Senin, 03 Oktober 2016

Review Hotel Village Bugis Singapura

Review Hotel Village Bugis Singapura


Saya sudah lama pengen nginep di Hotel Village di daerah Bugis yang lokasinya super strategis ini. Alhamdulillah kesampaian juga pas liburan kali ini, meskipun enggak dapat tarif yang murah.

Karena sekolah di sekolah Islam, anak-anak mendapat ekstra libur di hari-hari Tasrik. Saya ajak anak-anak ke Singapura (lagi) karena ada voucher Jetstar $330, refund dari kesialan saya dan Si Ayah ketika jalan-jalan pacaran ke Taipei tahun lalu. Kok ndilalahnya, tanggal itu bertepatan dengan acara Formula 1 digelar di Singapura. Just my luck, harga hotel sudah tentu meroket. 


Saya memesan Hotel Village Bugis lewat website Booking dot com. Alasannya biar bisa mendapatkan pembatalan gratis. Waktu itu saya masih was-was karena sedang merebak virus Zika di negara tetangga ini. Tapi alhamdulillah, kenyataan di lapangan nggak seheboh yang diberitakan. Aktivitas di Singapura tetap normal, berjalan seperti biasa. Tarif Hotel Village semalam untuk tipe kamar keluarga (satu king bed dan satu single bed) sebesar SGD 305 atau kalau dirupiahkan Rp 2.919.541, termasuk pajak dan sarapan untuk 3 orang dewasa dan 1 anak. Hiks, lumayan mahal ya? Tapi memang ini tarif akhir pekan di peak season dan untuk kamar yang bisa dibatalkan. Tarif untuk kamar double bed biasa nggak semahal ini kok, low season mulai Rp 1,7 jutaan. Jadi untuk keluarga yang anaknya dua orang di bawah usia 12 tahun, bisa pesan kamar dengan dua double bed, tidak perlu ekstra bed. Saya pesan family room karena Big A memang sudah 14 tahun, hitungannya orang dewasa. Ouch :p

Biar dapat cashback dari pemesanan di booking.com, saya mengaktifkan akun ShopBack ID. Jadi nanti kita masih bisa dapat uang kembali sekitar 5% dari setiap pemesanan hotel. Lumayan sih, dapat kembalian Rp 191.653 untuk transaksi ini. Ikutan shopback ini cukup menguntungkan buat yang biasa belanja online, baik untuk pesan hotel, tiket pesawat, pulsa, baju-baju, grocery shopping, sampai tiket nonton bioskop. Yang tertarik ngumpulin recehan kayak The Emak, daftar Shopback pakai tautan ini ya, biar dapat bonus Rp 25.000.

Karena tarifnya nggak begitu irit, saya cuma menginap semalam di hotel ini. Yang tiga malam lainnya kami habiskan di Hotel Boss, dekat stasiun MRT Lavender, yang tarifnya lebih bersahabat.


Pintu masuk menuju resepsionis ada di Arab St. Jadi kalau kita naik MRT, turun di stasiun Bugis (jalur hijau), dan keluar dari Exit B yang menuju Raffles Hospital. Untuk urusan exit dari MRT ini jangan sampai salah ya, karena kalau nyasar harus putar jauh banget. Kalau sambil geret koper bisa nangis, hehehe. Jadi mending begitu turun dari MRT, cek peta lokal dulu, daripada nyasar. Dari Exit B kita jalan kaki menyusuri Victoria St sekitar 200m, baru belok kanan ke Arab St. Hotelnya ada di pojokan Victoria St dan Arab St.




Setelah cek out dari Hotel Boss, saya dan anak-anak jalan kaki menuju Hotel Village menyusuri North Bridge Rd. Kami sampai di lobi jam 10 pagi. Resepsionis bilang kamar kami akan siap sekitar jam 11, jadi dia menyarankan kami sarapan dulu di restoran Zam-Zam yang persis di seberang hotel. Dan kami nurut aja. Koper bisa dititipkan di hotel.

Alhamdulillah kami bisa early check in, meski tidak meminta secara khusus sebelumnya. Kami menunggu kedatangan Si Ayah yang menyusul dari Surabaya.

Kamar untuk keluarga ini luas banget. Dibandingkan kamar-kamar hotel di Singapura lainnya yang biasanya mini, kamar kami super legaaa. Big A seneng banget bisa dapat kasur sendiri setelah tiga malam harus rela tidur empet-empetan kena tendangan Little A. Dari ujung kasur ke televisi masih ada ruang untuk bermain dan makan lesehan.


