Mau Tau? Berguru Menulis Mengalir, Hindari Tombol Backspace
Bismillahirrahmanirrahiim. Selamat malam anda blog Indravedia.com, di blog kali ini saya ingin membahas satu tips dalam menulis yang sanggup dibilang cukup sederhana tapi bila diterapkan akan sangat powerful, yakni dengan menghindari atau setidaknya meminimalkan menekan tombol backspace ketika mengetik / menulis.
Anda tahu tombol backspace itu untuk apa kan? Ya benar, untuk menghapus goresan pena yang telah kita ketik. Kenapa kita harus menghindari menekan tombol backspace ketika menulis dengan keyboard? Ini bersahabat kaitannya dengan produktifitas. Dengan menghindari atau setidaknya meminimalkan penghapusan, maka kita sanggup menghasilkan lebih banyak goresan pena tanpa banyak membuang waktu.
Pernahkah anda merasa buntu ketika ingin menuangkan pikiran ke dalam bentuk tulisan. Bingung, mau dari mana dulu atau galau kalimat pembuka menyerupai apa yang harus di tulis. Kemudian anda mencoba menuliskan kata-kata, tapi kemudian dihapus lagi, tulis lagi, hapus lagi alasannya dirasa kurang lezat dibaca. Belum hingga satu baris, kalimat pribadi dihapus begitu saja, mengulang lagi dan lagi, hapus lagi, hingga akkhirnya anda buntu dan tidak jadi menghasilkan satu paragraf pun.
Setidaknya saya sendiri mengakui bahwa apa yang saya tuliskan di atas itu benar adanya, alasannya saya juga sering mengalaminya. Dengan menekan tombol backspace dan menghapus apa yang telah kita tulis, gotong royong kita menyerupai secara tidak pribadi telah melemahkan kinerja berpikir otak kita dalam merangkai kalimat.
Anda tahu tombol backspace itu untuk apa kan? Ya benar, untuk menghapus goresan pena yang telah kita ketik. Kenapa kita harus menghindari menekan tombol backspace ketika menulis dengan keyboard? Ini bersahabat kaitannya dengan produktifitas. Dengan menghindari atau setidaknya meminimalkan penghapusan, maka kita sanggup menghasilkan lebih banyak goresan pena tanpa banyak membuang waktu.
Pernahkah anda merasa buntu ketika ingin menuangkan pikiran ke dalam bentuk tulisan. Bingung, mau dari mana dulu atau galau kalimat pembuka menyerupai apa yang harus di tulis. Kemudian anda mencoba menuliskan kata-kata, tapi kemudian dihapus lagi, tulis lagi, hapus lagi alasannya dirasa kurang lezat dibaca. Belum hingga satu baris, kalimat pribadi dihapus begitu saja, mengulang lagi dan lagi, hapus lagi, hingga akkhirnya anda buntu dan tidak jadi menghasilkan satu paragraf pun.
Setidaknya saya sendiri mengakui bahwa apa yang saya tuliskan di atas itu benar adanya, alasannya saya juga sering mengalaminya. Dengan menekan tombol backspace dan menghapus apa yang telah kita tulis, gotong royong kita menyerupai secara tidak pribadi telah melemahkan kinerja berpikir otak kita dalam merangkai kalimat.
Menulis itu tidak lain hanya upaya untuk menuangkan apa yang ada dalam pikiran ke dalam bentuk tulisan. Dan cara terbaik untuk menulis yaitu dengan menulis mengalir apa adanya mengikuti apa yang ada dalam pikiran. Tanpa perlu pusing dulu alasannya banyak typo atau salah dalam penulisan kata, atau kalimatnya yang tidak lezat dibaca, atau memperhatikan jumlah kaliat dalam sebuah paragraf. Lupakan dulu. Semua itu akan sanggup dengan gampang kita lakukan di tahap editing.
Kaprikornus inilah pentingnya memisahkan antara acara menulis itu sendiri dengan acara mengedit. Menulis dan mengedit yaitu acara yang sanggup dibilang jauh berbeda. Menulis harus andalkan otak kanan, apa yang terlintas dalam pikiran tuliskan saja tanpa perlu banyak mikir karenanya akan anggun atau jelek. Dan poleslah / perbaiki selanjutnya dengan tugas otak kiri di tahap editing atau penyuntingan.
