Kamis, 22 September 2016

Boss Singapura, Hotel dengan Sarapan Halal

Boss Singapura, Hotel dengan Sarapan Halal


Traveling ke Singapura kali ini, saya sengaja mencoba hotel yang buffet breakfast-nya halal. Nggak banyak pilihan hotel di Singapura yang restoran dan dapurnya sudah mempunyai sertifikat halal dari MUIS (Majlis Ugama Islam Singapura). Hotel Boss di dekat stasiun MRT Lavender ini salah satunya yang bisa terjangkau oleh kantong saya :)

Saya pesan hotel ini dari website Booking.com, yang bisa dibatalkan tanpa denda. Alasannya, karena isu virus Zika yang merebak, saya masih maju mundur syantiek, jadi apa enggak ke Singapura. Saya perlu memesan hotel yang bisa di-cancel, dan pilihan terbaik adalah memesan lewat booking dot com. Setelah saya konfirmasikan ke teman-teman yang juga nge-trip ke sana, ternyata kondisi di Singapura nggak seheboh yang diberitakan media. Semua tetap beraktivitas seperti biasa, hanya saya perlu waspada dengan selalu mengoleskan lotion anti nyamuk.

Harga yang saya dapat per malam adalah SGD 161,34, atau Rp 1.583.925 dengan kurs kartu kredit Rp 9.817 per dolar. Harga ini sudah termasuk pajak ya. Tadinya budget saya di bawah $150 per malam. Saya pikir, hotel di Singapura kok mahal-mahal lagi ada apa sih? Ternyata sedang berbarengan dengan Formula 1. Yaelah, baru tahu :p Kalau pas nggak ada acara apa-apa bisa kok tarifnya di bawah $150 atau sekitar 1,4 jutaan.

Untungnya saya punya akun cashback di Shopback ID, jadi saya masih bisa dapat kembalian dari booking-an saya. Lumayan sih, dapat cashback Rp 258.411. Hehe, emak-emak banget lah, duit kembalian dihitung. Etapi lumayan lho balik 5%. Buat kamu yang udah biasa belanja online, beli pulsa, beli tiket bioskop, atau pesan keperluan traveling via online, wajib daftar Shopback ini. Kalau pakai referal dari The Emak, bisa dapat tambahan receh Rp 25.000. Lumayan kan? Daftar di tautan ini ya.





Lokasi Hotel Boss ini cukup strategis, tinggal jalan kaki 5 menit (kalau pakai geret koper 7 menit lah) dari exit B stasiun MRT Lavender. Dari stasiun MRT Changi di Terminal 3, kami naik jalur hijau (EW) yang menuju Joo Koon, turun di Lavender (EW 11). Keluar dari MRT, cari exit B. Dari pintu exit, langsung kelihatan Mc Donalds, di terasnya ada tulisan Hotel Boss 200m. Sebenarnya yang nemu tanda ini Big A, anak saya yang pinter banget jadi navigator. Emaknya sih keluar dari stasiun masih bengong hore, ini harusnya kemana ya? :p

Dari exit B sudah nggak perlu nyebrang lagi, tinggal ikuti trotoar yang lumayan lebar ke arah sesuai tanda di Mc D. Kami melewati sungai kecil yang bersih, dan voila, hotel Boss yang segedhe gaban ini sudah kelihatan. Serius, hotelnya tinggi banget, kamarnya aja ada 1500!

Lobinya tampak mewah dan suasananya selalu ramai. Pelayanan nggak terlalu ramah, tapi sopan dan efisien. Saya bayar booking-an dengan kartu kredit dan langsung dapat kamar. Sayangnya kamar pertama yang kami dapat bau asap rokok. Dududuh, kepala saya langsung kliyengan. Kamar mandinya juga parah banget bau asapnya. Akhirnya saya minta ganti.


Petugas resepsionis minta maaf dan langsung mengganti kamar, tanpa tanya macam-macam. Akhirnya kami dapat kamar di lantai 13, dengan view kota Singapura yang lumayan kece. Sepertinya kamar kami di-upgrade deh. Soalnya kalau kamar superior biasa dapat view-nya taman belakang doang, bukan pemandangan kota. Alhamdulillah.


Fyi, liburan kali ini kami berangkat bertiga saja karena Si Ayah masih ada kerjaan. Kamarnya kecil sih, seperti yang kami dapat di Hotel Marisson di daerah Bugis dulu. Tapi Hotel Boss ini kasurnya lebih nyaman. Bed-nya lebar 150cm, cuma pas buat kami bertiga. Kalau buat tidur berempat ya empet-empetan.

