Senin, 22 Oktober 2018

Ciri-ciri fisik dan kelebihan Murai Batu Bordan

Ciri-ciri fisik dan kelebihan Murai Batu Bordan

Murai Batu (MB) Bordan adalah istilah untuk menyebut Murai Batu hasil perkawinan silang antara Murai Batu Borneo dan Murai Batu Medan.

Kawin silang tersebut bertujuan untuk memadukan kelebihan dari kedua jenis Murai Batu (MB) tersebut untuk menghasilkan anakan yang berkualitas baik.

Sifat-sifat dari kedua jenis Murai Batu (MB) tersebut akan diturunkan pada anakannya yang merupakan perpaduan dari kedua indukannya. Dalam Crossing beda suku tersebut sebaiknya indukan betina berasal dari Borneo dan indukan jantan berasal dari Medan (Sumatera).

• Kelebihan Murai Batu (MB) Medan:

Murai Batu (MB) asli Medan memiliki kelebihan pada postur tubuhnya yang besar, gagah dan proporsional, didukung dengan ekor yang panjang menjuntai yang semakin menambah anggun penampilan burung ini. Selain bentuk fisiknya yang menawan, Murai Batu Medan juga terkenal memiliki mental dan naluri fighter yang kuat serta gaya tarung yang atraktif.

• Kelebihan Murai Batu (MB) Borneo:

Murai Batu (MB) Borneo memiliki ciri khas menggembungkan bulu dadanya saat berkicau terutama saat bertemu lawan. Kelebihan Murai Batu Borneo dapat melantunkan lagu-lagu ngeroll dengan gaya duduk atau nancap tanpa banyak loncat dari plangkringan. Tapi kekurangannya, Murai Batu Borneo lebih banyak membawakan lagu-lagu mati dan cenderung hanya satu arah saja.

Dengan menyilangkannya dengan Murai Batu (MB) Medan, maka anakan hasil dari kawin silang tersebut akan memiliki banyak kelebihan yang diturunkan dari perpaduan kedua indukannya.

Anakan hasil crossing dari Murai Batu (MB) Borneo dan Murai Batu (MB) Medan tersebut kemudian disebut sebagai Murai Batu Bordan (Borneo-Medan) yang memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:

- Gaya mainnya cenderung lebih duduk/anteng diplangkringan dan hanya kepalanya saja yang naik turun sambil membawakan lagu-lagu ngeroll. Gaya tersebut diturunkan dari indukan Murai Batu (MB) Borneo.

- Murai Batu (MB) Bordan memiliki mental fighter tinggi yang diwarisi dari indukan Murai Batu Medan.

- Memiliki gaya ngeplai saat membawakan lagu dan mengeluarkan materi-materi tembakan.

- Memiliki variasi lagu lebih lengkap dengan volume lebih keras dan tembus.

- Gaya mainnya juga tidak hanya menaik-turunkan kepalanya saja saat berkicau, tapi kepalanya lebih menekan kebawah bahkan sampai kebawah plangkringan yang merupakan ciri khas dari gaya main Murai Batu (MB) Medan.

Murai Batu (MB) Bordan juga tidak terlalu gembung seperti Murai Batu Borneo. Anakan hasil silangan Murai Batu Borneo dan Murai Batu Medan hanya akan menggembungkan bulu-bulu pada bagian dibawah dadanya saja dan itupun juga tidak terlalu mencolok atau hanya semi gembung saja.

Murai Batu (MB) Bordan memiliki bentuk kepala yang cenderung mirip indukan jantan Medan, yaitu paruh bagian atas tidak terlalu panjang seperti Murai Batu Borneo, sedangkan ukuran panjang ekornya sedang, mirip dengan ekor Murai Batu Lampung atau Murai Batu Jambi tapi dengan pola ekor yang mirip dengan Murai Batu Medan.

Untuk mendapatkan kualitas Murai Batu (MB) Bordan yang terbaik, sebaiknya indukan betina menggunakan Murai Batu Borneo Kepala Putih/Murai Batu Kepala Haji karena Murai Batu jenis ini terkenal memiliki kualitas terbaik dibandingkan Murai Batu Borneo lainnya, baik dari segi mental maupun kecerdasannya.