Fasilitas hotel bintang ini terbilang lengkap. Ada mini bar, pembuat teh dan kopi, setrika, hair dryer, brankas, dan sandal kamar. Kamar mandinya juga luas, meski tidak ada bath tub nya. Amenities kamar mandi lengkap, termasuk sabun batangan, sabun cair, shampo, conditioner, serta pasta dan sikat gigi. Saya suka sabun dan shampo-nya, dari bahan tea tree oil. Amenities ini persis seperti yang saya dapat di hotel Rendezvous. Dua hotel ini sama-sama dari grup Far East Hospitality.

TV ada saluran untuk anak-anaknya: Cartoon Network dan Disney Junior. Tapi anak-anak tidak begitu suka CN. Mereka lebih suka bisa nonton youtube dari TV seperti di hotel Boss. Internet di kamar langsung nyambung, tapi sayangnya tidak begitu cepat. Wifinya masih kalah cepat dari hape yang saya belikan kartu telpon lokal Starhub. Ya udah, Si Ayah tethering dari hape saya yang nggak bakalan habis datanya karena beli pulsa $15 dapat bonus 100GB, hahaha.

Fasilitas lain yang cukup unik, hotel ini menyediakan smartphone untuk dipakai selama kami menginap di sini. Isinya informasi destinasi wisata dan diskonan belanja. Fasilitas ini gratis, tapi kalau ada kerusakan pada gadgetnya, bakalan ada denda yang mahal. Saya nggak berani utak-utik, hehehe.



Keunggulan hotel Village Bugis ini di lokasi, lokasi, lokasi. Memang lokasinya sangat strategis di tengah-tengah Arab Quarter/Kampong Glam. Mau makan enak, restoran halal Zam-Zam cuma sepelemparan batu dari hotel. Mau salat berjamaah, masjid Sultan tinggal jalan kaki nggak sampai 3 menit. Pemandangan Sultan Mosque yang cakep banget bisa terlihat dari jendela kamar kami di lantai 10.

Menyeberang jalan dari hotel ada Haji Lane, gang sempit yang terkenal dengan kafe dan ruko-rukonya yang cantik. Hotel ini juga hanya dua gang dari Jalan Pisang, yang ada kafe halalnya (The Lab), bakery halal (Fluff Bakery), dan restoran Hjh Maimunah, warung makan halal yang masuk daftar Michelin guide. Rekomendasi kafe-kafe trendi dan bakery yang halal di daerah Bugis ini, saya tulis di sini.

Sultan Mosque view from our room
selangkah dari hotel, langsung nemu perempatan ini
Hotel Village Bugis juga menyediakan sarapan prasmanan halal. Restoran The Landmark di lantai 5 mempunyai dapur dengan sertifikat halal dari MUIS. Sayangnya ketika kami makan di sana, pilihan menu sarapannya tidak semewah yang kami bayangkan. Pilihan makanannya termasuk di bawah standar untuk hotel sekelas bintang empat. Bahkan pilihan lauk dagingnya hanya chicken nugget. Saya kecewa berat karena memang niat pertama menginap di hotel ini adalah mencicipi sarapan halal, nggak perlu menghindari lauk daging seperti di hotel lainnya. Untuk rasa makanannya pun tidak istimewa. Si Ayah mencoba nasi goreng Singapura, saya mencoba bubur. Rasanya nggak ada rasanya, hiks. Little A juga kecewa karena tidak ada roti pratha dengan kari. Adanya roti puri. 

Sayuran untuk saladnya juga tidak sesegar salad di hotel Boss. Nilai plusnya di sini, ada berbagai macam roti dan pastry, pilihan sereal yang lebih banyak, dan ada egg station-nya. Kita bisa meminta dimasakkan telur sesuai selera. Kalau menurut saya, hidangan sarapannya tidak sebanding dengan tarif hotelnya.



A photo posted by Ade Kumalasari✈️Travel Blogger (@travelingprecils) on


Hotel Village mempunyai kolam renang dan juga gym di lantai yang sama dengan restoran untuk sarapan halal. Tapi kami tidak sempat berenang di sini. Apalagi paginya hujan dan kami harus cepat-cepat menuju Changi untuk mengejar pesawat kembali ke Surabaya.