Di samping tempat tidur ada nakas. Tempat colokan ada dua, ditambah dua colokan USB. Colokan listrik di Singapura ini 3 kaki (lihat foto). Jadi kalian perlu bawa universal adaptor. Fasilitas hotel berbintang 3,5 ini lumayan lengkap. Ada minibar (kulkasnya doang), ketel listrik, teh kopi gula krim, hair dryer, dan safe deposit box. Tiap hari kami dapat jatah dua botol air mineral meski air keran di sini aman untuk diminum langsung.


Yang paling disukai anak-anak adalah fasilitas You Tube yang bisa dilihat di TV. Jadi meski saluran TV ini tidak ada channel anak-anaknya, mereka nggak bete karena bisa nonton pilihan mereka sendiri di You Tube. Saya juga hepi-hepi aja karena internetnya lumayan kenceng. Instagraman lancaaaar...

 
 

Hotel ini baru dibuka tahun ini (2016), jadi bangunan dan interiornya masih gress. Kamar mandinya masih kinclong. Meski sempit, kamar mandi cukup nyaman karena showernya terpisah dari toilet, dibatasi pintu kaca. Airnya nggak meluap ke lantai toilet. Pancuran air panasnya mantap, saya jadi rajin mandi, hahaha.



Toiletries yang diberikan standar: sabun cuci tangan, sabun mandi cair, shampoo, sikat gigi, dan pasta gigi. Semuanya enak dipakai dan cukup wangi. Handuk yang disiapkan masih baru dan lembut. Hanya satu kekurangan kamar mandi ini: toiletnya nggak ada semprotan bidetnya. Tapi ya tetap bisa diakali sih, karena tangan saya masih bisa meraih wastafel, saking kompaknya kamar mandi ini :p



Meski kamarnya sempit, kami cukup terhibur dengan jendela lebar dan pemandangan kota yang cantik. Di malam hari kami bisa melihat Singapore Flyer. Di siang hari kami bisa melihat Masjid Sultan dan daerah Kampong Glam. Jendelanya juga bisa buat nongkrong Little A pose-pose ala model ;)

Oh, ya, dari hotel ini juga bisa jalan kaki ke Mustafa Centre di daerah Little India. Mustafa Centre ini buka 24 jam. Jadi kalau mau shopping tengah malam juga bisa. Di dekat Mustafa juga banyak warung dan restoran halal yang buka sampai malam. Saya dan anak-anak jalan kaki santai dari Mustafa, kira-kira lima belas menit sampai di hotel. Biar nggak nyasar, saya pasang apps Citymapper dan Google Map di hape.



Paginya kami semangat sarapan prasmanan karena bisa ambil-ambil semua yang ada. Biasanya kalau di hotel yang restorannya nggak halal, cuma bisa sarapan vegetarian. Bisa sih pesan omlet telur, tapi kadang mereka masaknya campur sama bacon, hehehe. Kalau telur rebus sih aman, seperti ketika kami sarapan di Hotel Meininger Amsterdam

Hotel Boss punya dua restoran untuk sarapan buffet. Yang halal adalah Jubilicious di lantai 4, yang non-halal ada di lantai 1. Kalau tarif kamar belum termasuk sarapan, bisa bayar dulu di resepsionis, bilang minta sarapan halal. Harganya per orang $12.

Pas kami sampai di restoran sekitar jam 8-an, suasana sedang ramai-ramainya. Di luar ada petugas yang mengecek nomor kamar kami. Jadi harus bawa kartu kunci kamar ya untuk dicek. 


Pilihan makanannya lumayan, cuma ramainya yang nggak nguatin. Kami harus menunggu orang selesai makan biar dapat meja. Setelah anak-anak bisa duduk, saya gerilya cari makanan. Pilihan rotinya cuma roti panggang biasa, tanpa pastry, dan itupun antrenya panjang banget. Akhirnya anak-anak saya bawain kentang wedges, chicken ham, sosis, scrambled egg, dan roti pratha dengan kuah kari. Little A seneng banget sama roti pratha dicelup kuah kari, sampai dia minta masakan India terus setiap kali makan selama traveling di Singapura. Di sini tidak ada egg station, jadi pilihan telurnya cuma telur rebus atau scramble. Salad sayurnya cuma ada satu pilihan di baskom besar, tapi sayurannya segar-segar banget. Ada juga pasta salad. Buahnya ada semangka dan jeruk. Saya sempat coba buburnya tapi nggak ada rasanyaaaa, hahaha. Cuma cakep difoto doang :p

Beberapa pilihan makanan lain yang nggak kami coba adalah sereal, mi goreng, dan nasi goreng. Minumannya ada teh, kopi, jus jeruk, dan susu. Lumayan sih, kami bisa sarapan kenyang dengan protein hewani tanpa keluar hotel.