Tapi untuk sekarang ini banyak pedagang nakal yang menjual Murai Batu Borneo terutama asal Palangkaraya yang diberi Label Murai Batu Bordan. Jadi harus lebih hati-hati jika kita ingin membeli Murai Batu Bordan, apalagi jika burung tersebut tidak memakai ring peternak.

Baca juga:

Keistimewaan Murai Batu (MB) blorok

Mengenal jenis-jenis Murai Batu Borneo/Kalimantan

Silsilah Murai Batu (MB) Balak dan keistimewaannya

Demikian sedikit informasi tentang "Ciri-ciri fisik dan kelebihan Murai Batu Bordan". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel Blog ini yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Pola ekor Murai Batu Bordan

Rabu, 10 Oktober 2018

Murai Batu Lampung semi adalah Murai Batu Palangka

Murai Batu Lampung semi adalah Murai Batu Palangka

Dikalangan Kicau Mania, sering kita dengar istilah Murai Batu (MB) Lampung semi yang dikenal sebagai Murai Batu asal Lampung (Sumatera) yang memiliki karakter semi gembung.

Anggapan tersebut sebetulnya keliru karena Murai Batu (MB) asal Sumatera tidak ada yang gembung atau semi gembung. Istilah Murai Batu Lampung semi adalah sebutan dari para bakul/pedagang untuk menarik minat pembeli dan menaikkan harga jual Murai Batu Palangka atau Murai Batu Kalimantan super (Kalsup).

Murai Batu (MB) Palangka memang memiliki penampilan fisik dan karakter yang agak berbeda dengan Murai Batu Kalimantan/Borneo lainnya seperti Murai Batu Banjar dan Murai Batu kepala haji.

Murai Batu (MB) Palangka memiliki postur tubuh sedang memanjang dengan ukuran ekor cukup panjang sekitar 16-18 cm, lebih panjang dari Murai Batu Kalimantan/Borneo dari wilayah lain yang hanya sekitar 10-15 cm saja.

Bulu dada Murai Batu (MB) Palangka rata-rata berwarna coklat tua, kakinya berwarna kehitaman dan pada saat berkicau, Murai Batu Palangka tidak gembung seperti jenis Murai Batu Kalimantan/Borneo lainnya. Kalaupun gembung hanya tipis saja pada bulu-bulu dibagian perutnya. Tapi ketika ditrek/dipertemukan dengan lawan maka akan tampak karakter aslinya seperti Murai Batu Kalimantan/Borneo pada umumnya, yaitu menggembungkan bulu-bulu badannya pada saat tarung.

Walaupun Murai Batu (MB) Palangka memiliki penampilan fisik dan karakter yang berbeda dengan Murai Batu Kalimantan/Borneo lainnya, namun pola ekornya sama dengan para kerabatnya dari Kalimantan.

Jadi, kita harus lebih teliti jika ingin membeli Murai Batu (MB) yang dikatakan sebagai Murai Batu Lampung/Lampung super. Pastikan dulu jika Murai Batu tersebut betul-betul tidak gembung dengan cara ditrek/di adu dengan Murai Batu lainnya.

Atau cek dulu pola ekornya, pastikan kalau pola ekornya bukan pola ekor Murai Batu (MB) Kalimantan/Borneo. Jangan terkecoh dengan penampilannya yang memiliki ekor panjang dan tidak gembung pada saat berkicau sendirian.

Tapi jika yang akan kita beli tersebut dikatakan sebagai Murai Batu (MB) Lampung semi atau Bordan tentu saja tidak masalah dan tidak perlu dicek lagi asalkan harganya sesuai dengan harga pasarannya.

Jadi kesimpulannya, Murai Batu (MB) Lampung semi sebetulnya adalah Murai Batu Kalimantan/Borneo yang berasal dari Palangka Raya atau biasa disebut juga sebagai Murai Batu Kalimantan super (Kalsup).