Overall, kelebihan hotel ini ada di lokasi yang sangat strategis, fasilitas yang lengkap, serta kamar dan luas dan nyaman. Sayangnya sarapannya tidak memuaskan dan harganya juga lumayan mahal. Kalau nggak keberatan dengan tarif hotelnya, memang enak banget nginep di sini, ke mana-mana dekat tinggal jalan kaki. Saya merekomendasikan hotel ini kalau jalan-jalan dengan keluarga membawa orang tua yang tidak kuat jalan jauh.

Pilihan lain untuk hotel yang lebih murah di lokasi ini adalah Hotel Marrison, yang dekat dengan MRT Bugis exit D, atau kalau tidak keberatan tinggal di hostel, ada beberapa pilihan di area Bugis ini. Untuk sarapan halal, banyak warung yang sudah buka di pagi hari, termasuk Zam-Zam, Hjh Maimunah, Sabar Menanti (masakan Padang) dan beberapa warung makan lainnya di sepanjang North Bridge Rd.



~ The Emak

Kamis, 29 September 2016

5 Kafe & Bakery Halal di Area Bugis Singapura

5 Kafe & Bakery Halal di Area Bugis Singapura

Fluff Bakery, Muslim Owned
Beberapa tahun belakangan ini banyak muncul kafe dan bakery trendi di Singapura yang dikelola oleh anak-anak muda. Kabar gembira buat kita semua, banyak yang pemiliknya muslim. Jadi meskipun belum memiliki sertifikat halal, bahan-bahan makanan yang mereka gunakan halal semua. Beberapa kafe halal nan trendi tersebut terkonsentrasi di area Bugis, atau sering juga disebut sebagai Arab Quarter atau Kampong Glam.

Area Bugis, di antara stasiun MRT Bugis dan MRT Lavender, memang pilihan utama sebagai base camp untuk traveler muslim. Di sini gampang dijumpai restoran, kafe, dan bakery halal. Dua pilihan restoran halal untuk makan besar (makan nasi) adalah Zam-Zam dan Hjh Maimunah. Zam-Zam lokasinya di 679 North Bridge Rd, persis di seberang Masjid Sultan. Resto ini menyajikan masakan India. Coba deh murtabak-nya yang terkenal enak banget. Sementara restoran Hjh Maimunah adalah salah satu restoran halal yang mendapat Michelin Star (peringkat untuk restoran yang bagus). Restoran ini ada di Jalan Pisang, dua gang dari Zam-Zam. Jenis masakannya Melayu dan Indonesia, kita bisa memilih sendiri sayur dan lauk seperti di warteg :)

Kalau tidak ingin makan nasi, cuma pengen nyemil atau nongkrong ngopi-ngopi cantik sambil foto-foto untuk instagram, coba mampir di beberapa kafe halal ini. Lima kafe dan bakery halal di sekitar Kampong Glam ini gampang banget ditemukan.

1. I AM...
Halal: Pemilik Muslim 
Lokasi: 674 North Bridge Road
Jam buka: Senin - Kamis 11:30 - 23.00, Jumat dan Sabtu 11:30 - 01.00, Minggu 11:30 - 22.00
Menu:  
- Charcoal-grilled Beef Burger $13,90
- Fish and Chips $15,90
- Rainbow Mille Crepe Cake 
Instagram: @iamathajilane 



2. The Mad Sailors
Halal: Pemilik Muslim 
Lokasi: 24 Haji Lane
Jam buka: Minggu - Kamis 12.00 - 22.00, Jumat dan Sabtu 12.00 - 23.00
Menu: 
- Cafe Latte/Cappuccino/Flat White $5
- Marmite Honey Wings $9
- Fish and Chips $18-20
- Lemon Tartar Angler Sarnies $20
Website: www.themadsailors.sg
Instagram: @themadsailors


3. FIKA
Halal: Sertifikat MUIS
Lokasi: 257 Beach Road (perempatan Arab Street dan Beach Road)
Jam buka: Minggu - Kamis 11.00 - 22.00, Jumat - Sabtu 11.00 - 23.00
Menu: 
-Swedish Meatballs $19,90
-Pasta Bake $17,50 
-Kids set menu $10,90 
-Lunch set menu $19,90
Website: www.fikacafe.com
Instagram: @fikacafesg 

4. The Lab
Halal: Pemilik Muslim
Lokasi: 1 Jalan Pisang
Jam buka: Senin - Sabtu 12.30 - 22.00, Minggu 13.00 - 21.30
Menu: 
- Terefrank Buffalo Wings $8,90
- Aglio Olio Pasta $12 
- Heisenberger (Beef burger served with sweet potato fries) $17
Instagram: @the_lab_sg