Di samping restoran halal ada tempat bermain, laundromat, tempat setrika, kolam renang, dan gym. Kami tidak sempat coba kolam renang dan gym-nya karena kaki kami sudah gempor jalan kaki berkilo-kilometer di Singapura :D

Laundry-nya dioperasikan dengan koin. Perlu 5x koin $1 untuk laundry dan 5x koin $1 untuk dryer (pengering). Jadi total sekali cuci kering $10.

 

Berdasarkan pengalaman ini, saya merekomendasikan hotel ini untuk keluarga yang pengen sarapan halal di hotel, yang lokasinya cukup strategis dan harganya juga terjangkau. Kamar standar cukup untuk bertiga. Tapi kalau punya dua anak atau anaknya sudah cukup besar, bisa pesan kamar triple atau family room. Bandingkan tarifnya di hotelscombined ya.

Yang merasa nggak perlu sarapan halal di hotel, bisa pesan hotel V Lavender yang lokasinya lebih strategis, persis nempel sama stasiun MRT. Di bawah hotel, di dekat stasiun ada beberapa pilihan restoran halal untuk sarapan, dan ada juga Mc Donalds yang bersertifikat halal. Ketika saya cek tarifnya bersamaan dengan booking hotel Boss ini, hotel V Lavender cuma sedikit lebih mahal.

Saya sih senang sarapan di hotel. Kan mandinya bisa nanti sehabis sarapan, hehehe :p


~ The Emak

Minggu, 26 Juni 2016

Alila Solo, Kemewahan yang Terjangkau

Alila Solo, Kemewahan yang Terjangkau


Saya sudah lama 'ngidam' pengen menginap di hotel Alila. Mana saja deh, karena hotelnya cakep-cakep semua. Alila Ubud, Manggis, Seminyak, atau Uluwatu. Tapi memang tarifnya mahal ya, karena memang luxury hotel. Begitu dapat kabar grup Alila buka hotel di Solo, saya langsung masukin ke bucket list. Semahal-mahalnya Solo berapa sih? ;) Alhamdulillah kesampaian mencoba hotel Alila pas long weekend di bulan Mei kemarin.

Hotel Alila Solo ini masih baru, baru buka bulan November 2015. Beberapa fasilitasnya juga baru buka ketika saya menulis review ini, seperti rooftop bar dan spa. Saya memesan kamar deluxe lewat Agoda seharga US$ 83,61 atau sekitar 1 juta rupiah. Setelah membandingkan di Hotels Combined, waktu itu tarif di Agoda memang lebih murah. Harga sudah termasuk pajak dan sarapan gratis untuk 2 orang. Tarif ini sedikit di atas rata-rata karena bertepatan dengan liburan akhir pekan panjang.

Tentunya hotel ramai banget. Kami cek in sekitar pukul 7 malam setelah menempuh kemacetan kota Solo, sepulang dari Candi Cetho di Karanganyar. Begitu masuk ke lobi hotel Alila, saya langsung takjub banget. Padahal foto-foto lobi hotel ini sudah sering saya lihat di postingan seleb twit dan seleb instagram. Tapi tetap saja, aslinya lebih megah.

Kamar kami di-upgrade jadi Executive Room, yay! Alhamdulillah, rezeki Emak salehah ;) Sementara saya cek in, anak-anak dan Si Ayah duduk di sofa dan disambut dengan welcome drink dan handuk hangat untuk cuci muka. Seger banget. Waktu itu kebetulan ada Ibu Eleonore, GM Alila Solo yang dengan ramah menyambut kedatangan kami. Kata beliau, malam ini hotelnya fully booked.