Selain sering disebut sebagai Murai Batu (MB) Lampung semi, MB Palangka juga sering disebut sebagai Murai Batu Bordan untuk menarik minat pembeli dan juga untuk menaikkan harga jualnya.

Baca juga:

Ciri-ciri fisik dan pola ekor Murai Batu Medan

Ciri-ciri fisik, karakter dan pola ekor Murai Batu Malaysia

Ciri-ciri fisik dan kelebihan Murai Batu Bordan

Demikian sedikit informasi tentang "Murai Batu Lampung semi adalah Murai Batu Palangka". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel Blog ini yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Pola ekor Murai Batu Palangka
Murai Batu Lampung semi adalah Murai Batu Palangka

Murai Batu Lampung semi adalah Murai Batu Palangka

Dikalangan Kicau Mania, sering kita dengar istilah Murai Batu (MB) Lampung semi yang dikenal sebagai Murai Batu asal Lampung (Sumatera) yang memiliki karakter semi gembung.

Anggapan tersebut sebetulnya keliru karena Murai Batu (MB) asal Sumatera tidak ada yang gembung atau semi gembung. Istilah Murai Batu Lampung semi adalah sebutan dari para bakul/pedagang untuk menarik minat pembeli dan menaikkan harga jual Murai Batu Palangka atau Murai Batu Kalimantan super (Kalsup).

Murai Batu (MB) Palangka memang memiliki penampilan fisik dan karakter yang agak berbeda dengan Murai Batu Kalimantan/Borneo lainnya seperti Murai Batu Banjar dan Murai Batu kepala haji.

Murai Batu (MB) Palangka memiliki postur tubuh sedang memanjang dengan ukuran ekor cukup panjang sekitar 16-18 cm, lebih panjang dari Murai Batu Kalimantan/Borneo dari wilayah lain yang hanya sekitar 10-15 cm saja.

Bulu dada Murai Batu (MB) Palangka rata-rata berwarna coklat tua, kakinya berwarna kehitaman dan pada saat berkicau, Murai Batu Palangka tidak gembung seperti jenis Murai Batu Kalimantan/Borneo lainnya. Kalaupun gembung hanya tipis saja pada bulu-bulu dibagian perutnya. Tapi ketika ditrek/dipertemukan dengan lawan maka akan tampak karakter aslinya seperti Murai Batu Kalimantan/Borneo pada umumnya, yaitu menggembungkan bulu-bulu badannya pada saat tarung.

Walaupun Murai Batu (MB) Palangka memiliki penampilan fisik dan karakter yang berbeda dengan Murai Batu Kalimantan/Borneo lainnya, namun pola ekornya sama dengan para kerabatnya dari Kalimantan.

Jadi, kita harus lebih teliti jika ingin membeli Murai Batu (MB) yang dikatakan sebagai Murai Batu Lampung/Lampung super. Pastikan dulu jika Murai Batu tersebut betul-betul tidak gembung dengan cara ditrek/di adu dengan Murai Batu lainnya.

Atau cek dulu pola ekornya, pastikan kalau pola ekornya bukan pola ekor Murai Batu (MB) Kalimantan/Borneo. Jangan terkecoh dengan penampilannya yang memiliki ekor panjang dan tidak gembung pada saat berkicau sendirian.

Tapi jika yang akan kita beli tersebut dikatakan sebagai Murai Batu (MB) Lampung semi atau Bordan tentu saja tidak masalah dan tidak perlu dicek lagi asalkan harganya sesuai dengan harga pasarannya.

Jadi kesimpulannya, Murai Batu (MB) Lampung semi sebetulnya adalah Murai Batu Kalimantan/Borneo yang berasal dari Palangka Raya atau biasa disebut juga sebagai Murai Batu Kalimantan super (Kalsup).

Selain sering disebut sebagai Murai Batu (MB) Lampung semi, MB Palangka juga sering disebut sebagai Murai Batu Bordan untuk menarik minat pembeli dan juga untuk menaikkan harga jualnya.