Dengan mengikuti cara di atas, memisahkan acara menulis dan mengedit, dengan salah satunya berusaha untuk menghindari menekan tombol backspace, maka produktifitas menulis kita akan dengan cepat meningkat. Anda akan menghasilkan lebih banyak goresan pena dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Kaprikornus belajarlah menulis dengan gaya mengalir menyerupai air, mengikuti apa yang kita pikirkan. Tanpa banyak mikir, tanpa banyak kritik goresan pena sendiri. Tak ubahnya menyerupai sedang berbicara, tidak perlu memikirkan dulu kalimatnya supaya tepat dulu gres bicara, uh sungguh niscaya akan memakan banyak waktu terbuah sia-sia. Ucapkan saja atau dalam hal ini, tuliskan saja. Jika ada yang salah tinggal edit dan poles sebelum dipublish. Simple.
Satu lagi tips yang mungkin sanggup membantu anda dalam menulis demi mendukung cara di atas yaitu dengan terlebih dahulu menyetel warna font menjadi sama dengan warna background pada halaman entri, misal dibentuk putih. Sehingga ketika mengetikkan tulsan di keyboard tidak akan terlihat karakter yang muncul, alasannya tersamarkan sesudah diganti wana karakter dengan warna background. Dengan cara menyerupai ini, anda sanggup dengan mengalir menuliskan apa yang adna pikirkan, tanpa memikirkan akan banyak salahnya. Tulislah mengalir, minimal di 10 menit pertama. Sekali lagi hindari dan jangan tekan tombol backspace atau delete. Jangan biarkan otak kita berhenti terlalu usang dan waktu menjadi tidak efektif alasannya seringnya kita hapus dan tulis ulang kalimat yang kita ketik.
Barulah nanti bila diarasa sudah beres nulisnya, ubah lagi warna font nya menjadi warna hitam kembali. Dan lihatlah hasilnya, mungkin akan banyak kata yan typo dna kalimat yang kurang lezat dibaca. Tapi tidak apa-apa kan masih sanggup diedit sebelum dipositing.
Kaprikornus inilah pentingnya memisahkan antara acara menulis itu sendiri dengan acara mengedit. Menulis dan mengedit yaitu acara yang sanggup dibilang jauh berbeda. Menulis harus andalkan otak kanan, apa yang terlintas dalam pikiran tuliskan saja tanpa perlu banyak mikir karenanya akan anggun atau jelek. Dan poleslah / perbaiki selanjutnya dengan tugas otak kiri di tahap editing atau penyuntingan.
Dengan mengikuti cara di atas, memisahkan acara menulis dan mengedit, dengan salah satunya berusaha untuk menghindari menekan tombol backspace, maka produktifitas menulis kita akan dengan cepat meningkat. Anda akan menghasilkan lebih banyak goresan pena dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Kaprikornus belajarlah menulis dengan gaya mengalir menyerupai air, mengikuti apa yang kita pikirkan. Tanpa banyak mikir, tanpa banyak kritik goresan pena sendiri. Tak ubahnya menyerupai sedang berbicara, tidak perlu memikirkan dulu kalimatnya supaya tepat dulu gres bicara, uh sungguh niscaya akan memakan banyak waktu terbuah sia-sia. Ucapkan saja atau dalam hal ini, tuliskan saja. Jika ada yang salah tinggal edit dan poles sebelum dipublish. Simple.
Satu lagi tips yang mungkin sanggup membantu anda dalam menulis demi mendukung cara di atas yaitu dengan terlebih dahulu menyetel warna font menjadi sama dengan warna background pada halaman entri, misal dibentuk putih. Sehingga ketika mengetikkan tulsan di keyboard tidak akan terlihat karakter yang muncul, alasannya tersamarkan sesudah diganti wana karakter dengan warna background. Dengan cara menyerupai ini, anda sanggup dengan mengalir menuliskan apa yang adna pikirkan, tanpa memikirkan akan banyak salahnya. Tulislah mengalir, minimal di 10 menit pertama. Sekali lagi hindari dan jangan tekan tombol backspace atau delete. Jangan biarkan otak kita berhenti terlalu usang dan waktu menjadi tidak efektif alasannya seringnya kita hapus dan tulis ulang kalimat yang kita ketik.
Barulah nanti bila diarasa sudah beres nulisnya, ubah lagi warna font nya menjadi warna hitam kembali. Dan lihatlah hasilnya, mungkin akan banyak kata yan typo dna kalimat yang kurang lezat dibaca. Tapi tidak apa-apa kan masih sanggup diedit sebelum dipositing.