioperasikan Valuair), Lion Air, Silk Air (sekarang dioperasikan langsung oleh Singapore Air), dan China Airline. Saya membeli tiket pesawat tiga bulan sebelum berangkat, ketika ada promo Kids Fly Free dari Jetstar. Sekarang, ada beberapa tambahan maskapai untuk rute SUB-SIN, yaitu: Air Asia, Mandala (Tiger Airways) dan Garuda Indonesia. Tiket dari Jakarta ke Singapura pastinya lebih murah daripada dari Surabaya.

      Penginapan bisa dicari lewat Agoda, Hotels Combined atau Booking.com. Tidak mudah mencari penginapan yang murah untuk dua dewasa dan dua anak di Singapore, apalagi untuk musim liburan bulan Juni. Budget saya untuk penginapan keluarga maksimal 1,5 juta per malam. Hotel pada umumnya hanya menerima maksimal 3 orang per kamar. Kalau tidak ingin pesan dua kamar, saya harus mencari hotel yang mempunyai dua double bed yang membolehkan satu kamar untuk dua dewasa dan dua anak. Di antara hotel-hotel yang family friendly adalah: Holiday Inn, Swissotel, Novotel, dan Landmark Village. Ketika ada promo di group Accor, cepat-cepat saya pesan kamar di hotel Novotel untuk dua malam. Sisa dua malam lagi saya mencoba kamar privat hostel yang lebih murah di 5 Footway Inn Project Boat Quay.
      Untuk menyusun itinerary dan memilih penginapan di Singapura, saya banyak terbantu oleh ebook yang bisa diunduh gratis dari blog Tesya, di sini. Singapura terkenal cukup kids friendly. Ada banyak pilihan tempat wisata untuk keluarga, yang paling terkenal adalah Universal Studio di pulau Sentosa. Tapi saya memilih menunda ke sini karena kami hanya bisa jalan-jalan siang bertiga, tanpa Si Ayah. Saya pasti bakal kewalahan membawa dua anak dengan jarak usia yang cukup jauh, yang wahana kegemarannya sudah pasti berbeda. Bakal rugi besar kalau sudah beli tiket USS tapi tidak bisa mencoba semua wahana yang ada. 

      Karena waktu kunjungan kita terbatas, biasanya kita akan kemaruk alias rakus ingin mengunjungi semuanya. Padahal kalau membawa anak-anak, kita tidak bisa secepat dan sekuat kalau pergi sendiri. Saya biasanya hanya memilih satu atraksi yang paling WAJIB dikunjungi dalam satu hari, ditambah satu atraksi pilihan, dan satu destinasi cadangan (yang tidak masalah kalau ternyata gagal). Kalau ada tempat lain yang wajib dikunjungi lagi, sebaiknya diagendakan di hari berikutnya.

      Rencana itinerary saya pada awalnya: hari pertama (mendarat sore) jalan-jalan di Marina Bay. Hari kedua ke Singapore Zoo dan Gardens by The Bay. Hari ketiga ke Science Centre dan Orchard Rd. Hari Keempat ke Ikea, Bugis dan melihat Song of The Sea di Sentosa Island. Hari kelima main-main di bandara Changi sebelum naik pesawat pulang jam 11 siang. Ternyata itinerary yang dibuat rapi meleset semua :D Malam pertama, begitu sampai di hotel jam 7 malam, tidak ada yang mau keluar lagi. Precils pun cukup susah dibangunkan pagi karena di Singapura ada perbedaan waktu satu jam lebih awal daripada WIB. Matahari baru terbit jam 7 pagi dan terbenam jam 7 malam. Meski rencana lebih banyak melesetnya, kami cukup menikmati Singapore dengan cara kami sendiri, lengkap dengan nyasarnya dan kaki gempornya. Destinasi yang belum kesampaian cuma pertanda kami harus datang lagi :p 

      Changi Airport
      Gardens By The Bay
      Berikut saya share itinerary dan pengeluaran kami beneran selama 5 hari 4 malam jalan-jalan ke Singapore. Yang The Emak sembunyikan cuma 'aib' belanja-belanji di Orchard, hehe. Semoga bisa jadi gambaran yang mau wisata dengan keluarga ke Singapura. Jangan kaget sama totalnya, kalau pengen lebih hemat lagi, masih bisa diutak-atik lagi kok. Misalnya dengan cari penginapan yang lebih murah, memangkas 4 malam jadi 3 malam saja (dan mencari penerbangan pagi), dan tentu saja menunggu tiket promo yang benar-benar murah. Selamat mengutak-utik :)


      Pengeluaran Jalan-Jalan Singapore 5D/4N dari Surabaya, 2 dewasa 2 anak

      Day 1
      Tiket Jetstar pp SUB-SIN 4orang   Rp 3.873.045
      Taksi ke bandara Juanda               Rp     60.000
      Airport tax 4x Rp 150.000             Rp   600.000
      Ez link 3x $12                              $   36
      Novotel 2 malam                          $  470,33
      Dinner Kopitiam Liang Court          $    22,75
      Susu+jus                                     $     3,35

      Day 2
      Sarapan Mc D                               $  14,60
      SIM card 2x $15                           $  30
      Permen                                        $    3,80
      Science Centre 1A + 2C              $  50
      Es krim NZ                                   $    9,60
      Top up Ez link 3x $10                    $  30 
      Lunch BBQ Chicken                       $  33,90
      Dinner Glutton Bay                        $  29,50

      Day 3
      Sarapan Starbucks                        $ 13
      Singapore Zoo+tram 1A+2C       $ 61
      Boat ride                                      $ 11
      Lunch KFC                                    $ 14,60
      Pony ride                                      $   6
      Boneka Polar Bear                         $ 18
      Zoo Post cards                              $   3,90
      SAEX Bus                                      $ 10
      Hostel 2 malam                             $272
      Dinner Lau Pa Sat                          $ 16,50

      Day 4
      Brekky at hostel                              free
      Gardens by the bay 2A+2C           $ 86
      Fridge Magnets+postcards               $ 25,50
      Lunch ION food court                       $ 17,50
      Stamp                                            $   0,50
      Shopping at Orchard                     $$sstt!
      Ya Kun Kaya Toast                           $ 13
      Dinner takeaway                             $ 18

      Day 5
      Brekky at hostel                              free
      Refund Ez link                               - $  12,40
      Brunch Changi T1 foodcourt              $ 18,50
      Chocolate                                        $ 13
      Shuttle dari bandara Juanda              Rp 100.000

      TOTAL Rp 15.348.485 atau Rp 3.837.121 per orang

      Catatan: Kurs per Juni 2013, 1 SG$ = Rp 8000

      ~ The Emak
       

      Baca juga:
      - Review Novotel Clarke Quay
      - Review Hostel 5.Footway.Inn Project Boat Quay
      - Changi Airport, Terbaik di Dunia?
      - Terbang ke Singapura dengan Jetstar 
      - Keliling Singapura Naik MRT dan Bus