Baca juga:

Ciri-ciri fisik dan pola ekor Murai Batu Medan

Ciri-ciri fisik, karakter dan pola ekor Murai Batu Malaysia

Ciri-ciri fisik dan kelebihan Murai Batu Bordan

Demikian sedikit informasi tentang "Murai Batu Lampung semi adalah Murai Batu Palangka". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel Blog ini yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Pola ekor Murai Batu Palangka

Selasa, 09 Oktober 2018

Ciri-ciri Murai Batu muda hutan (MH) pancingan

Ciri-ciri Murai Batu muda hutan (MH) pancingan

Murai Batu (MB) memang sangat menarik untuk dipelihara. Bentuk fisiknya yang menarik, gayanya yang atraktif, serta suara kicauannya yang sangat merdu dan bervariasi membuat banyak Kicau Mania tertarik untuk memelihara burung petarung berekor panjang ini.

Karena harga Murai Batu (MB) yang sudah jadi (gacor) terbilang cukup mahal, maka Murai Batu bakalan/muda hutan (MH) menjadi pilihan banyak Kicau Mania karena harganya cukup terjangkau.

Selain harganya lebih terjangkau, Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan juga memiliki kualitas yang lebih baik dari Murai Batu ternak jika sudah jadi (gacor), walaupun untuk membuatnya gacor membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding Murai Batu ternak.

Tapi walaupun harganya lebih murah, membeli Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan bukan tanpa resiko, apalagi untuk burung yang belum ngevoer karena resiko kematiannya sangat besar kalau kita sampai terlambat memberikan pakan berupa jangkrik, kroto, dan ulat hongkong (UH). Apalagi banyak Murai Batu bakalan/muda hutan (MH) yang ditangkap dari alam liar dengan cara dipancing menggunakan mata kail yang biasa digunakan untuk memancing ikan.

Lalu bagaimana cara untuk mengetahui kalau Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan yang akan kita beli tersebut hasil pancingan atau bukan..??

Berikut ini beberapa ciri-ciri Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan hasil pancingan:

• Biasanya bulu-bulu Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan hasil pancingan tampak lebih rapi dan utuh dibanding burung hasil jaringan, pikat atau jebakan pulut yang cenderung rusak dan tidak utuh.

• Perhatikan kondisi Murai Batu (MB) yang ada didalam kandang ombyokan satu persatu secara teliti. Biasanya Murai Batu yang ditangkap dengan cara dipancing cenderung lebih banyak diam, tidak lincah dan tampak tidak sehat.

• Murai Batu (MB) pancingan biasanya akan sering minum, mungkin karena Murai Batu tersebut merasa ada yang tidak nyaman atau mengganjal di tenggorokannya.

• Biasanya Murai Batu (MB) pancingan akan sering membuka paruhnya seperti burung yang sedang kepanasan walaupun cuaca tidak panas.

• Perhatikan tubuh dan warna tubuh Murai Batu (MB) bakalan tersebut, jika tubuhnya terlihat kurus dan berwarna kehitaman maka bisa disimpukan bahwa burung tersebut dalam kondisi tidak sehat dan bisa saja karena hasil pancingan.

• Cara yang paling sering dilakukan oleh para penggemar Murai Batu (MB) untuk mengetahui apakah Murai Batu tersebut hasil pancingan atau bukan yaitu dengan cara memberikan jangkrik pada Murai Batu bakalan yang dicurigai hasil pancingan tersebut.

Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan hasil pancingan biasanya akan kesulitan untuk menelan jangkrik yang kita berikan karena tenggorokannya terluka akibat terkena kail pancing, dan biasanya mata kailnya masih tersangkut didalam tenggorokan Murai Batu bakalan tersebut sehingga menyebabkannya sulit untuk menelan jangkrik, dan jika dipaksakan bisa berakibat kematian karena mata kail akan terdorong oleh jangkrik dan membuat luka didalam tenggorokannya semakin parah.

Itu sebabnya jika kita perhatikan, rata-rata Murai Batu (MB) bakalan didalam kandang ombyokan hanya diberikan ulat hongkong (UH) saja oleh para pedagang agar dapat bertahan hidup lebih lama sampai laku dijual.