Begitu dapat kunci, anak-anak langsung lari ke lift dan buka kamar. Udah capek banget pengen rebahan ke kasur empuk. Tentu saya usir-usir karena harus... foto duluuuu. Maaf ya Nak :D Kamarnya luas (40 meter persegi) dan memang elegan banget, khas Alila. Saya suka desainnya yang simpel tapi terkesan mewah. Plus sentuhan dekorasi wayang yang membuat hotel ini Solo banget. Kasurnya ukuran king, jadi muat buat kami berempat. Orangnya memang mini-mini sih :p Tapi kalaupun nggak muat, ada sofa yang cukup nyaman untuk jadi extra bed. Begitu selesai foto-foto, duo precils langsung ambil remote dan nyalain TV segedhe gaban. Maklum, di rumah nggak ada TV yang bisa nyala. TV-nya 48 inci dan channel-nya lengkap, mulai dari berita, olahraga, sampai anak-anak.

Kami tidur dengan nyaman di sini. Kamarnya terasa tenang banget nggak ada gangguan suara apapun. Sepiii... Padahal hotelnya sedang penuh lho. Berarti soundproof-nya oke banget kan. Suara AC juga nyaris nggak terdengar.








Ini pose apaan sih? :p

Fasilitas kamar ini lengkap kap kap. Ya jelas, bintang lima! Dari meja kerja yang sleek, colokan di mana-mana, sampai akses internet dari wifi yang cukup kencang. Dari amenities wajib seperti botol air mineral sampai setrika dan papannya. Karena ini kamar eksekutif, kamar mandinya dilengkapi bath tub. Little A senang banget bisa mandi berendam dengan busa-busa melimpah. Saya suka sabun dan samponya yang wangi sereh. Tentu sisa toiletris-nya saya bawa pulang semua. Jadi ketika mandi di rumah, saya masih merasakan kemewahan bintang lima, hahaha.

Fasilitas kamar eksekutif yang paling saya suka adalah: mesin kopi! Terbiasa minum kopi enak, saya paling sebel kalau hotel hanya menyediakan kopi sesat, eh saset. Apalagi kalau di restorannya juga nggak ada mesin kopi. Gagal deh jadi hotel berbintang. Makanya begitu bangun pagi, saya langsung mencoba mesin kopi nespresso ini, yang dilengkapi dengan dua buah kapsul kopi. Alhamdulillah ada petunjuk cara menggunakan, bisa repot kan kalau sampai rusak :p Pagi itu, dua cangkir kopi lezat terhidang untuk saya dan suami. Kami berdua bisa menikmati golden time, ngopi sambil ngobrol sebelum anak-anak bangun. Alangkah sedapnya.


Lokasi Hotel Alila Solo di jalan Slamet Riyadi No 562, bagian barat kota Solo. Hotel ini dekat dengan mal Solo Square. Pusat perbelanjaan ini terlihat dari jendela kamar kami di lantai 8.

Ketika anak-anak sudah bangun, langsung saya ajak untuk sarapan. Saya sudah terbayang restorannya bakal ramai kayak apa karena kamarnya penuh semua. Dan memang benar, ramai pol. Staf Alila tampak hilir mudik melayani tamu dengan gesit. Kami juga diantar oleh waiter sampai mendapatkan meja untuk empat orang. Karena Big A sudah 14 tahun, dia sudah harus bayar tambahan tarif dewasa. Sementara Little A yang usianya 7 tahun pakai tarif anak-anak. Total saya bayar ekstra Rp 232.320 untuk sarapan. 

Pilihan makanan untuk sarapan sangat lengkap, dari makanan tradisional sampai ala Barat. Seperti biasa si duo lidah bule pilih makan roti panggang dengan olesan. Saya wajib mencicipi bubur ayam, sementara Si Ayah selalu menjajal makanan tradisionalnya plus sepiring salad. Bubur ayam cukup enak, rotinya bisa diterima duo Precils yang punya standar tinggi untuk bakery, Si Ayah juga hepi dengan macam-macam sambal yang tersedia. Saya paling terkesan dengan yoghurt dan muesli yang dihidangkan dalam gelas-gelas mini banget. Ini enaaaak... tapi kok kayaknya nggak banyak yang ambil. Selain itu, kami juga sempat mencicipi aneka sushi yang yummy dan tentunya diakhiri dengan buah-buah segar.

Saya sangat terkesan dengan pelayanan staf Alila di restoran. Tahu sendiri kan, suatu hotel atau tempat makan bakalan diuji ketika ramai pengunjung. Kalau menurut saya Alila lulus ujian dengan nilai bagus. Meskipun ramai, tampaknya semua tamu terlayani. Meja cepat dibersihkan, makanan selalu cepat diisi ulang, dan ketika saya meminta tolong salah satu staf untuk mengambilkan tusuk gigi, dia langsung menghentikan kegiatannya dan melayani saya. Pagi itu, saya mendapati Ibu Eleonore turun langsung ikut membersihkan meja. Pemimpin keren yang seperti ini kan, lead by example.

