Rabu, 12 September 2018

Faktor genetika sangat menentukan kualitas anakan Murai Batu

Faktor genetika sangat menentukan kualitas anakan Murai Batu

Sifat-sifat genetik yang diwarisi anakan Murai Batu (MB) dari kedua induknya dapat mencakup beberapa hal, antara lain: panjang ekor, postur tubuh, mental, karakter, performa dan kualitas suara kicauannya.

Untuk performa dan kualitas suara sebetulnya tidak mutlak dipengaruhi dari faktor genetik saja, karena berkaitan dengan faktor eksternal seperti pola perawatan, perlakuan, dan kondisi lingkungan dimana Murai Batu (MB) tersebut dipelihara.

Jadi, untuk performa dan kualitas suara kicauan anakan Murai Batu (MB) dapat dibentuk dari pola perawatan, pelatihan, dan perlakuan sehari-hari. Sedangkan untuk mental dan karakternya sangat dipengaruhi dari faktor genetik atau keturunan.

Berikut ini ciri-ciri umum anakan Murai Batu (MB) yang prospek:

• Sejak kecil anakan Murai Batu (MB) sudah memiliki suara yang keras dan nyaring.

• Terlihat paling aktif minta diloloh dan sifat egoisnya sangat tinggi dengan selalu berusaha merebut jatah pakan anakan yang lain.

• Memiliki jari kaki yang panjang dengan tulang kaki yang besar, sedangkan untuk warna kaki tidak selalu bisa dijadikan sebagai patokan  untuk meramal kualitasnya.

• Postur tubuh panjang dan ramping dengan sayap yang juga panjang.

• Bentuk kepala besar dan papak dengan leher kecil dan panjang.

• Mata tampak besar melotot dengan sorot tajam.

Ciri-ciri di atas merupakan ciri-ciri umum untuk melihat bakat dan kualitas dari anakan Murai Batu (MB). Karena faktor utama yang menentukan performa Murai Batu untuk bisa menjadi juara adalah "Mental".

Karena itu jika tujuan kita memelihara Murai Batu (MB) adalah untuk dilombakan, maka pemilihan bahan yang prospek lapangan menjadi hal yang wajib di utamakan sebelum masuk ketahap berikutnya yaitu pola perawatan, perlakuan, pelatihan, dan pengondisian.

Salah satu cara pemilihan bahan yang prospek dan berkualitas dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan membeli anakan Murai Batu (MB) dari trah juara.

Dengan melihat track record indukannya maka sudah dapat diramalkan kualitas anakan tersebut, karena kemungkinan besar anakan tersebut akan mewarisi kualitas dan talenta yang dimiliki indukannya.

Baca juga:

Burung-burung masteran yang cocok untuk Murai Batu

Ciri-ciri fisik dan karakter Murai Batu fighter

Perlakuan khusus untuk membuat Murai Batu muda lebih fighter

Tips agar anakan Murai Batu ternak memiliki ekor lebih panjang

Demikian sedikit informasi tentang "Faktor genetika sangat menentukan kualitas anakan Murai Batu". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel Blog ini yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Trotolan Murai Batu (MB)

Sabtu, 08 September 2018

Terapi untuk mengatasi Murai Batu macet bunyi

Terapi untuk mengatasi Murai Batu macet bunyi

Macet bunyi adalah permasalahan yang umum terjadi pada burung kicauan termasuk Murai Batu (MB). Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan Murai Batu yang semula gacor/rajin bunyi tiba-tiba menjadi malas berkicau/macet bunyi.

Jika Murai Batu (MB) yang semula gacor tiba-tiba macet bunyi, maka harus segera di tangani agar tidak semakin parah, karena pasti ada sesuatu yang menyebabkan Murai Batu tersebut menjadi malas berkicau.

Untuk itu kita harus mengetahui apa yang menjadi penyebab Murai Batu (MB) tersebut macet bunyi agar bisa segera di atasi.

Berikut ini beberapa faktor penyebab Murai Batu (MB) macet bunyi:

• Akan memasuki masa mabung/ngurak

Murai Batu (MB) yang akan memasuki masa mabung memang cenderung menjadi malas beraktifitas dan malas berkicau karena kondisi fisiknya menjadi kurang fit yang disebabkan terjadinya perubahan hormon dalam tubuh burung.

Jadi, jika Murai Batu (MB) macet bunyi karena akan memasuki masa mabung yang ditandai dengan adanya beberapa bulu halus, bulu sayap, atau bulu ekor yang lepas maka tidak perlu di kuatirkan karena hal itu normal terjadi pada setiap burung yang memasuki masa mabung/ngurak.

• Sedang sakit/tidak fit

Murai Batu (MB) yang dalam kondisi tidak fit/tidak sehat akan lebih banyak diam dan sering mengangkat salah satu kakinya atau mengembangkan bulu-bulunya (nyekukruk). Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti: kondisi cuaca yang tidak menentu, kondisi kandang yang tidak bersih, dan kurang perawatan.

