Sabtu, 13 Oktober 2018

 Pidato Bahasa Arab Perihal Menuntut Ilmu Dan Artinya

Pidato Bahasa Arab Perihal Menuntut Ilmu Dan Artinya

Sahabat yang supaya selalu dalam lindungan Allah -ta'ala-. Pidato dalam bahasa Arab merupakan salah satu materi yang dipelajari dalam sastranya. Banyak literatur yang meriwayatkan beberapa referensi orasi yang tercatat dalam sejarah bangsa Arab.

Sebagaimana suatu suku merasa terangkat jikalau muncul dari kalangan mereka seorang penyair, begitu pula jikalau ada orang yang hebat dalam berorasi. Karena pidato bukan hanya sekedar berbicara di depan umum, namun membutuhkan kecakapan dan keahlian.

Keahlian dalam memberikan suatu hal dengan pengolahan kata yang elok disertai penyampaian yang sederhana dan lugas, namun mempunyai makna yang berpengaruh dan mengena. Kemampuan itulah yang disebut balaghah ( البَلاَغَةُ ). Pidato di zaman jahiliyah sering dipakai untuk memberi nasehat atau berisi seruan untuk keluar berperang.
 yang supaya selalu dalam lindungan Allah   Pidato Bahasa Arab Perihal Menuntut Ilmu Dan Artinya
via Pixabay
Di antara orator ( خَطِيْبٌ جـ خُطَبَاءُ ) ulung mereka yaitu Quss bin Saidah Al-Iyadi. Ialah yang pertama kali mempelopori berkhutbah sambil memegang tongkat. Orasi terkenalnya yaitu ajakannya untuk kembali ke aliran (millah) Ibrahim -'alaihis salaam- yang disampaikan di pasar Ukaz.

Baca juga: Quss bin Saidah, dan Orasi Terkenalnya di Pasar Ukaz.

Dan di sana ada juga Hani bin Mas'ud Asy-Syaibani. Orasinya telah berhasil mengkremasi semangat bangsa Arab sehingga mereka berhasil mengalahkan imperium Persia dalam sebuah pertempuran yang disebut Dzi Qaar. Dan itu yaitu kemenangan pertama bangsa Arab terhadap Persia.

Dan masih banyak khutaba (orator) handal lainnya. Di sini saya tidak sedang akan membahas perjalanan sejarah sastra Arab. Ini hanyalah prolog postingan ini, supaya Anda mempunyai citra mengapa saya menyajikan kategori khutbah atau pidato di blog ini.

Insyaallah nanti suatu saat, dan supaya Allah memperlihatkan fasilitas kepada saya supaya bisa memposting isi orasi Qis bin Saidah atau Hani bin Mas'ud di blog ini. Adapun pada kesempatan ini, saya akan menyebarkan kepada Anda referensi pidato bahasa Arab perihal menuntut ilmu.

Pidato yang akan Anda baca di bawah ini yaitu murni hasil karya goresan pena saya. Jadi, jikalau Anda suatu ketika menemukan postingan yang menyerupai dengannya, maka jangan ragu menyampaikan itu yaitu plagiat dari goresan pena ini. Hehe...

Terus jelas saja, banyak blogger abal-abal di sana yang memposting ulang beberapa goresan pena saya tanpa menyertakan sumbernya. Alhamdulillah 'ala kulli haal. Langsung saja, selamat membacanya.

الـحَمْدُ للهِ ، الـحَمْدُ للهِ الَّذِي رَفَعَ قَدْرَ العِلْمِ وَالعُلَمَاءِ ، أَحْـمَدُهُ - سُبْحَانَهُ - وَأَشْكُرُهُ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ القَائِلُ : {إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ }[فَاطِر: 28] ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ القَائِلُ : «وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الـجَنَّةِ» ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الأَوْفِيَاءِ
Segala puji bagi Allah, segala puji bagi Allah yang telah memuliakan ilmu dan ulama, saya memuji-Nya, serta menyukuri-Nya dalam keadaan lapang maupun sempit, saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah melainkan Allah yang tiada sekutu bagi-Nya yang berfirman: "Sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah ulama", dan saya bersaksi bahwa tuan dan nabi kami Muhammad yaitu hamba dan utusan-Nya yang bersabda:" Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga", supaya Allah mencurahkan shalawat kepadanya, keluarga, dan sahabatnya yang setia.

: أَمَّا بَعْدُ
Amma ba'du :

أَيُّهَا الـحَفْلُ الكَرِيْـمُ ... أُحَيِّيْكُمْ بِتَحِيَّةِ الإِسْلَامِ ، تَـحِيَّةِ أَهْلِ السُنَّةِ وَالـجَمَاعَةِ ؛ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْـمَةُ اللهِ تَعَالَى وَبَرَكَاتُهُ
Hadirin yang mulia... Aku ingin memberi ucapan penghormatan Islam kepada kalian, penghormatan ahlussunnah wa jama'ah, assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

. العِلْمُ نُوْرٌ يُضِيْءُ الطَّرِيْقَ ، وَيَهْدِي السَّالِكِيْنَ ، وَهُوَ رَكِيْزَةُ رُقِيِّ الأُمَمِ وَتَقَدُّمِهَا
Ilmu yaitu cahaya yang menerangi jalan, dan menunjuki orang yang meniti jalan, dan beliau yaitu tonggak kemajuan umat.

 وَلَا يَـخْفَى عَلَى الكَثِيْرِ مِنَّا مَا لِلْعِلْمِ مِنْ أَهَـمِّيَةٍ وَفَضِيْلَةٍ . فَإِنَّ نُصُوْصَ الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ فِي فَضْلِ العِلْمِ وَالثَّنَاءِ عَلَى أَهْلِهِ وَالـحَثِّ عَلَى طَلَبِهِ كَثِيْرَةٌ مُتُوَافِرَةٌ
Sudah diketahui kebanyakan dari kita akan pentingnya ilmu dan keutamaannya. Sesungguhnya nash-nash dari Al-Quran dan As-Sunnah yang berbicara perihal keutamaan ilmu, kebanggaan terhadap hebat ilmu dan anjuran untuk menuntutnya sangatlah banyak.

وَأَعْنِي بِالعِلْمِ هُنَا ، هُوَ العِلْمُ الشَّرْعِي الـمُسْتَفَادُ مِنْ كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةُ رَسُوْلِهِ وَمَا قَالَهُ خُيْرُ القُرُوْنِ وُهُمُ الصَّحَابَةُ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ أَجْـمَعِيْنَ
Dan ilmu yang saya maksud di sini yaitu ilmu syar'i, yang bersumber dari kitab Allah, sunnah Rasul-Nya, dan apa yang dikatakan oleh generasi terbaik, yaitu sobat - supaya Allah meridhai mereka semua-.

: كَمَا قَالَ ابْنُ القَيِّمِ  رَحِـمَهُ اللهُ تَعَالَى فِي نُوْنِيَّتِهِ
العِلْمُ مَا قَالَ اللهُ وَقَالَ رَسُوْلُهُ *** قَالَ الصَّحَابَةُ هُمْ أُوْلُو العِرْفَانِ
Sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Qayyim -semoga Allah merahmatinya- di dalam Nuniyyahnya:
Ilmu yaitu apa yang Allah dan Rasul-Nya katakan...
(dan apa) yang sobat katakan, merekalah hebat ilmu...

وَالعِلْمُ رِفْعَةٌ لِصَاحِبِهِ وَدَرَجَاتٌ لَهُ فِي الدُّيْنَا وَالآخِرَةِ . قَالَ عَزَّ وَجَلَّ : ((يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا العِلْمَ دَرَجَاتٍ)) [الـمُجَادِلَةُ : 11] إِنَّـهَا لَدَرَجَاتٌ عَظِيْمَةٌ ، لَا يَعْرِفُ قَدْرَهَا إِلَّا رَبُّ الـجَلَالِ وَالعِزَّةِ
Ilmu yaitu kemuliaan bagi pemiliknya dan derajat yang tinggi di dunia dan akhirat. Allah -azza wa jalla- berfirman: "Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan yang diberi ilmu beberapa derajat".