Suasana ramai juga tidak membuat restoran Epice ini rusuh. Saya lihat pengunjungnya kebanyakan warga lokal yang menikmati long wiken. Para pengunjung bisa antre dengan tertib, nggak sampai rebutan saat mengambil makanan :D Anak-anak disediakan high chair, jadi nggak ngider ke mana-mana. Kami punya cukup waktu untuk menikmati sarapan dengan nyaman tanpa takut diusir. Meski begitu, kami juga nggak terus berlama-lama, gantian dengan tamu yang lain. Lagipula kami masih punya agenda hari itu sebelum cek out: berenang!

Wajah kelaparan :p


Ini yang ditunggu-tunggu saya dan duo precils: mencoba kolam renang Alila yang super keren itu. Kolam ini ada di lantai 6, jadi satu dengan gym yang sayangnya belum sempat kami coba. Kolamnya luas banget, bisa untuk olahraga renang beneran, nggak cuma celup-celup. Di pinggirnya ada kolam-kolam dangkal untuk main. Masih ditambah kolam terpisah khusus anak-anak. Di kolam ini juga tersedia banyak kursi malas plus handuknya, semua pasti kebagian meski sedang ramai. Kita juga bisa pesan minuman dan snack kalau masih belum kenyang.

Yang lucu, di kolam ini ada beberapa bantal besar dan bean bag buat leyeh-leyeh manja di air. Little A langsung pose-pose cantik ala model begitu berhasil mendapatkan bean bag. Belum lancar berenangnya nggak papa asal gaya, hahaha. Kami main-main di kolam ini sampai puas, sampai tamunya tinggal kami aja. Nggak takut gosong? Nggak lah, kan udah pakai sunblock.



 
We had a fantastic stay at Alila Solo. Will definitely come back again when we visit Solo and when the kids club is open. Hotel ini saya rekomendasikan untuk keluarga yang mau staycation, mudik, atau mengunjungi Solo. Meski hotel baru, Alila Solo sudah mendapat ranking satu di Tripadvisor. Kapan lagi nginep di Alila dengan harga 'hanya' satu jutaan?

~ The Emak

Jumat, 17 Juni 2016

Memesan Penginapan Airbnb di Taipei

Memesan Penginapan Airbnb di Taipei


Mau memesan penginapan yang lebih hemat daripada hotel dan lebih privat daripada hostel? Mungkin Airbnb bisa menjadi pilihan. Sebenarnya apa sih Airbnb itu? Website ini mempertemukan traveler yang memerlukan penginapan dan orang-orang biasa yang menyewakan kamar/apartemen atau rumahnya. Saya sekeluarga pernah menyewa apartemen di Paris dan vila di Ubud melalui airbnb. Aman nggak? Dari pengalaman saya sih aman dan berkesan, tapi tentu ada tip dan triknya. Baca sampai habis ya.

Step-by-step untuk memilih dan menyewa akomodasi di airbnb gampang banget, mirip dengan situs booking engine lainnya. Tapi di sini kita harus daftar menjadi anggota dulu, karena penyewa juga ingin tahu profil kita.

Langkah-langkah:
1. Buka website airbnb.
2. Klik "Daftar untuk mengklaim kredit" Kamu bakalan dapat kupon Rp 250.000.
3. Daftar dengan FB/Gmail/Email lain. Masukkan biodata seperti biasa.
4. Setelah daftar, balik ke halaman utama. Di pojok kiri atas, dekat logo airbnb, masukkan kota tujuan.
5. Masukkan tanggal cek in, cek out dan jumlah tamu.
6. Klik "Lebih banyak filter" Saya biasanya pilih (dengan centang) "Superhost" atau "Hos Teladan" dan "Bahasa tuan rumah: English", setelah itu klik "Berlakukan filter"
7. Untuk mencari penginapan di lokasi tertentu, zoom in dan geser peta


Tampilan Airbnb
Filter superhost penting untuk memastikan tuan rumah kita terpercaya. Biasanya mereka ini sudah berpengalaman menjadi host dengan ulasan-ulasan yang bagus. Filter bahasa tuan rumah juga penting, terutama untuk negara-negara yang tidak berbahasa Inggris. Saya mengaktifkan filter tuan rumah harus bisa berbahasa Inggris ini ketika memesan airbnb di Paris dan Taipei. Saya takutnya nggak nyambung dan ada miskomunikasi kalau enggak, karena saya sendiri nggak bisa bahasa Perancis dan Mandarin.