Jika Murai Batu (MB) menunjukkan perilaku demikian, maka harus segera di atasi agar tidak bertambah parah, dengan cara:

- Berikan ekstra fooding (EF) seperti jangkrik, kroto, ulat hongkong (UH) atau ulat kandang (UK) dengan porsi lebih banyak dari porsi hariannya.

- Untuk sementara jangan dimandikan dulu dan cukup dijemur 15 menit saja setiap pagi.

- Bersihkan kandangnya setiap hari agar tidak mengundang penyakit.

- Ganti air minumnya setiap hari dengan yang bersih.

- Berikan vitamin khusus untuk burung kicau seminggu 3x yang dicampurkan pada air minumnya.

- Full krodong dan letakkan ditempat yang tenang.

• Mengalami gangguan tenggorokan

Murai Batu (MB) yang mengalami gangguan tenggorokan juga akan menjadi malas berkicau. Gangguan tenggorokan pada Murai Batu bisa disebabkan karena kondisi fisiknya sedang tidak fit atau karena memakan serangga beracun, kroto basi, atau jangkrik yang sudah mati (busuk).

Jika Murai Batu (MB) mengalami hal itu, maka kita bisa mengobatinya dengan memberikan minuman berupa larutan penyegar (obat panas dalam/sariawan untuk Manusia), atau dengan memberikan air seduhan jahe sebagai pengganti air minumnya.

• Karena mengalami stres

Stres pada Murai Batu (MB) bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

- Kalah mental ketika ditrek, dilombakan, atau mendengar suara burung sejenis yang lebih mapan.

- Sangkarnya terjatuh.

- Karena ancaman/serangan predator seperti kucing, tikus, ular dan lainnya.

- Kondisi lingkungan yang tidak kondusif seperti suara gaduh atau banyaknya gangguan yang membuat Murai Batu (MB) tertekan.

Jika Murai Batu (MB) macet bunyi karena mengalami stres, maka solusinya dengan mengasingkannya atau menempatkannya ditempat yang tenang dan jauhkan dari suara burung sejenis atau burung-burung lain yang bersuara keras atau nembak.

Agar lebih tenang sebaiknya Murai Batu (MB) lebih banyak dikerodong (full kerodong) dan dekatkan dengan suara gemercik air sebagai terapi relaksasi untuk mempercepat pemulihan kondisi mentalnya yang ngedrop.

Selama masa terapi, sebaiknya Murai Batu (MB) diberikan lebih banyak ekstra fooding (EF) seperti jangkrik dan kroto dengan porsi sekenyangnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Setiap pagi sebaiknya Murai Batu (MB) di embunkan untuk menghirup udara segar dan menikmati suasana pagi hari yang merupakan waktu favorit bagi burung-burung liar untuk berkicau, sehingga Murai Batu yang sedang dalam kondisi stres tersebut ikut terpancing untuk berkicau. Tapi ingat, ketika di embunkan jangan sampai mendengar suara Murai Batu lain karena dapat membuat mentalnya semakin ngedrop.

Sebelum kondisinya pulih, sebaiknya Murai Batu (MB) cukup dimandikan seminggu sekali dan dijemur secukupnya saja untuk menghangatkan tubuhnya.

Untuk mempercepat pemulihan kondisinya dan agar cepat berkicau lagi, berikan vitamin penggacor burung yang banyak dijual di kios-kios pakan dan perlengkapan burung. Berikan vitamin penggacor burung seminggu 2x agar Murai Batu (MB) cepat buka suara lagi.

Untuk memulihkan mentalnya, kita bisa memberikan untulan berupa burung-burung kecil. Caranya dengan memasukkan burung untulan kedalam kandang umbaran bersama Murai Batu (MB) agar dikejar dan dipatuki. Cara ini cukup efektif untuk membangkitkan kembali mental Murai Batu yang drop, tapi tidak di rekomendasikan karena tergolong sangat ekstrim dan menyiksa.

Baca juga:

Tips perawatan Murai Batu mabung

Ciri-ciri Murai Batu muda hutan (MH) pancingan

Faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak

Demikian sedikit informasi tentang "Terapi untuk mengatasi Murai Batu macet bunyi". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel Blog ini yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu Balak
Terapi untuk mengatasi Murai Batu macet bunyi

Terapi untuk mengatasi Murai Batu macet bunyi

Macet bunyi adalah permasalahan yang umum terjadi pada burung kicauan termasuk Murai Batu (MB). Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan Murai Batu yang semula gacor/rajin bunyi tiba-tiba menjadi malas berkicau/macet bunyi.

Jika Murai Batu (MB) yang semula gacor tiba-tiba macet bunyi, maka harus segera di tangani agar tidak semakin parah, karena pasti ada sesuatu yang menyebabkan Murai Batu tersebut menjadi malas berkicau.

Untuk itu kita harus mengetahui apa yang menjadi penyebab Murai Batu (MB) tersebut macet bunyi agar bisa segera di atasi.

Berikut ini beberapa faktor penyebab Murai Batu (MB) macet bunyi:

• Akan memasuki masa mabung/ngurak

Murai Batu (MB) yang akan memasuki masa mabung memang cenderung menjadi malas beraktifitas dan malas berkicau karena kondisi fisiknya menjadi kurang fit yang disebabkan terjadinya perubahan hormon dalam tubuh burung.