وَلِأَنَّ اللهَ قَدْ رَفَعَ قَدْرَهُمْ وَأَعْلَى شَأْنَـهُمْ ، لِذَا فَلَا يُـمْكِنُ أَبَدًا أَنْ يَسْتَوِيَ العَالِـمُ وَالـجَاهِلُ .كَمَا قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ : ((قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ)) [الزُّمَر : 9]
Dan sebab Allah telah memuliakan dan meninggikan derajat mereka, maka mustahil sama sekali orang yang bakir itu sebanding dengan orang jahil. Sebagaiman yang Allah -jalla fii 'ulaahu- firmankan: "Katakanlah (wahai Muhammad), apakah sama antara orang yang mengetahui sama dengan orang yang tidak mengetahui".

فَقَدْ قَرَنَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَهْلَ العِلْمِ مَعَهَ فِي أَعْظَمِ مَشْهُوْدٌ لَهُ وَهُوَ كَلِمَةُ التَّوْحِيْدِ ، قَالَ تَعَالَى : ((شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالـمَلَائِكَةُ وَأُوْلُو العِلْمِ قَائِمًا بِالقِسْطِ)) [آل عِمْرَان : 18]. هَذِهِ مَنْزَلَةُ العُلَمَاءُ وَمَكانَتُهُمْ عِنْدَ اللهِ ، اِسْتَحَقُّوْهَا لِأَنَّـهُمْ قَدْ أَخَذُوا مِيْرَاثَ النُّبُوَّةِ بَـحَظٍّ وَافِرٍ
Allah -subhanahu wa ta'ala- telah menyandingkan hebat ilmu bersama-Nya dalam persaksian yang paling agung, yaitu kalimat tauhid, Dia -ta'ala- berfirman: "Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan keadilan. (juga menyatakan yang demikian itu) para Malaikat dan orang-orang yang berilmu". [QS. Ali Imran : 18]

... أَيُّهَا الـحَفْلُ الكَرِيْـمُ
Hadirin yang mulia...

إِذَا كَانَ العِلْمُ وَالعُلَمَاءُ بِـهَذَا الفَضْلِ وَالشَّرَفِ ، فَحَرِيٌّ بِالعَبْدِ السَّعْيُ وَالـحِرْصُ عَلَى طَلَبِهِ وَتَـحْصِيْلِهِ ، لِيَحْظَى بِـهَذِهِ الـخَيْرِيَّةِ وَلِيَكُوْنَ مِنْ زُمْرَةِ هَؤُلَاءِ الَّذِيْنَ تَسْتَغْفِرُ لَـهُمْ الـمَلَائِكَةُ وَالـحِيْتَانُ فِي البَحْرِ وَحَتَّى النَّمْلَةُ فِي جُحْرِهَا
Jika ilmu dan ulama sedemikian utama dan mulia, seharusnya seorang hamba berusaha dan berjuang gigih untuk menimba dan mendapatkannya, supaya beliau sanggup meraih kebaikan ini dan termasuk dari golongan yang dimintakan ampunan oleh malaikat, ikan di laut, dan bahkan semut di sarangnya.

إِنَّ الإِنْسَانَ خَلَقَهُ اللهُ لِأَمْرٍ عَظِيْمٍ وَغَايَةِ سَامِيَةٍ وَهُوَ تَـحْقِيْقُ العُبُوْدِيَّةِ وَإِفْرَادُ العِبَادَةِ لَهُ . وَهَذَا الـهَدَفُ لَا يُـمْكِنُ أَنْ يَتَحَقَّقَ إِلَّا عَنْ طَرِيْقِ طَلَبِ العِلْمِ الشَّرْعِيُّ .  إِذْ أَنَّ العِبَادَةَ أَمْرٌ تَوْقِيْفِيٌّ ، لَا تَأْتِي عَنْ هَوَى وِإِنَّـمَا وَحْيٌ مِنَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
Sesungguhnya insan Allah ciptakan untuk masalah yang agung dan tujuan yang mulia, yaitu mewujudkan penghambaan dan memurnikan ibadah kepada-Nya. Dan tujuan ini mustahil terwujud kecuali dengan jalan menuntut ilmu syar'i. Karena ibadah yaitu sebuah ketetapan, tidak menurut hawa nafsu, akan tetapi wahyu dari Allah -subhanahu wa ta'ala-.

وَلِـهَذَا كَانَ طَلَبُ العِلْمِ الشَّرْعِي أَمْرًا ضَرُوْرِيًّا ، بَلْ كَانَ وَاجِبًا عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ ، لِيُحَقِّقَ الغَايَةَ الَّتِي مِنْ أَجْلِهَا خُلِقَ . قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ» [رَوَاهُ ابْنُ مَاجَة]
Oleh alhasil menuntut ilmu sya'ri yaitu sebuah keharusan, bahkan wajib atas seorang muslim, supaya beliau bisa mewujudkan tujuan penciptaannya. Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Menuntut ilmu yaitu wajib atas setiap muslim". [HR. Ibnu Majah]

وَمِـمَّا يُشَجِّعُ النَّفْسَ عَلَى طَلَبِ العِلْمِ أَنَّ الفِقْهَ فِي الدِّيْنِ نِعْمَةٌ عَظِيْمَةٌ مِنْ اللهِ وَفَضْلٌ ، وَهُوَ مِنْ عَلَامَةِ إِرَادَةِ اللهِ سُبْحَانَهُ تَعَالَى بِعَبْدِهِ خَيْرًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
Di antara hal yang memotivasi jiwa untuk menuntut ilmu yaitu bahwa pemahaman terhadap agama merupakan nikmat yang agung dari Allah dan kemurahan-Nya, dan itu yaitu tanda bahwa Allah menginginkan kebaikan terhadap hamba-Nya di dunia dan akhirat.

يَقُوْلُ الـمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ» ]رَوَاهُ البُخَارِي وَمُسْلِمٌ]
Utusan terpilih (yaitu Muhammad) -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, Dia akan menjadikannya faham terhadap agama." [HR. Bukhari dan Muslim]

نَفْهَمُ مِنْهَ أَنَّ اللهَ إِذَا أَرَادَ بِعَبْدِهِ خَيْرًا ، فَإِنَّهُ سَيُوَفِّقُهُ لِلْعِلْمِ وَالفِقْهِ فِي الدِّيْنِ ، وَبِذَلِكَ سَيَنَالُ السَّعَادَةَ وَالفَوْزَ وَالفَلَاحِ
Kita memahami bahwa jikalau Allah mengehendaki kebaikan untuk hamba-Nya, Dia akan memberinya taufiq untuk mempunyai ilmu dan pemahaman terhadap agama, dan dengannya beliau akan mendapat kebahagiaan, kemenangan, dan keberuntungan.

فَيَنْبَغِي لِلْعَبْدِ السَّعْيُ وَالـجِهَادُ فِي أَنْ يَـجْعَلَ نَفْسَهُ فِي مَسْلَكٍ يَلْتَمِسُ فِيْهَ العِلْمَ الشَّرْعِيَّ وَهُوَ الـهُدَى الَّذِي بُعِثَ بِهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Maka seyogyanya seorang hamba berusaha dan bersunguh-sungguh untuk menempatkan dirinya pada sebuah jalan yang di sana beliau mencari ilmu syar'i, yang mana itu yaitu petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam-.

وَمَنْ كَانَ هَذَا سَعْيُهُ فَهُوَ فِي خَيْرٍ عَظِيْمٍ وَلْيَحْمَدِ اللهَ عَلَى ذَلِكَ ، وَهَذَا الطَّرِيْقُ الَّذِي يَسْلُكُهُ فَإِنَّهُ سَيُوْصِلُهُ إِلَى الـمُسْتَقَرِّ الأَبَدِيِّ وَهُوَ الـجَنَّةِ
Dan siapa saja yang usahanya menyerupai ini, maka beliau berada dalam kebaikan yang agung, dan hendaklah beliau mensyukurinya, dan jalan yang beliau tempuh inilah yang akan menghantarkannya ke kawasan tinggal abadi, yaitu surga.

وَقَدْ ضَمِنَ الرَّسُوْلُ - صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ – عَلَى مَنْ يَسْلُكُ مِثْلَ هَذَا الطَّرِيْق أَنَّهُ سَيُيَسَّرُ لَهُ الوُصُوْلُ وَالدُّخُوْلُ فِيْهَا . قَالَ الـمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الـجَنَّةَ»
Dan Rasul -shalaawatullahi wa salaamuhu 'alaihi- telah menjamin siapa saja yang menempuh jalan menyerupai ini, beliau akan dimudahkan untuk hingga dan memasukinya. Al-Musthafa -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Siapa saja yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga".