Baca juga:

Cara mengobati burung yang kena penyakit tetelo

Murai Batu Lampung semi adalah Murai Batu Palangka

Ciri-ciri fisik dan pola ekor Murai Batu Medan

Demikian sedikit informasi tentang "Ciri-ciri Murai Batu muda hutan (MH) pancingan". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel Blog ini yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan
Ciri-ciri Murai Batu muda hutan (MH) pancingan

Ciri-ciri Murai Batu muda hutan (MH) pancingan

Murai Batu (MB) memang sangat menarik untuk dipelihara. Bentuk fisiknya yang menarik, gayanya yang atraktif, serta suara kicauannya yang sangat merdu dan bervariasi membuat banyak Kicau Mania tertarik untuk memelihara burung petarung berekor panjang ini.

Karena harga Murai Batu (MB) yang sudah jadi (gacor) terbilang cukup mahal, maka Murai Batu bakalan/muda hutan (MH) menjadi pilihan banyak Kicau Mania karena harganya cukup terjangkau.

Selain harganya lebih terjangkau, Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan juga memiliki kualitas yang lebih baik dari Murai Batu ternak jika sudah jadi (gacor), walaupun untuk membuatnya gacor membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding Murai Batu ternak.

Tapi walaupun harganya lebih murah, membeli Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan bukan tanpa resiko, apalagi untuk burung yang belum ngevoer karena resiko kematiannya sangat besar kalau kita sampai terlambat memberikan pakan berupa jangkrik, kroto, dan ulat hongkong (UH). Apalagi banyak Murai Batu bakalan/muda hutan (MH) yang ditangkap dari alam liar dengan cara dipancing menggunakan mata kail yang biasa digunakan untuk memancing ikan.

Lalu bagaimana cara untuk mengetahui kalau Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan yang akan kita beli tersebut hasil pancingan atau bukan..??

Berikut ini beberapa ciri-ciri Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan hasil pancingan:

• Biasanya bulu-bulu Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan hasil pancingan tampak lebih rapi dan utuh dibanding burung hasil jaringan, pikat atau jebakan pulut yang cenderung rusak dan tidak utuh.

• Perhatikan kondisi Murai Batu (MB) yang ada didalam kandang ombyokan satu persatu secara teliti. Biasanya Murai Batu yang ditangkap dengan cara dipancing cenderung lebih banyak diam, tidak lincah dan tampak tidak sehat.

• Murai Batu (MB) pancingan biasanya akan sering minum, mungkin karena Murai Batu tersebut merasa ada yang tidak nyaman atau mengganjal di tenggorokannya.

• Biasanya Murai Batu (MB) pancingan akan sering membuka paruhnya seperti burung yang sedang kepanasan walaupun cuaca tidak panas.

• Perhatikan tubuh dan warna tubuh Murai Batu (MB) bakalan tersebut, jika tubuhnya terlihat kurus dan berwarna kehitaman maka bisa disimpukan bahwa burung tersebut dalam kondisi tidak sehat dan bisa saja karena hasil pancingan.

• Cara yang paling sering dilakukan oleh para penggemar Murai Batu (MB) untuk mengetahui apakah Murai Batu tersebut hasil pancingan atau bukan yaitu dengan cara memberikan jangkrik pada Murai Batu bakalan yang dicurigai hasil pancingan tersebut.

Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan hasil pancingan biasanya akan kesulitan untuk menelan jangkrik yang kita berikan karena tenggorokannya terluka akibat terkena kail pancing, dan biasanya mata kailnya masih tersangkut didalam tenggorokan Murai Batu bakalan tersebut sehingga menyebabkannya sulit untuk menelan jangkrik, dan jika dipaksakan bisa berakibat kematian karena mata kail akan terdorong oleh jangkrik dan membuat luka didalam tenggorokannya semakin parah.

Itu sebabnya jika kita perhatikan, rata-rata Murai Batu (MB) bakalan didalam kandang ombyokan hanya diberikan ulat hongkong (UH) saja oleh para pedagang agar dapat bertahan hidup lebih lama sampai laku dijual.