5. Fluff Bakery
Halal: Pemilik Muslim
Lokasi: 4 Jalan Pisang
Jam buka: Selasa - Sabtu 12.00 - 19.30 atau sampai habis.
Menu: Cupcakes $4 (cupcakes bervariasi, menu diganti tiap minggu)
Instagram: @fluffbakery



Fluff yang lokasinya di seberang restoran Hjh Maimunah ini bukan kafe, tapi toko kue kecil. Jadi nggak bisa makan di tempat, cup cake-nya untuk dibawa pulang. Menurut saya cup cake nya emang enak bangeeeeet. Rotinya lembut, moist, dan pilihan rasanya oke punya. Saya nyoba yang salted caramel, aduuuuh lezatnya, enak banget digigit sedikit-sedikit biar nggak kemanisan, karena karamelnya meleleh dari dalam kuenya. Pilihan rasa duo precils pun enak-enak, saya sempat nyicipin dikit. Nggak sia-sia keluarin $4 demi sebiji cupcake. Coba kalian follow instagram-nya untuk tahu promo-promonya ya.

Gimana, jadi pengen nyobain nggak? Catat dulu deh untuk rekomendasi kalau mau nongkrong di kafe halal. Tapi kalau budgetmu terbatas, bisa melipir ke kafe yang lebih merakyat. Di 17 Bussorah St ada Kampong Glam Cafe yang harganya murah meriah. Kafe tradisional yang selalu ramai ini buka dari jam 8.00 pagi - 02.00 dini hari. Kalau capek jalan-jalan atau shopping di area Bugis bisa mampir sebentar di sini minum teh tarik dan nyemil tahu goreng. Nggak sampai $5 :)

Selalu ramai
Teh tarik dan tahu goreng bumbu kacang
Ada yang punya rekomendasi kafe halal di sekitar Bugis? Share di komentar ya.

~ The Emak

Jumat, 23 September 2016

Makan Hemat di Kantin Karyawan Changi Airport

Makan Hemat di Kantin Karyawan Changi Airport


Singapura termasuk negara yang mahal sebagai tujuan traveling. Apalagi kalau kurs dolar dengan rupiah sedang tinggi. Sekarang ini (September 2016), kurs 1 SGD = Rp 9.750, tergantung di mana kita tukar uangnya. Tarif hotel jelas mahal, namun  bisa disiasati dengan tinggal di hotel budget atau hostel. Harga makanan tidak terlalu mahal dibandingkan dengan makanan di Australia atau negara-negara di Eropa, tapi tetap saja lebih mahal dibandingkan Indonesia. Karena itu harus pinter cari tempat makan yang hemat.

Kalau kelaparan di airport gimana dong? Biasanya kan makanan di bandara lebih mahal daripada di kota. Kabar baiknya, di bandara Changi, kita orang umum boleh makan di kantin karyawan. Staff Canteen ini sudah jadi rahasia umum di kalangan backpacker yang budget jalan-jalannya pas-pasan. Di mana sih lokasinya? Yuk ikuti petunjuk The Emak, terutama yang baru pertama kali mendarat di Changi Airport, biar nggak nyasar.


Ada dua lokasi kantin karyawan di bandara Changi, di public area T1 dan T2. Saya belum pernah nyoba yang di T2, kayaknya lebih susah juga nyarinya, hehe. Jadi yang saya tulis di sini yang di T1 ya. Kalau kalian mendarat di Changi selain di T1, setelah melewati imigrasi dan ambil bagasi, bisa naik skytrain (monorail antar terminal di bandara Changi) menuju T1 dan berjalan lah ke bagian Arrival/Ketibaan di lantai bawah.

Yang mendarat di Terminal 1 Changi, cara mencari kantin lebih gampang lagi. Setelah melewati imigrasi (pengecekan paspor), berjalan lah ke arah pengambilan bagasi. Kalau tidak perlu mengambil bagasi, langsung keluar melalui pintu No Declare. Begitu melewati pintu exit, kita akan disambut keramaian orang-orang yang menjemput teman/keluarga/tamu mereka dengan mengacungkan papan nama. Nggak usah baper kalau nggak ada yang menjemput, hehe. Dari pintu exit (ada beberapa pintu), berjalan lah ke arah kiri, ke arah Arrival Pick-Up. Kita akan melewati gerai Informasi, Money Changer, ATM, dan Starbucks di sebelah kiri kita, dan antrean taksi di sebelah kanan kita. Jalan terus ke arah pintu keluar. Kalau kamu melewati restoran Burger King di sebelah kirimu, berarti sudah berjalan ke arah yang benar. Setelah Burger King ada toilet dan tempat untuk minum air. Saatnya mengisi botol air minum kamu untuk menghemat membeli air mineral :) Dari sini, pintu keluar tinggal beberapa langkah lagi.