Selanjutnya kita bisa pilih-pilih akomodasi seperti biasa. Saya lihat foto, memastikan fasilitasnya sesuai dengan yang saya inginkan dan membaca ulasan atau review-nya. Untuk menghindari penipuan atau akomodasi fiktif, jangan memesan di listing yang yang belum ada review-nya meskipun harganya miring. Beberapa pilihan penginapan yang bagus bisa kita simpan di wish list, dengan meng-klik tanda hati.

Setelah melihat-lihat pilihan yang ada, saya tertarik memesan kamar privat di apartemen ini: https://www.airbnb.com/rooms/6405228. Lokasinya dekat dengan Taipei main station dan harganya tidak terlalu mahal. Tidak lupa saya cek profil host-nya, tampak meyakinkan kok :)






8. Ajukan pemesanan (request to book). Halaman selanjutnya meminta anda untuk memperkenalkan diri, kemudian membayar dengan kartu kredit, kartu debit atau paypal. Kartu kredit yang diterima untuk pembayaran adalah visa, mastercard, amex dan discover. Kalau tidak punya kartu kredit, bisa pinjam punya orang lain. Saya memasukkan nomor kartu kredit punya suami di akun saya dan nggak masalah. Sementara untuk kartu debit, yang sudah saya coba masukkan dan diterima adalah kartu debit dari Permata Bank yang ada tulisannya VISA Electron. Kartu Debit dari Bank Mandiri ditolak. Mungkin beberapa kartu debit dengan logo visa/mastercard perlu diaktifkan dulu fitur belanja online-nya di bank. Coba aja deh semua kartu yang ada :) 

Perhatikan di halaman pembayaran bahwa kupon atau travel credit sudah dipotongkan sebagai diskon. Kalau punya kupon banyak seperti saya, bisa jadi bayarnya Rp 0 alias gratis :) Selain itu, perhatikan bahwa ada biaya jasa (fee airbnb) sebesar kurang lebih 12%.

Setelah isian beres > klik "kirim permohonan"

9. Untuk listing dengan tanda "pemesanan instan" yang logonya seperti petir, kita bisa langsung mendapat konfirmasi saat itu juga. Untuk yang tidak bertanda "instant confirmation" kita tunggu saja konfirmasinya melalui email. Ketika memesan vila di Ubud, saya mendapat konfirmasi instan, sedangan untuk apartemen di Paris dan kamar di Taipei ini, konfirmasinya perlu menunggu sebentar.

Sebelum memesan, perhatikan juga kebijakan pembatalan dari masing-masing listing. Ada yang fleksibel, artinya bisa dibatalkan sehari sebelumnya dengan pengembalian penuh (contohnya: vila kami di Ubud). Ada yang kebijakan pembatalannya sedang, artinya pembayaran bisa dikembalikan penuh kalau dibatalkan 5 hari sebelumnya. Tapi ada juga yang kebijakan pembatalannya ketat (strict), pembayaran hanya dikembalikan 50% kalau dibatalkan seminggu sebelumnya. Untuk semua pembatalan ini, fee atau biaya airbnb tidak dapat dikembalikan alias hangus.




Selain mendapat konfirmasi, kita juga akan memperoleh kuitansi atau tanda terima pembayaran. Fyi, kuitansi pemesanan penginapan airbnb ini bisa digunakan untuk melengkapi syarat visa, termasuk visa Schengen. Biasanya tuan rumah juga akan memberi petunjuk lengkap alamat dan cara menemukan rumah atau apartemnnya. Kalau kurang jelas, kita bisa menghubungi mereka via email atau sms/whatsapp.

Tuan rumah saya yang di Taipei ini, Angie, malah mempunyai video You Tube yang sangat jelas, menjelaskan cara mencapai apartemennya dari bandara di Taipei. Sangat membantu saya yang pusing lihat huruf-huruf keriting :)




Gimana, gampang kan? Yuk daftar airbnb sekarang biar nanti gampang kalau pas perlu. Mumpung ada kupon dari The Emak sebesar Rp 250.000. Daftarnya pakai tautan ini ya: www.airbnb.co.id/c/akumalasari

~ The Emak