... أَيُّهَا الـحَفْلُ الكَرِيْـمُ
Hadirin yang mulia...

هَذَا مَا يُـمْكِنُ تَقْدِيْـمُهُ لَكُمْ فِي هَذِهِ العُجَالَةِ ، وَلَكُمْ مِنَّا جَزِيْلُ الشُّكْرِ عَلَى بَالِغِ اهْتِمَامِكُمْ وَحُسْنِ إِصْغَائِكُمْ . وَأُقَدِّمُ لَكُمُ اعْتِذَارِي عَلَى عَدَمَ اسْتِيْفَاءِ الـمَطْلُوْبِ لِأَنِّي صَغِيْرٌ قَلِيْلُ البِضَاعَةِ تُعْرَضُ عَلَيْكُمْ
Ini yang bisa disampaikan kepada hadirin pada waktu yang singkat ini, dari kami untuk hadirin terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala perhatiannya. Dan saya meminta maaf atas penyampaian yang tidak sesuai harapan, sebab saya pemula yang sedikit 'barang dagangan' yang bisa ditawarkan kepada hadirin.

فَمَا كَانَ مِنْ صَوَابٍ فَمِنَ اللهِ وَخُذُوْهُ وَاسْتَمْسِكُوْا بِهِ . وَمَا كَانَ مِنْ خَطَأٍ وَمُـخَالَفَةٍ لِلْحَقِّ فَاطْرَحُوْهُ عَرْضَ الـحَائِطِ . هَذَا وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ
ِApa yang baik datangnya dari Allah, ambillah dan peganglah kuat-kuat. Dan apa yang salah dan menyelisihi kebenaran, buanglah jauh-jauh. Demikian, supaya Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada Muhammad, keluarga, dan sahabatnya. Dan selesai perkataan kami yaitu alhamdulillahi rabbil'aalamiin.

. وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْـمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Demikian referensi pidato singkat bahasa Arab (666 kata) perihal menuntut ilmu dalam bahasa Arab dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Insyaallah kedepannya saya akan menyajikan tema yang lainnya.

Semoga goresan pena ini bermanfaat. Jika ada kesalahan penulisan, mohon saya diingatkan. Sebelumnya saya mohon maaf sebab tidak bisa menulis karakter latinnya, terima kasih atas kunjungannya, wa jazaakumullahu khairan.
 Pidato Bahasa Arab Perihal Menuntut Ilmu Dan Artinya

Pidato Bahasa Arab Perihal Menuntut Ilmu Dan Artinya

Sahabat yang supaya selalu dalam lindungan Allah -ta'ala-. Pidato dalam bahasa Arab merupakan salah satu materi yang dipelajari dalam sastranya. Banyak literatur yang meriwayatkan beberapa referensi orasi yang tercatat dalam sejarah bangsa Arab.

Sebagaimana suatu suku merasa terangkat jikalau muncul dari kalangan mereka seorang penyair, begitu pula jikalau ada orang yang hebat dalam berorasi. Karena pidato bukan hanya sekedar berbicara di depan umum, namun membutuhkan kecakapan dan keahlian.

Keahlian dalam memberikan suatu hal dengan pengolahan kata yang elok disertai penyampaian yang sederhana dan lugas, namun mempunyai makna yang berpengaruh dan mengena. Kemampuan itulah yang disebut balaghah ( البَلاَغَةُ ). Pidato di zaman jahiliyah sering dipakai untuk memberi nasehat atau berisi seruan untuk keluar berperang.
 yang supaya selalu dalam lindungan Allah   Pidato Bahasa Arab Perihal Menuntut Ilmu Dan Artinya
via Pixabay
Di antara orator ( خَطِيْبٌ جـ خُطَبَاءُ ) ulung mereka yaitu Quss bin Saidah Al-Iyadi. Ialah yang pertama kali mempelopori berkhutbah sambil memegang tongkat. Orasi terkenalnya yaitu ajakannya untuk kembali ke aliran (millah) Ibrahim -'alaihis salaam- yang disampaikan di pasar Ukaz.

Baca juga: Quss bin Saidah, dan Orasi Terkenalnya di Pasar Ukaz.

Dan di sana ada juga Hani bin Mas'ud Asy-Syaibani. Orasinya telah berhasil mengkremasi semangat bangsa Arab sehingga mereka berhasil mengalahkan imperium Persia dalam sebuah pertempuran yang disebut Dzi Qaar. Dan itu yaitu kemenangan pertama bangsa Arab terhadap Persia.

Dan masih banyak khutaba (orator) handal lainnya. Di sini saya tidak sedang akan membahas perjalanan sejarah sastra Arab. Ini hanyalah prolog postingan ini, supaya Anda mempunyai citra mengapa saya menyajikan kategori khutbah atau pidato di blog ini.

Insyaallah nanti suatu saat, dan supaya Allah memperlihatkan fasilitas kepada saya supaya bisa memposting isi orasi Qis bin Saidah atau Hani bin Mas'ud di blog ini. Adapun pada kesempatan ini, saya akan menyebarkan kepada Anda referensi pidato bahasa Arab perihal menuntut ilmu.

Pidato yang akan Anda baca di bawah ini yaitu murni hasil karya goresan pena saya. Jadi, jikalau Anda suatu ketika menemukan postingan yang menyerupai dengannya, maka jangan ragu menyampaikan itu yaitu plagiat dari goresan pena ini. Hehe...

Terus jelas saja, banyak blogger abal-abal di sana yang memposting ulang beberapa goresan pena saya tanpa menyertakan sumbernya. Alhamdulillah 'ala kulli haal. Langsung saja, selamat membacanya.

الـحَمْدُ للهِ ، الـحَمْدُ للهِ الَّذِي رَفَعَ قَدْرَ العِلْمِ وَالعُلَمَاءِ ، أَحْـمَدُهُ - سُبْحَانَهُ - وَأَشْكُرُهُ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ القَائِلُ : {إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ }[فَاطِر: 28] ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ القَائِلُ : «وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الـجَنَّةِ» ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الأَوْفِيَاءِ
Segala puji bagi Allah, segala puji bagi Allah yang telah memuliakan ilmu dan ulama, saya memuji-Nya, serta menyukuri-Nya dalam keadaan lapang maupun sempit, saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah melainkan Allah yang tiada sekutu bagi-Nya yang berfirman: "Sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah ulama", dan saya bersaksi bahwa tuan dan nabi kami Muhammad yaitu hamba dan utusan-Nya yang bersabda:" Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga", supaya Allah mencurahkan shalawat kepadanya, keluarga, dan sahabatnya yang setia.

: أَمَّا بَعْدُ
Amma ba'du :

أَيُّهَا الـحَفْلُ الكَرِيْـمُ ... أُحَيِّيْكُمْ بِتَحِيَّةِ الإِسْلَامِ ، تَـحِيَّةِ أَهْلِ السُنَّةِ وَالـجَمَاعَةِ ؛ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْـمَةُ اللهِ تَعَالَى وَبَرَكَاتُهُ
Hadirin yang mulia... Aku ingin memberi ucapan penghormatan Islam kepada kalian, penghormatan ahlussunnah wa jama'ah, assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

. العِلْمُ نُوْرٌ يُضِيْءُ الطَّرِيْقَ ، وَيَهْدِي السَّالِكِيْنَ ، وَهُوَ رَكِيْزَةُ رُقِيِّ الأُمَمِ وَتَقَدُّمِهَا
Ilmu yaitu cahaya yang menerangi jalan, dan menunjuki orang yang meniti jalan, dan beliau yaitu tonggak kemajuan umat.

 وَلَا يَـخْفَى عَلَى الكَثِيْرِ مِنَّا مَا لِلْعِلْمِ مِنْ أَهَـمِّيَةٍ وَفَضِيْلَةٍ . فَإِنَّ نُصُوْصَ الكِتَابِ وَالسُّنَّةِ فِي فَضْلِ العِلْمِ وَالثَّنَاءِ عَلَى أَهْلِهِ وَالـحَثِّ عَلَى طَلَبِهِ كَثِيْرَةٌ مُتُوَافِرَةٌ
Sudah diketahui kebanyakan dari kita akan pentingnya ilmu dan keutamaannya. Sesungguhnya nash-nash dari Al-Quran dan As-Sunnah yang berbicara perihal keutamaan ilmu, kebanggaan terhadap hebat ilmu dan anjuran untuk menuntutnya sangatlah banyak.