Jadi, jika Murai Batu (MB) macet bunyi karena akan memasuki masa mabung yang ditandai dengan adanya beberapa bulu halus, bulu sayap, atau bulu ekor yang lepas maka tidak perlu di kuatirkan karena hal itu normal terjadi pada setiap burung yang memasuki masa mabung/ngurak.

• Sedang sakit/tidak fit

Murai Batu (MB) yang dalam kondisi tidak fit/tidak sehat akan lebih banyak diam dan sering mengangkat salah satu kakinya atau mengembangkan bulu-bulunya (nyekukruk). Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti: kondisi cuaca yang tidak menentu, kondisi kandang yang tidak bersih, dan kurang perawatan.

Jika Murai Batu (MB) menunjukkan perilaku demikian, maka harus segera di atasi agar tidak bertambah parah, dengan cara:

- Berikan ekstra fooding (EF) seperti jangkrik, kroto, ulat hongkong (UH) atau ulat kandang (UK) dengan porsi lebih banyak dari porsi hariannya.

- Untuk sementara jangan dimandikan dulu dan cukup dijemur 15 menit saja setiap pagi.

- Bersihkan kandangnya setiap hari agar tidak mengundang penyakit.

- Ganti air minumnya setiap hari dengan yang bersih.

- Berikan vitamin khusus untuk burung kicau seminggu 3x yang dicampurkan pada air minumnya.

- Full krodong dan letakkan ditempat yang tenang.

• Mengalami gangguan tenggorokan

Murai Batu (MB) yang mengalami gangguan tenggorokan juga akan menjadi malas berkicau. Gangguan tenggorokan pada Murai Batu bisa disebabkan karena kondisi fisiknya sedang tidak fit atau karena memakan serangga beracun, kroto basi, atau jangkrik yang sudah mati (busuk).

Jika Murai Batu (MB) mengalami hal itu, maka kita bisa mengobatinya dengan memberikan minuman berupa larutan penyegar (obat panas dalam/sariawan untuk Manusia), atau dengan memberikan air seduhan jahe sebagai pengganti air minumnya.

• Karena mengalami stres

Stres pada Murai Batu (MB) bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

- Kalah mental ketika ditrek, dilombakan, atau mendengar suara burung sejenis yang lebih mapan.

- Sangkarnya terjatuh.

- Karena ancaman/serangan predator seperti kucing, tikus, ular dan lainnya.

- Kondisi lingkungan yang tidak kondusif seperti suara gaduh atau banyaknya gangguan yang membuat Murai Batu (MB) tertekan.

Jika Murai Batu (MB) macet bunyi karena mengalami stres, maka solusinya dengan mengasingkannya atau menempatkannya ditempat yang tenang dan jauhkan dari suara burung sejenis atau burung-burung lain yang bersuara keras atau nembak.

Agar lebih tenang sebaiknya Murai Batu (MB) lebih banyak dikerodong (full kerodong) dan dekatkan dengan suara gemercik air sebagai terapi relaksasi untuk mempercepat pemulihan kondisi mentalnya yang ngedrop.

Selama masa terapi, sebaiknya Murai Batu (MB) diberikan lebih banyak ekstra fooding (EF) seperti jangkrik dan kroto dengan porsi sekenyangnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Setiap pagi sebaiknya Murai Batu (MB) di embunkan untuk menghirup udara segar dan menikmati suasana pagi hari yang merupakan waktu favorit bagi burung-burung liar untuk berkicau, sehingga Murai Batu yang sedang dalam kondisi stres tersebut ikut terpancing untuk berkicau. Tapi ingat, ketika di embunkan jangan sampai mendengar suara Murai Batu lain karena dapat membuat mentalnya semakin ngedrop.

Sebelum kondisinya pulih, sebaiknya Murai Batu (MB) cukup dimandikan seminggu sekali dan dijemur secukupnya saja untuk menghangatkan tubuhnya.

Untuk mempercepat pemulihan kondisinya dan agar cepat berkicau lagi, berikan vitamin penggacor burung yang banyak dijual di kios-kios pakan dan perlengkapan burung. Berikan vitamin penggacor burung seminggu 2x agar Murai Batu (MB) cepat buka suara lagi.

Untuk memulihkan mentalnya, kita bisa memberikan untulan berupa burung-burung kecil. Caranya dengan memasukkan burung untulan kedalam kandang umbaran bersama Murai Batu (MB) agar dikejar dan dipatuki. Cara ini cukup efektif untuk membangkitkan kembali mental Murai Batu yang drop, tapi tidak di rekomendasikan karena tergolong sangat ekstrim dan menyiksa.

Baca juga:

Tips perawatan Murai Batu mabung

Ciri-ciri Murai Batu muda hutan (MH) pancingan

Faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak

Demikian sedikit informasi tentang "Terapi untuk mengatasi Murai Batu macet bunyi". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel Blog ini yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu Balak