Baca juga:

Cara mengobati burung yang kena penyakit tetelo

Murai Batu Lampung semi adalah Murai Batu Palangka

Ciri-ciri fisik dan pola ekor Murai Batu Medan

Demikian sedikit informasi tentang "Ciri-ciri Murai Batu muda hutan (MH) pancingan". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel Blog ini yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan

Selasa, 02 Oktober 2018

Ciri-ciri perbedaan Murai Batu jantan dan betina

Ciri-ciri perbedaan Murai Batu jantan dan betina

Dengan semakin meningkatnya popularitas Murai Batu (MB), maka semakin banyak pula para Kicau Mania yang berminat memelihara burung fighter ini. Suara kicauannya yang merdu dan bervariasi serta gaya tarungnya yang atraktif memang membuat Murai Batu pantas menyandang predikat sebagai burung kicau nomor satu di Indonesia.

Tapi ternyata masih banyak yang belum tahu perbedaan antara Murai Batu (MB) jantan dan betina, terutama yang masih pemula. Walaupun Murai Batu betina juga bisa berkicau dan gacor tapi suara kicauannya cenderung monoton dengan volume yang tipis, dan karena itulah jika tujuan kita memelihara Murai Batu adalah untuk didengarkan suara kicauannya atau untuk dilombakan, maka harus memilih yang berjenis kelamin jantan.

Sebetulnya ada beberapa ciri-ciri yang bisa kita amati untuk mengenali jenis kelamin Murai Batu, salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mengetahui jenis kelamin burung ini adalah dengan mengamati suara kicauannya.

Suara Murai Batu (MB) jantan terdengar lebih lantang, merdu, dan bervariasi dengan suara ketrekan yang juga keras. Sedangkan suara Murai Batu betina terdengar lebih pelan dan cenderung monoton. Tapi tentu saja untuk dapat mengenali suara Murai Batu jantan dan betina, hanya bisa dilakukan oleh orang yang susah berpengalaman.

Selain dari suara kicauannya, ada cara lain untuk membedakan jenis kelamin Murai Batu (MB), yaitu dari penampilan fisiknya.

Ciri-ciri Murai Batu (MB) jantan dewasa:

• Postur tubuh lebih besar dan panjang dengan posisi berdiri terlihat lebih tegak, sehingga terkesan gagah dan garang.

• Warna bulu hitamnya tampak lebih pekat dan mengkilap, sedangkan bulu coklat pada bagian dadanya terlihat lebih gelap/coklat tua dan bulu putih dibagian punggungnya lebih melebar.

• Rata-rata ekor Murai Batu jantan lebih panjang dan lebih tebal dari ekor Murai Batu betina.

• Ukuran kepala Murai Batu jantan lebih besar dengan bentuk datar/cepak.

• Paruh lebih panjang dan tebal.

• Mata terlihat besar dan melotot dengan tatapan yang tajam.

• Kaki besar dengan jari-jari yang lebih panjang, sehingga tampak kokoh mencengkeram plangkringan.

Ciri-ciri Murai Batu (MB) betina dewasa:

• Postur tubuh lebih kecil dan pendek (bulat).

• Warna bulu hitamnya terlihat kusam atau agak keabu-abuan dan tidak mengkilap. Sedangkan bulu pada bagian dadanya berwarna coklat muda dan bulu putih dibagian punggungnya terlihat lebih sedikit/menyempit.

• Rata-rata ekor Murai Batu betina lebih pendek dari Murai Batu jantan.

• Kepala Murai Batu betina lebih kecil dengan bentuk membulat.

• Secara umum bentuk paruh Murai Batu betina lebih kecil dan pendek.

• Mata terlihat lebih kecil dan tidak menonjol dengan tatapan/sorot mata yang sayu.

• Kaki Murai Batu betina terlihat kecil dengan jari-jari yang pendek.