وَأَعْنِي بِالعِلْمِ هُنَا ، هُوَ العِلْمُ الشَّرْعِي الـمُسْتَفَادُ مِنْ كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةُ رَسُوْلِهِ وَمَا قَالَهُ خُيْرُ القُرُوْنِ وُهُمُ الصَّحَابَةُ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ أَجْـمَعِيْنَ
Dan ilmu yang saya maksud di sini yaitu ilmu syar'i, yang bersumber dari kitab Allah, sunnah Rasul-Nya, dan apa yang dikatakan oleh generasi terbaik, yaitu sobat - supaya Allah meridhai mereka semua-.

: كَمَا قَالَ ابْنُ القَيِّمِ  رَحِـمَهُ اللهُ تَعَالَى فِي نُوْنِيَّتِهِ
العِلْمُ مَا قَالَ اللهُ وَقَالَ رَسُوْلُهُ *** قَالَ الصَّحَابَةُ هُمْ أُوْلُو العِرْفَانِ
Sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Qayyim -semoga Allah merahmatinya- di dalam Nuniyyahnya:
Ilmu yaitu apa yang Allah dan Rasul-Nya katakan...
(dan apa) yang sobat katakan, merekalah hebat ilmu...

وَالعِلْمُ رِفْعَةٌ لِصَاحِبِهِ وَدَرَجَاتٌ لَهُ فِي الدُّيْنَا وَالآخِرَةِ . قَالَ عَزَّ وَجَلَّ : ((يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا العِلْمَ دَرَجَاتٍ)) [الـمُجَادِلَةُ : 11] إِنَّـهَا لَدَرَجَاتٌ عَظِيْمَةٌ ، لَا يَعْرِفُ قَدْرَهَا إِلَّا رَبُّ الـجَلَالِ وَالعِزَّةِ
Ilmu yaitu kemuliaan bagi pemiliknya dan derajat yang tinggi di dunia dan akhirat. Allah -azza wa jalla- berfirman: "Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan yang diberi ilmu beberapa derajat".

وَلِأَنَّ اللهَ قَدْ رَفَعَ قَدْرَهُمْ وَأَعْلَى شَأْنَـهُمْ ، لِذَا فَلَا يُـمْكِنُ أَبَدًا أَنْ يَسْتَوِيَ العَالِـمُ وَالـجَاهِلُ .كَمَا قَالَ جَلَّ فِي عُلَاهُ : ((قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ)) [الزُّمَر : 9]
Dan sebab Allah telah memuliakan dan meninggikan derajat mereka, maka mustahil sama sekali orang yang bakir itu sebanding dengan orang jahil. Sebagaiman yang Allah -jalla fii 'ulaahu- firmankan: "Katakanlah (wahai Muhammad), apakah sama antara orang yang mengetahui sama dengan orang yang tidak mengetahui".

فَقَدْ قَرَنَ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَهْلَ العِلْمِ مَعَهَ فِي أَعْظَمِ مَشْهُوْدٌ لَهُ وَهُوَ كَلِمَةُ التَّوْحِيْدِ ، قَالَ تَعَالَى : ((شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالـمَلَائِكَةُ وَأُوْلُو العِلْمِ قَائِمًا بِالقِسْطِ)) [آل عِمْرَان : 18]. هَذِهِ مَنْزَلَةُ العُلَمَاءُ وَمَكانَتُهُمْ عِنْدَ اللهِ ، اِسْتَحَقُّوْهَا لِأَنَّـهُمْ قَدْ أَخَذُوا مِيْرَاثَ النُّبُوَّةِ بَـحَظٍّ وَافِرٍ
Allah -subhanahu wa ta'ala- telah menyandingkan hebat ilmu bersama-Nya dalam persaksian yang paling agung, yaitu kalimat tauhid, Dia -ta'ala- berfirman: "Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan keadilan. (juga menyatakan yang demikian itu) para Malaikat dan orang-orang yang berilmu". [QS. Ali Imran : 18]

... أَيُّهَا الـحَفْلُ الكَرِيْـمُ
Hadirin yang mulia...

إِذَا كَانَ العِلْمُ وَالعُلَمَاءُ بِـهَذَا الفَضْلِ وَالشَّرَفِ ، فَحَرِيٌّ بِالعَبْدِ السَّعْيُ وَالـحِرْصُ عَلَى طَلَبِهِ وَتَـحْصِيْلِهِ ، لِيَحْظَى بِـهَذِهِ الـخَيْرِيَّةِ وَلِيَكُوْنَ مِنْ زُمْرَةِ هَؤُلَاءِ الَّذِيْنَ تَسْتَغْفِرُ لَـهُمْ الـمَلَائِكَةُ وَالـحِيْتَانُ فِي البَحْرِ وَحَتَّى النَّمْلَةُ فِي جُحْرِهَا
Jika ilmu dan ulama sedemikian utama dan mulia, seharusnya seorang hamba berusaha dan berjuang gigih untuk menimba dan mendapatkannya, supaya beliau sanggup meraih kebaikan ini dan termasuk dari golongan yang dimintakan ampunan oleh malaikat, ikan di laut, dan bahkan semut di sarangnya.

إِنَّ الإِنْسَانَ خَلَقَهُ اللهُ لِأَمْرٍ عَظِيْمٍ وَغَايَةِ سَامِيَةٍ وَهُوَ تَـحْقِيْقُ العُبُوْدِيَّةِ وَإِفْرَادُ العِبَادَةِ لَهُ . وَهَذَا الـهَدَفُ لَا يُـمْكِنُ أَنْ يَتَحَقَّقَ إِلَّا عَنْ طَرِيْقِ طَلَبِ العِلْمِ الشَّرْعِيُّ .  إِذْ أَنَّ العِبَادَةَ أَمْرٌ تَوْقِيْفِيٌّ ، لَا تَأْتِي عَنْ هَوَى وِإِنَّـمَا وَحْيٌ مِنَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
Sesungguhnya insan Allah ciptakan untuk masalah yang agung dan tujuan yang mulia, yaitu mewujudkan penghambaan dan memurnikan ibadah kepada-Nya. Dan tujuan ini mustahil terwujud kecuali dengan jalan menuntut ilmu syar'i. Karena ibadah yaitu sebuah ketetapan, tidak menurut hawa nafsu, akan tetapi wahyu dari Allah -subhanahu wa ta'ala-.

وَلِـهَذَا كَانَ طَلَبُ العِلْمِ الشَّرْعِي أَمْرًا ضَرُوْرِيًّا ، بَلْ كَانَ وَاجِبًا عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ ، لِيُحَقِّقَ الغَايَةَ الَّتِي مِنْ أَجْلِهَا خُلِقَ . قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ» [رَوَاهُ ابْنُ مَاجَة]
Oleh alhasil menuntut ilmu sya'ri yaitu sebuah keharusan, bahkan wajib atas seorang muslim, supaya beliau bisa mewujudkan tujuan penciptaannya. Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Menuntut ilmu yaitu wajib atas setiap muslim". [HR. Ibnu Majah]

وَمِـمَّا يُشَجِّعُ النَّفْسَ عَلَى طَلَبِ العِلْمِ أَنَّ الفِقْهَ فِي الدِّيْنِ نِعْمَةٌ عَظِيْمَةٌ مِنْ اللهِ وَفَضْلٌ ، وَهُوَ مِنْ عَلَامَةِ إِرَادَةِ اللهِ سُبْحَانَهُ تَعَالَى بِعَبْدِهِ خَيْرًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
Di antara hal yang memotivasi jiwa untuk menuntut ilmu yaitu bahwa pemahaman terhadap agama merupakan nikmat yang agung dari Allah dan kemurahan-Nya, dan itu yaitu tanda bahwa Allah menginginkan kebaikan terhadap hamba-Nya di dunia dan akhirat.

يَقُوْلُ الـمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ» ]رَوَاهُ البُخَارِي وَمُسْلِمٌ]
Utusan terpilih (yaitu Muhammad) -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, Dia akan menjadikannya faham terhadap agama." [HR. Bukhari dan Muslim]

نَفْهَمُ مِنْهَ أَنَّ اللهَ إِذَا أَرَادَ بِعَبْدِهِ خَيْرًا ، فَإِنَّهُ سَيُوَفِّقُهُ لِلْعِلْمِ وَالفِقْهِ فِي الدِّيْنِ ، وَبِذَلِكَ سَيَنَالُ السَّعَادَةَ وَالفَوْزَ وَالفَلَاحِ
Kita memahami bahwa jikalau Allah mengehendaki kebaikan untuk hamba-Nya, Dia akan memberinya taufiq untuk mempunyai ilmu dan pemahaman terhadap agama, dan dengannya beliau akan mendapat kebahagiaan, kemenangan, dan keberuntungan.