Begitu keluar dari exit, tengoklah ke arah kiri. Di sana ada tanda yang jelas banget: Staff Canteen. Yay! Selamat, kamu sudah berhasil menemukan kantin karyawan :)



Lokasi staff canteen T1 ada di level B1-07. Kita harus turun tangga. Maaf, belum ada lift/eskalator, jadi kalau membawa koper atau stroller harus diangkat. Troli juga tidak boleh masuk, titipkan di tempat yang sudah disediakan. Jangan ragu untuk turun tangga, orang umum boleh masuk kok. Kantin ini buka setiap hari dari jam 5 pagi sampai jam 9 malam.

Kalau kamu laparnya ketika mau pulang ke Indonesia, makanlah sebelum cek in. Atau bisa sih setelah cek ini, tapi jangan masuk melewati imigrasi dulu. Dari area Departure/Keberangkatan turun dulu ke area Arrival, dan jalan menuju kantin.


Pilihan makanan di kantin karyawan ini cukup banyak. Kantinnya sendiri cukup luas dengan bangku-bangku plastik yang cukup nyaman. Ada pilihan makanan halal, biasanya jenis masakan Melayu, India, atau Indonesia, hehehe. Di tiap gerai jelas tertera kalau halal kok, ada tulisannya. Kita pun bisa pesan pakai bahasa Indonesia. Di gerai masakan India, saya pesan sambil tunjuk-tunjuk aja. Dan kalau ditanya sama pelayannya, saya jawab YES semua, hahaha. "One pratha, two pratha?" >>> yes. Jadinya dapat 2 pratha. "With Curry?" >>> yes. "Chicken curry?" >>> yes. "Thosai with egg?" >>> yes. Boleh dicoba tips-nya ;)

Harga makanan di sini lebih murah daripada foodcourt di dalam bandara Changi, antara $2,50 - $5. Tapi ada perbedaan harga antara karyawan dan orang umum. Misal untuk karyawan, harga char kwe tiau $3, untuk umum $4. Minuman es leci untuk karyawan 55 sen, untuk umum $1. Saya pernah pesan di gerai nomor 23 di pojokan dan diberi harga karyawan. Mungkin wajah saya karyawan banget ya, hehehe lumayan. 

Sore itu saya dan anak-anak tidak berniat makan berat, jadi hanya beli 'camilan' India saja, roti pratha dan thosai. Satu porsi roti pratha (isi dua) dengan kuah kari plus satu porsi thosai dengan telur, plus kuah kari, total harganya $3,60. Untuk minumnya, ada satu gerai khusus minuman yang berada di tengah. Gerai makanan juga jual minuman, tapi terbatas minuman dalam botol atau kaleng. Kami beli satu es leci dan satu es fruit punch, masing-masing $1.




Gerai Halal Masakan Malaysia


Nasi Padang, anyone?


Ayam Penyet pun ada :p


Duo precils asyik-asyik aja diajak makan di kantin  karyawan. Lha wong makan di kantin karyawan Mal di Indonesia juga udah biasa kok, malah di sana tanpa AC. Kantin ini cukup nyaman, nggak panas karena tetap ada AC-nya. Ada tempat cuci tangan juga. Yang penting perut kenyang, hati senang, dan dompet aman. Iya nggak?

Saya sempat rekam beberapa footage untuk You Tube. Moga-moga editannya jadi. Subscribe dulu You Tube channel TravelingPrecils biar nggak ketinggalan vlog barunya.



Roti pratha plus kuah kari untuk celup-celup
Egg Thosai atau Dosa
Gerai Minuman

Es leci dan Es fruit punch. Seger!
Alat makan halal dan non halal dicuci terpisah.





Gimana, mau nyoba makan di kantin karyawan juga?
Selamat berburu ya, semoga nggak nyasar. Kalau perlu print dan bawa postingan ini ;)

~ The Emak