Baca juga:

Ciri-ciri khusus yang membedakan Murai Batu (MB) jantan dan betina trotolan

Keistimewaan Murai Batu (MB) kaki hitam dan paruh celah

Ciri-ciri Murai Batu muda hutan (MH) pancingan

Murai Batu Lampung semi adalah Murai Batu Palangka

Demikian sedikit informasi tentang "Ciri-ciri perbedaan Murai Batu jantan dan betina". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel Blog ini yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) jantan dan betina

Minggu, 30 September 2018

Ciri-ciri burung Larwo/Murai Batu Jawa

Ciri-ciri burung Larwo/Murai Batu Jawa

Selama ini Murai Batu (MB) lokal yang umum kita kenal adalah Murai Batu yang berasal dari Sumatera (Medan, Aceh, Lampung, Jambi, Nias, Bahorok, dan lainnya) dan dari Kalimantan/Borneo (Banjar, Palangka, dan MB kepala haji).

Tapi selain dari Sumatera dan Kalimantan, ternyata di Jawa juga ada jenis burung Murai Batu (MB) yang biasa disebut Larwo (Lar dowo) yang dalam bahasa Indonesia artinya "ekor panjang".

Larwo adalah Murai Batu (MB) asli dari Pulau Jawa yang dulu pernah populer dikalangan Kicau Mania sebelum Murai Batu dari Sumatera dan Kalimantan bayak didatangkan ke Pulau Jawa.

Nasib Larwo tidak berbeda jauh dengan burung-burung kicauan lain yang kini populasinya semakin langka dan terancam punah akibat perburuan liar dan tidak adanya upaya untuk menangkarkan burung ini.

Ciri-ciri burung Larwo:

• Secara fisik, ukuran tubuh Larwo cenderung lebih kecil dibanding dengan Murai Batu (MB) asal Sumatera dan Kalimantan. Postur tubuhnya terlihat lebih pendek dan bulat (buntet) dengan ekor yang tidak terlalu panjang sekitar 14-15 cm.

• Batas antara bulu hitam dan coklat pada dadanya melebar sampai hampir kebagian perut seperti Kacer, berbeda dengan Murai Batu (MB) pada umumnya yang memiliki bulu hitam pada dadanya sejajar dengan posisi sayap.

• Perbedaan yang paling mencolok antara Larwo dengan Murai Batu lainnya adalah pada gayanya ketika berkicau. Ciri khas Larwo yaitu ketika berkicau/bertarung akan mengembangkan bulu-bulu kepalanya (njambul) mirip gaya tarung Cucak Ijo (CI) dan juga akan menaikkan ekornya ke atas seperti Ciblek.

• Karakter suara Larwo mirip dengan suara Murai Batu (MB) Borneo yang cenderung didominasi suara-suara pendek dengan banyak siulan dan kurang variatif ketika berkicau sendirian. Tapi suara Larwo terdengar lebih kering, sedangkan suara Murai Batu Borneo bisa dikatakan agak basah.

Baca juga:

Ciri-ciri perbedaan Murai Batu jantan dan betina

Keistimewaan Murai Batu (MB) kaki hitam dan paruh celah

Ciri-ciri Murai Batu muda hutan (MH) pancingan

Demikian sedikit informasi tentang "Ciri-ciri burung Larwo/Murai Batu Jawa". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel Blog ini yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Larwo/Murai Batu Jawa

Sabtu, 29 September 2018

Beberapa perilaku negatif Murai Batu saat dilapangan

Beberapa perilaku negatif Murai Batu saat dilapangan

Memiliki Murai Batu (MB) yang dapat berprestasi memang menjadi impian bagi setiap MB Mania. Akan tetapi kenyataan yang terjadi seringkali tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, padahal kita sudah memberikan perawatan yang maksimal tapi tidak juga membuahkan hasil, bahkan Murai Batu gacoan kita malah sering bertingkah nakal ketika dilombakan.

Berikut ini beberapa perilaku negatif Murai Batu (MB) ketika dilombakan serta faktor-faktor penyebabnya secara umum:

• Murai Batu (MB) tidak berkicau dan hanya loncat-loncat saja tanpa bersuara sedikitpun dengan paruh mangap. Hal itu kemungkinan karena Murai Batu belum siap dibawa ke lapangan dan masih belum bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi lapangan (demam panggung).