فَيَنْبَغِي لِلْعَبْدِ السَّعْيُ وَالـجِهَادُ فِي أَنْ يَـجْعَلَ نَفْسَهُ فِي مَسْلَكٍ يَلْتَمِسُ فِيْهَ العِلْمَ الشَّرْعِيَّ وَهُوَ الـهُدَى الَّذِي بُعِثَ بِهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Maka seyogyanya seorang hamba berusaha dan bersunguh-sungguh untuk menempatkan dirinya pada sebuah jalan yang di sana beliau mencari ilmu syar'i, yang mana itu yaitu petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam-.

وَمَنْ كَانَ هَذَا سَعْيُهُ فَهُوَ فِي خَيْرٍ عَظِيْمٍ وَلْيَحْمَدِ اللهَ عَلَى ذَلِكَ ، وَهَذَا الطَّرِيْقُ الَّذِي يَسْلُكُهُ فَإِنَّهُ سَيُوْصِلُهُ إِلَى الـمُسْتَقَرِّ الأَبَدِيِّ وَهُوَ الـجَنَّةِ
Dan siapa saja yang usahanya menyerupai ini, maka beliau berada dalam kebaikan yang agung, dan hendaklah beliau mensyukurinya, dan jalan yang beliau tempuh inilah yang akan menghantarkannya ke kawasan tinggal abadi, yaitu surga.

وَقَدْ ضَمِنَ الرَّسُوْلُ - صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ – عَلَى مَنْ يَسْلُكُ مِثْلَ هَذَا الطَّرِيْق أَنَّهُ سَيُيَسَّرُ لَهُ الوُصُوْلُ وَالدُّخُوْلُ فِيْهَا . قَالَ الـمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الـجَنَّةَ»
Dan Rasul -shalaawatullahi wa salaamuhu 'alaihi- telah menjamin siapa saja yang menempuh jalan menyerupai ini, beliau akan dimudahkan untuk hingga dan memasukinya. Al-Musthafa -shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Siapa saja yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga".

... أَيُّهَا الـحَفْلُ الكَرِيْـمُ
Hadirin yang mulia...

هَذَا مَا يُـمْكِنُ تَقْدِيْـمُهُ لَكُمْ فِي هَذِهِ العُجَالَةِ ، وَلَكُمْ مِنَّا جَزِيْلُ الشُّكْرِ عَلَى بَالِغِ اهْتِمَامِكُمْ وَحُسْنِ إِصْغَائِكُمْ . وَأُقَدِّمُ لَكُمُ اعْتِذَارِي عَلَى عَدَمَ اسْتِيْفَاءِ الـمَطْلُوْبِ لِأَنِّي صَغِيْرٌ قَلِيْلُ البِضَاعَةِ تُعْرَضُ عَلَيْكُمْ
Ini yang bisa disampaikan kepada hadirin pada waktu yang singkat ini, dari kami untuk hadirin terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala perhatiannya. Dan saya meminta maaf atas penyampaian yang tidak sesuai harapan, sebab saya pemula yang sedikit 'barang dagangan' yang bisa ditawarkan kepada hadirin.

فَمَا كَانَ مِنْ صَوَابٍ فَمِنَ اللهِ وَخُذُوْهُ وَاسْتَمْسِكُوْا بِهِ . وَمَا كَانَ مِنْ خَطَأٍ وَمُـخَالَفَةٍ لِلْحَقِّ فَاطْرَحُوْهُ عَرْضَ الـحَائِطِ . هَذَا وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ، وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ
ِApa yang baik datangnya dari Allah, ambillah dan peganglah kuat-kuat. Dan apa yang salah dan menyelisihi kebenaran, buanglah jauh-jauh. Demikian, supaya Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada Muhammad, keluarga, dan sahabatnya. Dan selesai perkataan kami yaitu alhamdulillahi rabbil'aalamiin.

. وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْـمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Demikian referensi pidato singkat bahasa Arab (666 kata) perihal menuntut ilmu dalam bahasa Arab dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Insyaallah kedepannya saya akan menyajikan tema yang lainnya.

Semoga goresan pena ini bermanfaat. Jika ada kesalahan penulisan, mohon saya diingatkan. Sebelumnya saya mohon maaf sebab tidak bisa menulis karakter latinnya, terima kasih atas kunjungannya, wa jazaakumullahu khairan.

Kamis, 04 Oktober 2018

 5 Pola Mukadimah Pidato Bahasa Arab [+ Cara Baca & Artinya]

5 Pola Mukadimah Pidato Bahasa Arab [+ Cara Baca & Artinya]

Sahabat yang supaya selalu dalam lindungan Allah -ta'ala-. Sudah semenjak usang saya berkeinginan menulis materi yang berkaitan perihal khutbah atau khotbah (versi baku KBBI).

Mengapa demikian?

Pertama: Karena khutbah/pidato/orasi merupakan salah satu cabang ilmu sastra Arab. Kaprikornus jikalau Anda berbicara bahasa Arab, mau tidak mau materi tersebut harus dimasukkan.

Kedua: Karena saya sangat menyukainya, dan saya banyak mencar ilmu bahasa Arab dari mendengar pidato-pidato berbahasa Arab. Bahkan saya pernah menulis ulang puluhan mukadimah khutbah dan doa penutupnya salah satu khatib Masjid Nabawi, Syaikh Abdulbari Ats-Tsubaiti ( عَبْدُ البَارِي الثُّبَيْتِي ) -hafizhahullahu ta'ala-.
 yang supaya selalu dalam lindungan Allah   5 Pola Mukadimah Pidato Bahasa Arab [+ Cara Baca & Artinya]
Oleh karenanya, melalui blog ini saya ingin menyebarkan kepada pembaca beberapa pengetahuan yang berkaitan dengan materi tersebut. Beberapa bulan yang lalu, saya sudah pernah memposting artikel contoh pidato bahasa Arab perihal menuntut ilmu. Dan insyaallah judul lainnya akan segera menyusul.

Dan meteri kali ini yaitu teladan mukadimah pidato bahasa Arab. Barangkali di antara pembaca ada yang mendapat kiprah untuk berceramah atau memperlihatkan kuliah tujuh menit (kultum) dan belum mempunyai simpanan hafalan kalimat pembuka dalam bahasa Arab, maka goresan pena ini yaitu solusinya.

Sebenarnya aneka macam mukadimah yang sanggup dibagi, namun mempertimbangkan panjangnya artikel ini, maka saya pilihkan beberapa saja yang dirasa masyhur di kalangan masyarakat. Langsung saja, selamat membaca.

Mukadimah Pertama

إِنَّ الـحَمْدَ للهِ ، نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ 

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَـمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللهُ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

أَمَّا بَعْدُ

Innal-hamda lillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu, wa na’uudzu billahi min syuruuri anfusinaa wa sayyi-aati a’maalinaa, man yahdihillahu falaa mudhilla lahu, wa man yudhlil falaa haadiya lahu, wa asyhadu allaa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu, 
...
...
...
amma ba’du

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, kami memuji-Nya, memohon proteksi dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami, barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang sanggup menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang sanggup memberinya petunjuk, saya bersaksi bahwasannya tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah saja, tidak ada sekutu baginya, dan saya bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad yaitu hamba dan utusan-Nya.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kau mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Hal sekalian manusia, bertakwalah kepada Rab-mu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah membuat isterinya, dan dari pada keduanya Allah memperkembang-biakkan pria dan wanita yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) nama-Nya kau saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) relasi silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjadi dan mengawasimu.” (QS. An-Nisa: 1)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kau kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, pasti Allah akan memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka gotong royong beliau telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 71-72)

amma ba’du

Mukadimah Kedua

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ ، فَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِـمِيْنَ ؛ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ أَرْسَلَهُ اللهُ رَحْـمَةً لِلْعَالَمِيْنَ ، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ الطَّاهِرَاتِ أُمَّهَاتِ الـمُؤْمِنِيْنَ ، وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الغُرِّ الـمَيَامِيْنِ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahi rabbil-‘aalamiina, wal-‘aaqibatu lil-muttaqiina, falaa 'udwaana illaa 'alazh-zhaalimiina; wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil-anbiyaa-i wal-mursaliina, nabiyyinaa wa habiibinaa muhammadin arsalahullahu rahmatan lil-‘aalamiina, wa ‘alaa azwaajihith-thaahiraati ummahaatil-mu`miniina, wa ‘alaa aalihith-thayyibiina wa ash-haabihil-ghurril-mayaamiini, wa man tabi’ahum bi-ihsaanin ilaa yawmid-diini, amma ba’du

Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam, kesudahan yang baik hanya milik orang-orang bertakwa, dan tidak ada permusuhan melainkan hanya kepada orang-orang zalim; Shalawat dan salam tercurahkan kepada nabi dan utusan paling mulia, nabi dan kekasih kita Muhammad yang Allah utus menjadi rahmat bagi semesta alam, kepada istri-istrinya yang suci, ibu-ibu kaum mukminin, keluarganya yang baik, sahabat-sahabatnya yang mulia dan diberkahi, dan kepada siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari pembalasan, amma ba’du

Versi Singkatnya:


الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahi rabbil-‘aalamiina, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil-anbiyaa-i wal-mursaliina, nabiyyinaa wa habiibinaa muhammadin, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iina, wa man tabi’ahum bi-ihsaanin ilaa yawmid-diini, amma ba’du


Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam tercurahkan kepada nabi dan utusan paling mulia, nabi dan kekasih kita Muhammad, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, dan kepada siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari pembalasan, amma ba’du

Mukadimah Ketiga

الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillahi wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa rasuulillahi wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa man waalaahu, amma ba’du

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam selalu tercurahkan atas utusan Allah, keluarga, sahabat, dan yang mencintainya, amma ba’du

Mukadimah Keempat

الـحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدَ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوَانِهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَإِخْوَانِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahi ‘alaa ihsaanihi, wasy-syukru lahu ‘alaa tawfiiqihi wam-tinaanihi, wa asyhadu allaa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lahu ta’zhiiman lisya`nihi, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhud-daa’ii ilaa ridhwaanihi, shallallaahu ‘alaihi wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ikhwaanihi wa sallama tasliiman katsiiran, amma ba’du

Segala puji hanya milik Allah atas kebaikan-Nya, segala syukur hanya kepada Allah atas taufiq dan karunia-Nya, saya bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya segala puji bagi-Nya, saya bersaksi pula bahwa Muhammad yaitu hamba dan utusan-Nya yang menyeru kepada keridhaan-Nya, supaya Allah mencurahkan shalawat dan salam yang melimpah kepadanya, keluarga, sahabat, dan pengikutnya, amma ba’du

Mukadimah Kelima

الـحَمْدُ للهِ وَحْدَهُ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنْ لَا نَبِيَّ وَلَا رَسُوْلَ بَعْدَهُ ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ بِـهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ ، أَمَا بَعْدُ

Alhamdulillahi wahdahu, wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa man laa nabiyya wa laa rasuula ba’dahu, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa man tabi’a bihudaahu ilaa yawmil-qiyaamati, amma ba’du

Segala puji hanya milik Allah semata, shalawat dan salam selalu tercurah kepada yang tidak ada nabi dan rasul setelahnya, kepada keluarga, sahabat, dan yang mengikuti petunjuknya sampai hari Kiamat, amma ba’du
Demikian sobat setia , 5 teladan kalimat pembuka (mukadimah) ceramah dalam bahasa Arab. Alhamdulillah telah saya lengkapi dengan cara membacanya dalam goresan pena latin, dan disertai pula dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

Itung-itung sekali mendayung dua pulau terlampaui. Selain sanggup menghafal mukadimah, Anda pun sanggup mempelajari kosakata bahasa Arab. Sekian, kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih atas kunjunganya, wa jazaakumullahu khairan.

Senin, 01 Oktober 2018

 Quss Bin Sa'idah, Dan Orasi Terkenalnya Di Pasar Ukaz

Quss Bin Sa'idah, Dan Orasi Terkenalnya Di Pasar Ukaz

Sahabat contoh pidato bahasa Arab perihal ilmu, saya sempat menyinggung pembahasan perihal sastra Arab yang diantaranya ialah khutbah atau orasi.

Salah satu orator dari bangsa Arab yang dikenal ialah Quss bin Saidah Al-Iyadi. Pada goresan pena tersebut saya sempat mengisyaratkan akan menulis orasinya pada postingan tersendiri. Dan yang ada di hadapan pembaca kini ialah akad tersebut.
 saya sempat menyinggung pembahasan perihal sastra Arab yang diantaranya ialah khutbah ata  Quss Bin Sa'idah, Dan Orasi Terkenalnya Di Pasar Ukaz
Sebelumnya perlu disinggung sedikit biografi singkat khatiib (orator) yang pertama kali mempelopori pengucapan ‘Amma ba’du’ sehabis membaca mukadimah (pembukaan) dalah khutbah.

Nama lengkap ia ialah Quss bin Saidah bin Hudzafah bin Zufar bin Iyad. Namun ada pendapat lain yang menyebutkan lebih panjang, yaitu Quss bin Saidah bin Amru bin Adi bin Malik bin Iid’aan bin An-Namir bin Wailah bin Ath-Thamtsan bin Udz Manat bin Yaqdum bin Afsha bin Da’ma bin Iyad. (Wikipedia)

Diriwatkan bahwa ia merupakan salah satu dari sekian orang-orang jahiliyah yang masih berpegang teguh dengan pemikiran Nabi Ibrahim -‘alaihissalam-. Beliau wafat tidak usang sebelum diutusnya Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.

Tidak hanya mempelopori pengucapan ‘Amma ba’du’ saja, tercatat ada beberapa hal yang ia ialah orang pertama yang melaksanakan atau mengatakannya, di antaranya adalah:

>> Berkhutbah sambil memegang tongkat.
>> Mengatakan ( مِنْ فُلَانٍ إِلَى فُلَانٍ ) “dari fulan untuk fulan”.
>> Mengatakan ( البَيِّنَةُ عَلَى الـمُدَّعِي ، وَاليَمِيْنُ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ ) yang artinya “Yang mengaku harus menawarkan bukti, dan yang menyangkal harus bersumpah”.

Sahabat yang budiman. Langsung saja, berikut ini salinan pidato Quss bin Saidah yang terkenal. Disampaikan di hadapan banyak orang yang berkumpul di Pasar Ukaz.

Ia mengajak insan untuk merenungi gejala kekuasaan Allah di muka bumi, dan meninggalkan sesembahan-sesembahan selain-Nya, dan kembali kepada pemikiran luhur dan murni dari nenek moyang mereka, Nabi Ibrahim -‘alaihissalam-. Selamat membaca dan belajar.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ! اِسْـمَعُوا وَعُوا ، وَإِذَا وَعيتُمْ فَانْتَفِعُوا
Wahai manusia! Dengarkan dan fahamilah, bila kalian faham, maka ambillah manfaatya.


إِنَّهُ مَنْ عَاشَ مَاتَ ، وَمَنْ مَاتَ فَاتَ ، وَكُلُّ مَا هُوَ آتٍ آتٍ ؛ مَطَرٌ وَنَبَاتٌ ، وَأَرْزَاقٌ وَأَقْوَاتٌ ، وَآبَاءٌ وَأُمَّهَاتٌ ، وَأَحْيَاءٌ وِأَمْوَاتٌ ، جَمْعٌ وَشَتَاتٌ ، وَآيَاتٌ بَعْدَ آيَاتٍ
Sungguh siapa yang hidup niscaya mati, siapa yang mati niscaya sirna, dan semua yang tiba niscaya datang; hujan dan tanaman, rezeki dan makanan, ayah dan ibu, orang hidup dan orang mati, persatuan dan perpecahan, dan tanda demi tanda.


إِنَّ فِي السَّمَاءِ لَـخَبَرًا ، وِإِنَّ فِي الأَرْضِ لَعِبَرًا ، لَيْلٌ دَاجٌ ، وَسَـمَاءٌ ذَاتُ أَبْرَاجٍ ، وَأَرْضٌ ذَاتُ فِجَاجٍ ، وِبِـحَارٌ ذَاتُ أَمْوَاجٍ
Sesungguhnya di langit ada pelajaran, dan sesungguhnya di bumi ada nasihat, malam yang kelam, langit bergugusan bintang, bumi nan luas, dan lautan bergelombang.


مَالِي أَرَى النَّاسَ يَذْهَبُوْنَ وَلَا يَرْجِعُوْنَ ؟ أَرَضُوا بِالـمُقَامِ فَأَقَامُوا ، أَمْ تُرِكُوا هُنَاكَ فَنَامُوا ؟
Ada apa dengan diriku melihat insan pergi dan tidak kembali? Apakah mereka suka tinggal kemudian menetap? Atau mereka ditinggal di sana kemudian tidur?


أَقْسَمَ قُسٌّ قَسَمًا حَقًّا لَا خَائِنًا فِيْهِ وَلَا آثِـمًا ، إِنَّ للهِ دِيْنًا هُوَ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ دِيْنِكُمُ الَّذِي أَنْتُمْ عَلَيْهِ وَنَبِيًّا قَدْ حَانَ حِيْنُهُ وَأَظَلَّكُمْ أَوَانُهُ وَأَدْرَكَكُمْ إِبَّانُهُ
Quss bersumpah dengan sumpah yang benar, tiada berkhianat atau berdosa, sesunggunya Allah mempunyai agama yang lebih Dia cintai dari agama yang kini kalian anut, dan Dia (memiliki) seorang nabi yang telah tiba dan bersahabat masa kedatangannya.


فَطُوْبَى لِمَنْ أَدْرَكُهُ فَآمَنَ بِهِ وَهَدَاهُ ! وَوَيْلٌ لِمَنْ خَالَفَهُ وَعَصَاهُ
Sungguh beruntung siapa yang mendapatinya, kemudian beriman dan diberi pentunjuk! Dan kecelekaan bagi siapa yang menyelisihi dan menentangnya.


ثُـمَّ قَالَ : تَبًّا لِأَرْبَابِ الغَفْلَةِ ، وَالأُمَمِ الـخَالِيَةِ ، وَالقُرُوْنِ الـمَاضِيَةِ
Kemudian ia berkata:
Celakalah orang-orang yang lalai, umat-umat yang telah berlalu, dan generasi-generasi pendahulu.


يَا مَعْشَرَ إِيَادٍ ! أَيْنَ الآبَاءُ وَالأَجْدَادُ ، وَأَيْنَ الـمَرِيْضُ وَالعُوَّادُ ، وَأَيْنَ الفَرَاعِنَةُ الشِّدَادُ ، أَيْنَ مَنْ بَنَى وَشَيَّدَ ، وَزَخْرَفَ وَنَـجَّدَ ؟
Wahai kaumku (keturunan) Iyad ! Dimanakah ayah dan nenek moyang (kalian) ? Dimanakah orang-orang sakit dan penjenguknya? Dimanakah Fir’aun-Fir’aun yang adikuasa? Dimanakah orang-orang yang telah membangun dan meninggikan, mendekorasi dan menghiasi (bangunannya)?


أَيْنَ الـمَالُ وَالوَلَدُ ، أَيْنَ مَنْ بَغَى وَطَغَى ، وَجَـمَعَ فَأَوْعَى وَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأَعْلَى ؟
Dimanakah harta dan anak keturunan? Dimanakah orang-orang yang jahat dan semena-mena, yang mengumpulkan (harta benda) dan menyimpannya, kemudian mengatakan, “Akulah Tuhan kalian yang maha tinggi”?


 أَلَـمْ يَكُوْنُوا أَكْثَرَ مِنْكُمْ أَمْوَالًا ، وَأَطْوَلَ مِنْكُمْ آجَالًا ؟
Bukankah mereka lebih harta bendanya daripada kalian, dan lebih panjang usianya?


طَحَنَهُمُ الثَّرَى بِكَلْكَلِهِ ، وَمَزَّقَهُمْ بِطُوْلِهِ ، فَتِلْكَ عِظَامُهُمْ بَالِيَةٌ ، وَبُيُوْتُـهُمْ خَاوِيَةٌ ، عَمَرَتْـهَا الذِّئَابُ العَاوِيَةُ
Bumi telah menggerus dan menghancurkan mereka, (lihatlah) tulang belulang mereka telah hancur, rumah-rumah mereka telah roboh, dan dihuni oleh serigala-serigala yang mengaum.


كَلَّا ، بَلْ هُوَ اللهُ الوَاحِدُ ، لَيْسَ بِوَالِدٍ وَلَا مَوْلُوْدٍ
Sama sekali tidak! Bahkan bahwasanya Dia ialah Allah Yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan.


ثُـمَّ أَنْشَأَ يَقُوْلُ :
Kemudian ia mengatakan:


فِي الذَّاهِبِيْنَ الأَوَّلِيْنَ --- مِنَ القُرُوْنِ لَنَا بَصَائِرْ
Pada orang-orang terdahulu yang telah mati ... dari generasi sebelumnya ada pelajaran untuk kita.


لَـمَّا رَأَيْتُ مَوَارِدًا --- لِلْمَوْتِ لَيْسَ لَـهَا مَصَادِرْ
Ketika saya melihat jalan-jalan ... menuju kematian yang tidak jalan kembalinya.


وَرَأَيْتُ قَوْمِي نَـحْوَهَا --- يَـمْضِي الأَصِاغِرُ وَالأَكَابِرْ
Aku melihat kaumku, besar maupun kecil, semua menuju kesana.


لَا يَرْجِعُ الـمَاضِي إِلَــــــــــيَّ --- وَلَا مِنَ البَاقِيْنَ غَابِرْ
Tidak akan kembali hari yang telah berlalu kepadaku ... Dan ditengah mereka yang masih hidup tidak ada keabadian.


أَيْقَنْتُ أَنِّي لَا مَحَالَةَ --- حَيْثُ صَارَ القُوْمُ صَائِرْ
Aku yakin bahwa saya pasti... menuju daerah yang telah dituju semua orang.
Demikian pidato bahasa Arab milik Quss bin Saidah dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Semoga sajian di atas sanggup diambil faedah dan manfaatnya, serta mengakibatkan Anda lebih cinta kepada bahasa Arab.

Kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih atas kunjunganya, wa jazaakumullahu khairan.
 Quss Bin Sa'idah, Dan Orasi Terkenalnya Di Pasar Ukaz

Quss Bin Sa'idah, Dan Orasi Terkenalnya Di Pasar Ukaz

Sahabat contoh pidato bahasa Arab perihal ilmu, saya sempat menyinggung pembahasan perihal sastra Arab yang diantaranya ialah khutbah atau orasi.

Salah satu orator dari bangsa Arab yang dikenal ialah Quss bin Saidah Al-Iyadi. Pada goresan pena tersebut saya sempat mengisyaratkan akan menulis orasinya pada postingan tersendiri. Dan yang ada di hadapan pembaca kini ialah akad tersebut.
 saya sempat menyinggung pembahasan perihal sastra Arab yang diantaranya ialah khutbah ata  Quss Bin Sa'idah, Dan Orasi Terkenalnya Di Pasar Ukaz
Sebelumnya perlu disinggung sedikit biografi singkat khatiib (orator) yang pertama kali mempelopori pengucapan ‘Amma ba’du’ sehabis membaca mukadimah (pembukaan) dalah khutbah.

Nama lengkap ia ialah Quss bin Saidah bin Hudzafah bin Zufar bin Iyad. Namun ada pendapat lain yang menyebutkan lebih panjang, yaitu Quss bin Saidah bin Amru bin Adi bin Malik bin Iid’aan bin An-Namir bin Wailah bin Ath-Thamtsan bin Udz Manat bin Yaqdum bin Afsha bin Da’ma bin Iyad. (Wikipedia)

Diriwatkan bahwa ia merupakan salah satu dari sekian orang-orang jahiliyah yang masih berpegang teguh dengan pemikiran Nabi Ibrahim -‘alaihissalam-. Beliau wafat tidak usang sebelum diutusnya Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.

Tidak hanya mempelopori pengucapan ‘Amma ba’du’ saja, tercatat ada beberapa hal yang ia ialah orang pertama yang melaksanakan atau mengatakannya, di antaranya adalah:

>> Berkhutbah sambil memegang tongkat.
>> Mengatakan ( مِنْ فُلَانٍ إِلَى فُلَانٍ ) “dari fulan untuk fulan”.
>> Mengatakan ( البَيِّنَةُ عَلَى الـمُدَّعِي ، وَاليَمِيْنُ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ ) yang artinya “Yang mengaku harus menawarkan bukti, dan yang menyangkal harus bersumpah”.