Hal itu wajar terjadi dan umumnya terjadi pada Murai Batu (MB) yang masih berusia muda dan Murai Batu setengah jadi yang secara mental belum siap untuk dilombakan.

• Murai Batu (MB) bertingkah galak mengejar-ngejar musuh dengan menabrak jeruji sangkar dan sesekali berdiri tegak di plangkringan sambil memainkan ekornya dengan hanya sesekali berkicau.

Jika Murai Batu (MB) bertingkah demikian, itu artinya Murai Batu tersebut memiliki karakter fighter tinggi tapi belum kondisi sehingga emosinya tidak stabil.

Murai Batu (MB) dengan karakter seperti itulah yang dapat tampil gila dilapangan jika sudah menemukan settingan yang tepat. Emosinya yang meluap-luap tersebut bisa diredam dengan intensitas mandi lebih sering, minim jemur, pengumbaran dan pemberian Ekstra fooding (EF) yang tepat seperti jangkrik, kroto, cacing, ulat daun pisang, ulat bambu (cilung), dan tentunya tanpa ulat hongkong (UH).

• Murai Batu (MB) terlihat membuka sayap dan lebih sering turun ke dasar sangkar tanpa bersuara sedikitpun. Hal itu disebabkan karena Murai Batu tersebut sedang tidak kondisi dan tidak siap untuk bertarung.

• Murai Batu (MB) lambat panas, awalnya hanya diam kemudian setelah beberapa saat baru bereaksi muncul sifat fighternya dan baru mulai berkicau mengeluarkan materi lagunya. Hal itu disebabkan karena Murai Batu tersebut kurang emosi, jadi ketika naik gantangan tidak bisa langsung ON.

Hal itu bisa disiasati dengan menambah durasi penjemuran dan memberikan menu Ekstra fooding (EF) yang bersifat panas seperti ulat hongkong (UH) atau larva tawon sebelum naik gantangan. Selain itu untuk perawatan hariannya sebaiknya lebih banyak dikerodong (full kerodong).

• Murai Batu (MB) terlihat bergaya siap tarung dengan berdiri tegak membusungkan dada tapi hanya ngeriwik saja sambil menundukkan kepalanya berulang-ulang (sujud).

Gaya seperti itu adalah gaya Murai Batu (MB) untuk merayu betina. Jika Murai Batu bertingkah seperti itu, kemungkinan Murai Batu tersebut dalam kondisi over birahi (OB).

Solusinya:
- Pangkas porsi pemberian Ekstra fooding (EF) terutama kroto, dan tambahkan ulat hongkong (UH) dalam menu EF harian dan untuk settingan lomba.
- Kurangi mandi dan tambah durasi penjemuran untuk mendongkrak emosinya.
- Full kerodong.

• Murai Batu (MB) berkicau tapi dengan lagu yang diulang-ulang (ngeban). Hal itu bisa disebabkan karena Murai Batu tersebut belum siap dilombakan, atau tidak dalam kondisi top perform sehingga tidak memiliki cukup stamina untuk bertarung. Penyebab lainnya bisa karena kehabisan materi lagu karena kurangnya pemasteran.

• Murai Batu (MB) hanya diam membisu dan mematung ketika digantang. Hal itu mengindikasikan jika Murai Batu tersebut mentalnya sudah drop, dan untuk mengembalikan performanya seperti kondisi semula akan membutuhkan waktu yang relatif cukup lama.

Hal itu sering terjadi jika  Murai Batu (MB) bertemu/berhadapan dengan lawan yang super fighter dan berkarakter menekan.

Baca juga:

Keistimewaan Murai Batu (MB) kaki hitam dan paruh celah

Ciri-ciri fisik/Katuranggan Murai Batu (MB) bermental petarung

Pentingnya terapi kandang umbaran untuk Murai Batu (MB)

Demikian sedikit informasi tentang "Beberapa perilaku negatif Murai Batu saat dilapangan". Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel Blog ini yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Suasana lomba Murai Batu (MB)