Sahabat yang budiman. Langsung saja, berikut ini salinan pidato Quss bin Saidah yang terkenal. Disampaikan di hadapan banyak orang yang berkumpul di Pasar Ukaz.

Ia mengajak insan untuk merenungi gejala kekuasaan Allah di muka bumi, dan meninggalkan sesembahan-sesembahan selain-Nya, dan kembali kepada pemikiran luhur dan murni dari nenek moyang mereka, Nabi Ibrahim -‘alaihissalam-. Selamat membaca dan belajar.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ! اِسْـمَعُوا وَعُوا ، وَإِذَا وَعيتُمْ فَانْتَفِعُوا
Wahai manusia! Dengarkan dan fahamilah, bila kalian faham, maka ambillah manfaatya.


إِنَّهُ مَنْ عَاشَ مَاتَ ، وَمَنْ مَاتَ فَاتَ ، وَكُلُّ مَا هُوَ آتٍ آتٍ ؛ مَطَرٌ وَنَبَاتٌ ، وَأَرْزَاقٌ وَأَقْوَاتٌ ، وَآبَاءٌ وَأُمَّهَاتٌ ، وَأَحْيَاءٌ وِأَمْوَاتٌ ، جَمْعٌ وَشَتَاتٌ ، وَآيَاتٌ بَعْدَ آيَاتٍ
Sungguh siapa yang hidup niscaya mati, siapa yang mati niscaya sirna, dan semua yang tiba niscaya datang; hujan dan tanaman, rezeki dan makanan, ayah dan ibu, orang hidup dan orang mati, persatuan dan perpecahan, dan tanda demi tanda.


إِنَّ فِي السَّمَاءِ لَـخَبَرًا ، وِإِنَّ فِي الأَرْضِ لَعِبَرًا ، لَيْلٌ دَاجٌ ، وَسَـمَاءٌ ذَاتُ أَبْرَاجٍ ، وَأَرْضٌ ذَاتُ فِجَاجٍ ، وِبِـحَارٌ ذَاتُ أَمْوَاجٍ
Sesungguhnya di langit ada pelajaran, dan sesungguhnya di bumi ada nasihat, malam yang kelam, langit bergugusan bintang, bumi nan luas, dan lautan bergelombang.


مَالِي أَرَى النَّاسَ يَذْهَبُوْنَ وَلَا يَرْجِعُوْنَ ؟ أَرَضُوا بِالـمُقَامِ فَأَقَامُوا ، أَمْ تُرِكُوا هُنَاكَ فَنَامُوا ؟
Ada apa dengan diriku melihat insan pergi dan tidak kembali? Apakah mereka suka tinggal kemudian menetap? Atau mereka ditinggal di sana kemudian tidur?


أَقْسَمَ قُسٌّ قَسَمًا حَقًّا لَا خَائِنًا فِيْهِ وَلَا آثِـمًا ، إِنَّ للهِ دِيْنًا هُوَ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ دِيْنِكُمُ الَّذِي أَنْتُمْ عَلَيْهِ وَنَبِيًّا قَدْ حَانَ حِيْنُهُ وَأَظَلَّكُمْ أَوَانُهُ وَأَدْرَكَكُمْ إِبَّانُهُ
Quss bersumpah dengan sumpah yang benar, tiada berkhianat atau berdosa, sesunggunya Allah mempunyai agama yang lebih Dia cintai dari agama yang kini kalian anut, dan Dia (memiliki) seorang nabi yang telah tiba dan bersahabat masa kedatangannya.


فَطُوْبَى لِمَنْ أَدْرَكُهُ فَآمَنَ بِهِ وَهَدَاهُ ! وَوَيْلٌ لِمَنْ خَالَفَهُ وَعَصَاهُ
Sungguh beruntung siapa yang mendapatinya, kemudian beriman dan diberi pentunjuk! Dan kecelekaan bagi siapa yang menyelisihi dan menentangnya.


ثُـمَّ قَالَ : تَبًّا لِأَرْبَابِ الغَفْلَةِ ، وَالأُمَمِ الـخَالِيَةِ ، وَالقُرُوْنِ الـمَاضِيَةِ
Kemudian ia berkata:
Celakalah orang-orang yang lalai, umat-umat yang telah berlalu, dan generasi-generasi pendahulu.


يَا مَعْشَرَ إِيَادٍ ! أَيْنَ الآبَاءُ وَالأَجْدَادُ ، وَأَيْنَ الـمَرِيْضُ وَالعُوَّادُ ، وَأَيْنَ الفَرَاعِنَةُ الشِّدَادُ ، أَيْنَ مَنْ بَنَى وَشَيَّدَ ، وَزَخْرَفَ وَنَـجَّدَ ؟
Wahai kaumku (keturunan) Iyad ! Dimanakah ayah dan nenek moyang (kalian) ? Dimanakah orang-orang sakit dan penjenguknya? Dimanakah Fir’aun-Fir’aun yang adikuasa? Dimanakah orang-orang yang telah membangun dan meninggikan, mendekorasi dan menghiasi (bangunannya)?


أَيْنَ الـمَالُ وَالوَلَدُ ، أَيْنَ مَنْ بَغَى وَطَغَى ، وَجَـمَعَ فَأَوْعَى وَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأَعْلَى ؟
Dimanakah harta dan anak keturunan? Dimanakah orang-orang yang jahat dan semena-mena, yang mengumpulkan (harta benda) dan menyimpannya, kemudian mengatakan, “Akulah Tuhan kalian yang maha tinggi”?


 أَلَـمْ يَكُوْنُوا أَكْثَرَ مِنْكُمْ أَمْوَالًا ، وَأَطْوَلَ مِنْكُمْ آجَالًا ؟
Bukankah mereka lebih harta bendanya daripada kalian, dan lebih panjang usianya?


طَحَنَهُمُ الثَّرَى بِكَلْكَلِهِ ، وَمَزَّقَهُمْ بِطُوْلِهِ ، فَتِلْكَ عِظَامُهُمْ بَالِيَةٌ ، وَبُيُوْتُـهُمْ خَاوِيَةٌ ، عَمَرَتْـهَا الذِّئَابُ العَاوِيَةُ
Bumi telah menggerus dan menghancurkan mereka, (lihatlah) tulang belulang mereka telah hancur, rumah-rumah mereka telah roboh, dan dihuni oleh serigala-serigala yang mengaum.


كَلَّا ، بَلْ هُوَ اللهُ الوَاحِدُ ، لَيْسَ بِوَالِدٍ وَلَا مَوْلُوْدٍ
Sama sekali tidak! Bahkan bahwasanya Dia ialah Allah Yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan.


ثُـمَّ أَنْشَأَ يَقُوْلُ :
Kemudian ia mengatakan:


فِي الذَّاهِبِيْنَ الأَوَّلِيْنَ --- مِنَ القُرُوْنِ لَنَا بَصَائِرْ
Pada orang-orang terdahulu yang telah mati ... dari generasi sebelumnya ada pelajaran untuk kita.


لَـمَّا رَأَيْتُ مَوَارِدًا --- لِلْمَوْتِ لَيْسَ لَـهَا مَصَادِرْ
Ketika saya melihat jalan-jalan ... menuju kematian yang tidak jalan kembalinya.


وَرَأَيْتُ قَوْمِي نَـحْوَهَا --- يَـمْضِي الأَصِاغِرُ وَالأَكَابِرْ
Aku melihat kaumku, besar maupun kecil, semua menuju kesana.


لَا يَرْجِعُ الـمَاضِي إِلَــــــــــيَّ --- وَلَا مِنَ البَاقِيْنَ غَابِرْ
Tidak akan kembali hari yang telah berlalu kepadaku ... Dan ditengah mereka yang masih hidup tidak ada keabadian.


أَيْقَنْتُ أَنِّي لَا مَحَالَةَ --- حَيْثُ صَارَ القُوْمُ صَائِرْ
Aku yakin bahwa saya pasti... menuju daerah yang telah dituju semua orang.
Demikian pidato bahasa Arab milik Quss bin Saidah dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Semoga sajian di atas sanggup diambil faedah dan manfaatnya, serta mengakibatkan Anda lebih cinta kepada bahasa Arab.

Kurang lebihnya mohon maaf, terima kasih atas kunjunganya, wa jazaakumullahu khairan.